Tandai Typo
*
Vote & comment
*
Happy Reading
Wahana bernama kora-kora tersebut berayun ke kana dan ke kiri begitu cepat.
Nasya yang memang pada dasarnya penakut pun mencengkram kuat jaket yang Rian kenakan. Sedangkan Fitri sudah menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Niko.
Untung saja mereka tidak jadi duduk di paling ujung. Walau sudah memaksa tapi pada akhirnya kedua gadis itu mengalah pada Niko dan Rian lalu menuruti perintahnya untuk duduk di posisi kedua ujung.
Rian dan Niko duduk di pinggir sedangkan 2 gadis itu duduk di tengah, kebetulan kursinya hanya bisa di tempati oleh 4 orang.
"Udah ... mau pulang aja" lirih Nasya semakin menguatkan pegangannya.
"SUMPAH GUE GA MAU MATI!" Pekik Fitri kala wahana itu meninggi.
"GUE BELUM NIKAH SAMA JAEMIN YA ALLAH!"
"GAK MAU MATI! HUAAAA!"
"Udah UDAHHHHH!" Pekik gadis itu semakin menguat saja. Niko menggosok telinganya yang penging terkana pekikan gadis di sebelahnya.
"Pftt" demi apapun kedua pemuda itu sangat-sangat ingin tertawa.
Mereka juga sebenernya cukup ngeri apalagi saat wahana itu mulai meninggi rasanya seperti hendak tersungkur kedepan. Tapi, rasa itu hilang ketika keduanya melihat wajah ketakutan 2 gadis di sampingnya yang terlihat lucu.
"UDAH SUMPAH UDAH! YA ALLAH UDAH" pekik gadis itu dengan posisi kepala tenggelam pada dada bidang Niko.
"Yan ... udah, mau pulang" lirih Nasya lagi membuat Rian kesulitan menahan tawanya. Wahana itu mulai melambat, sebelum pada akhirnya berhenti.
"Udah selesai, Sya. Ayo turun" ajak Rian pada Nasya yang masih senantiasa memejamkan matanya.
Perlahan Nasya mulai membuka matanya, benar saja wahana itu sudah berhenti dan beberapa orang sudah turun.
Tangannya yang gemetar masih beruaha mencengkram kuat jaket milik Rian. Begitu juga dengan Fitri yang terus mengekori Niko seraya mencengkram jaketnya.
Kaki kedua gadis itu terasa lemas seperti tidak ada tenaga untuk berdiri, kepala meraka serasa berputar-putar. Nasya dan Fitri terduduk di tanah dengan nafas ngos-ngosan.
"Di situ aja takut. Tadi sok-sokan minta paling ujung," sindir Niko.
Fitri melempar asal kerikil yang ada di sekitarnya, "Diem lo bangke--wlek"
Gadis itu membungkam mulutnya, "Sialan, perut gue mual"
Saat ini rasanya semua isi tubuhnya meminta keluar. Perutnya seakan tengah di kocok-kocok dengan kuat.
Entah apa yang terjadi pada Nasya, gadis itu terdiam menunduk sambil memeluk kedua lututnya.
"Ayo makan bakso, gue yang bayar" ajak Rian.
"HOREEE" sorak Niko
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvyra
Novela JuvenilPencarian Vyra terhadap teman sekaligus cinta masa kecilnya yang ia kira akan membawa kebahagian justru membuat nya Selalu terjerumus kedalam jurang permasalahan Orang tua nya selalu menentang perjodohan yang mereka buat di masa lalu akibat keduanya...