Tandai Typo
*
Vote & comment
*
Happy Reading*****
Diego memarkirkan motornya di salah satu minimarket yang searah dengan rumahnya. Mengambil beberapa cemilan untuk kedua adiknya dan juga untuk dirinya sendiri. Lalu berjalan ke arah meja kasir untuk membayar semuanya.
"Ada yang lain?" Tanya si Mba kasir.
Diego menggeleng tanpa sepatah kata pun.
"Totalnya, Rp. 56.500,00 ya, Mas" ucapnya.Diego mengeluarkan satu kertas uang merah yang diterima baik oleh si Kasir.
Saat si Mbak Kasir tengah mencari kembalian, ujung mata Diego menangkap sosok preman berumur yang lewat di depan minimarket yang sepertinya ia kenali.Pemuda itu segera menyambar kantung keresek berisikan cemilan ia dan adiknya lalu bergegas keluar, si Mba Kasir pun terkejut di buatnya.
"Mas, kembaliannya!"
"Buat Mbak aja!" Jawab Diego dari luar minimarket.
Mbak Kasir itu mengucapkan terima kasih dengan pelan karena percuma jika ia berteriak pun, Diego sudah pergi.
Sedangkan itu, Diego celingak-celinguk mencari keberadaan preman yang ia lihat tadi.
Kembali, ujung matanya menangkap sosok siluet pria yang tadi ia lihat masuk ke sebuah gang gelap.
Pelan namun pasti, Diego mengendap-endap untuk mengikuti pria itu, ia berhenti di pinggir gang untuk menguping. Samar-sama Diego mendengar ramai sekali orang bersorak menyambut pria yang baru saja masuk gang.
Diego semakin menajamkan pendengarannya. Entahlah, ini sangat terbalik dengan sikapnya. Ia hanya merasa pernah melihat sosok pria tadi.
"Gimana-gimana? Lancar? Bayarannya gede pasti nih, bagilah" ucap seseorang dengan senang, yang lainnya hanya ikut tertawa.
Pria yang baru saja datang itu menaruh kantung keresek yang ia bawa ke hadapan teman-temannya dan mengeluarkan beberapa botol minuman keras dan beberapa plastik kecil, ah sepertinya sabu-sabu. Ah siapa peduli? Lupakan saja, kita fokus pada Diego.
Pemuda itu masih asyik mendengarkan dengan tangan yang sudah memegang handphone bersiap merekam informasi yang sekiranya penting, rasanya Diego ingin menjadi Detective Conan saja sekarang.
Tapi sudah beberapa menit ia di sini masih tidak ada informasi yang ia inginkan. Kakinya sudah pegal ia berniat meninggalkan tempat itu hingga satu kalimat berhasil menggagalkan niatnya.
"Berani banget lo masih mau nerima ajakan orang itu, Ron"
Ron? Tunggu, apa maksudnya Roni? Bukankah kata David pria bernama Roni adalah salah satu anggota pria bertudung itu?
Pemuda itu memutuskan untuk kembali mendengarkan dengan fokus tapi berganti posisi. Saat ini ia mendengarkan sambil duduk lesehan di tanah.
"Lo gak takut salah sasaran lagi kayak dulu?"
Salah satu preman itu tertawa, "Lagian bisa-bisanya lo salah sasaran"
"Maklumin aja, Roni kan bodoh," ejek mereka lalu tertawa bersama-sama.
Kan bener, Roni.
"Gak gitu woy. Pas gue mau nabrak si bocil, tu orang dateng tiba-tiba. Pake acara di dorong segala lagi. Gue banting setir tapi tetep aja ke tabrak sampe dia ke lempar." Jelas Roni kesal akibat teman-temannya yang meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvyra
Teen FictionPencarian Vyra terhadap teman sekaligus cinta masa kecilnya yang ia kira akan membawa kebahagian justru membuat nya Selalu terjerumus kedalam jurang permasalahan Orang tua nya selalu menentang perjodohan yang mereka buat di masa lalu akibat keduanya...