18 - Fakta Baru

80 7 0
                                    

Tandai Typo
*
Vote & comment
*
Happy Reading

____________________

"Denger ya Dey, saya tidak akan mengizinkan anak saya bersama Bryan, si pembunuh itu!"

Samar-samar pendengarannya menangkap suara, padahal saat itu Vyra sudah setengah tertidur

"Bryan" lirihnya sebelum benar-benar terlelap.

________

"BRYAN!"

Vyra bangun dengan nafas terengah-engah.

Ia menatap sekeliling dan tersadar bahwa matahari sudah terbit. Refleks, gadis itu membelalakkan matanya dan mengecek jam yang ada di nakas.

"Sial, gue telat" paniknya.

Gadis itu melempar selimutnya asal lalu meloncat dari atas tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.

Mandi dan bersiap secepat kilat, kini gadis itu telah turun untuk menemui Ibunya. Sesampainya di bawah, Ayah, Adik, dan Abangnya sudah tidak ada. Ini membuktikan bahwa dirinya memang sudah terlambat ke sekolah.


Vyra menghampiri Ibunya dengan wajah kesal, "Parah banget mamah gak bangunin Rara"

"Gak bangunin?"

"Mamah sampe 10 kali bolak-balik ke kamar kamu," jawab sang mamah kesal

Tanpa menjawab lagi, Vyra segera menyalimi mamahnya dan bergegas pergi ke sekolah menggunakan skateboard.

______

Tinnnn

Demi apa pun, jantung Vyra seakan copot. Gadis itu benar-benar terkejut dan hampir terjatuh ke aspal.

"Baru berangkat, Cil?"

Mendengar itu Vyra menaikkan sebelah alisnya "Cil?" Beo nya

Sang pengendara motor akhirnya membuka kaca helmnya.

"Mau nebeng gak? Lama pake itu mah" ucap Diego seraya menunjuk skateboard Vyra menggunakan dagunya.

Tanpa pikir panjang Vyra terima saja, daripada dirinya semakin terlambat 'kan.

"Pegangan, gue mau ngebut,"

Vyra menatap punggung tegap Diego, dan akhirnya gadis itu hanya menarik sedikit bagian dari jaket yang pemuda itu kenakan.

Dan benar saja, tanpa hati Diego membawa sepeda motornya seperti orang yang kerasukan. Untung saja Vyra sanggup bertahan sampai keduanya tiba di sekolah.

Tepat beberapa detik setelah keduanya masuk, pintu gerbang di tutup dan bel masuk pun berbunyi.

Vyra berjalan cepat ke kelas sambil berusaha merapikan rambutnya yang kusut dan acak-acakan akibat di bawa ngebut Diego.

"Liat! Gara-gara lo rambut gue gini," cerca Vyra pada Diego yang berjalan di sampingnya.

Entah angin apa, sikap dan pandangan Diego berubah 180°
Tatapan matanya kini setajam pedang, bahkan kini hawa di sekitar seakan mencekam.

ElvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang