36 - Warning

33 8 0
                                    

Tandai Typo
*
Vote & comment
*
Happy Reading

¤¤¤¤¤¤

Seorang gadis kecil tengah bermain pasir di sebuah taman bermain, ia begitu senang meskipun ia bermain sendirian.

"Adek manis, mau permen?"

Tiba-tiba seorang pria paruh baya datang dan menawarinya sebuah permen, saat itu dirinya masih sangatlah  kecil untuk mengetahui bahwa itu adalah tindakan kejahatan.

Tanpa pikir panjang, gadis itu menerima permen dari pria itu lalu di gendong olehnya dan ... di bawa pergi.

Sayangnya, kejadian itu tak luput dari penglihatan seorang remaja yang saat ini duduk di bangku kelas 9 SMP.

Tidak, ia tidak menghadang aksi itu. Ia juga tidak meminta bantuan orang lain. Entahlah, bibirnya sangat kelu, badanya bergetar hebat, pikirannya kosong, dan ia tidak tau harus berbuat apa. Namun, kakinya tanpa perintah berlari mengikuti mobil yang membawa adiknya pergi.

Berlari, terus berlari, hingga ia sampai di sebuah gudang tua. Pria itu memasukkan adiknya ke dalam lalu meninggalkannya. Tanpa pikir panjang, remaja itu masuk dan mencari adiknya. Namun sialnya, ia tertangkap, tidak, ia sudah tertangkap sejak awal, sejak dirinya memerhatikan adiknya dari jauh penculik itu sudah tau.

Badannya bergetar hebat, hampir saja ia menjatuhkan adiknya sendiri. Pria satunya mendekat dan kembali mengambil adiknya, lalu pria satunya menggendong dirinya dan berbisik "Jika kau dan adikmu ingin selamat, diam dan patuhi perintahku"

Gadis itu benar-benar ketakutan apalagi saat pria itu membawanya ke sebuah kamar dan membaringkannya di atas kasur. Pikirannya menyuruhnya kabur namun badanya sama sekali tak bisa di gerakkan. Sekalinya ia bergerak, pria itu langsung menahannya dan mencumbunya dengan kasar. Pria itu melepas satu per satu kancing seragamnya, gadis itu hanya bisa menangis, ia tidak mau ini, ia tidak mau seperti di film, ia tidak mau seperti di berita, ia ... dilecehkan.

Gadis itu terbangun di dalam sebuah mobil, mobil yang saat ini berhenti di pekarangan rumahnya, gadis itu berpikir bahwa yang terjadi sebelumnya hanya mimpi, ia berlari ke luar dan menemui orang tuanya.

Plak

Satu tamparan dari sang ayah mendarat di pipinya, "Kamu gila? Kenapa kamu menjual dirimu, hah? Kamu bisa saja menelpon ayah? atau memang kamu menikmatinya?"

Gadis itu menggeleng kuat, namun tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Dasar hina! Tidak berguna! Kamu bukan anakku lagi! Pergi kamu dari sini!"

Seorang gadis terbangun dari mimpinya dengan nafas terengah-engah, "Kak Adel...." lirihnya.

"Alda! Ayo bangun sarapan!" Panggil sang Ibu dari luar kamarnya.

"Iya, Ma!" Jawab Alda dengan sedikit berteriak. Gadis itu menatap ke luar jendela, "Kak Adel ... maaf"


¤¤¤¤¤¤¤¤

Matahari mulai naik dan Vyra sudah siap dengan seragamnya. Gadis itu turun untuk menyantap sarapan bersama Kakak dan Adiknya, entah kapan Ayah dan Ibunya akan pulang.

ElvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang