Bagian-42

12 0 0
                                    

Tandai Typo
*
Vote & comment
*
Happy Reading

*****

Vyra, Diego dan Raid sudah sampai di rumah sakit tempat Zahra dirawat. Ketiganya bergegas menghampiri Alvaro yang terduduk sendirian di kursi, entah ke mana anggota Basis yang lain.

Melihat kedatangan mereka, Alvaro lantas berdiri. "Kenapa?" tanya pemuda itu lemas. "Lo tau di mana nyokap lo tinggal?" tanya Vyra langsung.


Alvaro menggeleng.

"Tapi lo bisa hubungin dia kan" potong Raid cepat.

"Ga langsung ke dia, gue berhubungan sama Mama lewat orang lagi" jawabnya santai.

"Ha?" beo ketiganya bersamaan karna tidak mengerti apa maksud dari perkataan Alvaro.

Alvaro menarik nafasnya sebentar, "Dulu Mamah ngasih satu nomor khusus ke gue sebelum dia pergi. Dia bilang hubungin kalo keadaan mendesak, tapi jangan pernah telpon cukup sms aja. Gue gak tau itu nomor siapa, intinya dia bilang itu bukan nomor dia" jelas Alvaro. Ketiganya mengangguk-angguk kecil.

Diego mendengus pelan, "Keadaan adek lo gimana? "

"Kata dokter sih udah mendingan, tapi belum sadar" jawabnya malas, tak lupa dengan tatapan tak suka yang sangat jelas terpancar dari mata Alvaro untuk Diego.

"Yaudah kalo gitu besok kita ke sini lagi" pamit Vyra mewakili yang lain. Alvaro mengangguk dan megantarkan ketiganya ke depan.

*****

Malam harinya, Vyra menyantap makan malamnya bersama abang dan adiknya. Besok Ayah dan Ibunya akan pulang, ia harus menyiapkan mental untuk sesuatu yang mungkin tidak ia duga.

"Abang denger kalian lagi nyelidikin soal kerusuhan pasar malam waktu itu ya? " tanya Darren memulai pembahasan berat, mungkin.

"Tau dari mana?"  tanya Vyra penasaran sekaligus curiga.

"Temen gue, Alvian"

Mendengar nama itu Vyra langsung teringat pada abangnya Fitri. Ya, sepertinya Darren berteman dekat dengan Bang Alvian.

Vyra berdehem pelan, "Terus?"

"Gue join boleh?"

Satu pertanyaan yang sukses membuat Vyra dan Raid tersedak secara bersamaan.
Darren bingung sendiri saat kedua adiknya terbatuk-batuk, ia Membantu Vyra dan Raid minum secara bergantian. Setelahnya mereka bertiga malah tertawa bersama mengingat bagaimana tadi Vyra dan Raid tersedak secara bersamaan.

"Gue serius" potong Darren membuat kedua adiknya langsung terdiam.

"Lo yakin?" tanya Vyra.

Darren mengagguk, "Pake banget"

"Lo serius?" tanya Raid meyakinkan.

Darren kembali mengangguk, "Duarius" Ucapnya seraya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Raid memutar bola matanya, "Alah, tar lo ngadu lagi ke mamah sama papah" ucapnya sinis seraya memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

ElvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang