37 - RS

36 5 0
                                    

Tandai Typo
*
Vote & comment
*
Happy Reading

¤¤¤¤¤¤¤


Vyra tengah membereskan alat tulisnya saat seseorang menggerbrak mejanya pelan. Gadis itu menatap nyalang si pelaku yang malah cengar-cengir tanpa dosa di hadapannya.

"Mau nyari hadiah buat Leanna bareng gak?" Ajak Niko dengan tanpa dosa setelah mengagetkan Vyra.

Yak, satu sekolah sudah tau tentang acara ulang tahun Leanna yang akan diadakan nanti malam. Gadis itu dengan semangat menyebarkan undangan ke seluruh siswa-siswi SMA KEBANGSAAN.

"Kalo sekarang langsung gue gak bisa" ujar Vyra lalu menyampirkan tasnya di pundak. Pemuda itu lalu beralih menatap Fitri dan Nasya bergantian, "Kalian?"

"Gue gak yakin bisa" ujar Nasya.

"Gue juga kayaknya enggak deh" timpal Fitri.

Tak ambil pusing, Vyra, Fitri dan Nasya berjalan meninggalkan kelas mereka untuk pulang ke rumah.
"Lo emang mau kemana, Ra?" Tanya Fitri yang penasaran.

"Gue mau nemuin adiknya Al" ujar Vyra enteng. Kedua sahabatnya itu terkejut mendengar pernyataan dari Vyra, "Alvaro? Anak Basis?" Vyra mengangguk.

"Ngapain?!" Sentak keduanya membuat Vyra cukup terkejut.

"Ada deh" ujar Vyra lalu melangkah mendahului dua sahabatnya.

Fitri dan Nasya refleks mengejar dan menghadang jalur Vyra, keduanya dengan sukarela menawarkan diri untuk menemani Vyra, namun di tolak mentah-mentah. "Gak usah, gue sendiri aja"

Mereka bertiga beriringan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan mereka masing-masing. Ini sudah merupakan hal biasa bagi Nasya dan Fitri, dan sekarang Vyra harus ikut membiasakan dirinya.

Tak lama sebuah mobil civic type r dengan warna full hitam berhenti tepat di depan ketiganya. Sang pengemudi membuka kaca mobilnya, "Ayo naik." Vyra memutar bola matanya malas, abangnya ini pasti ingin tebar pesona pada siswi lain.

"Bang Darren abangnya lo, Ra?" Tanya Fitri, ia lupa bahwa sahabatnya juga merupakan anggota keluarga Asgar.

Suara itu sukses mengalihkan fokus Darren, pemuda itu menoleh dan memberikan senyum manis yang sudah pasti rayuan, terbukti beberapa siswi yang melihat itu loncat-loncat kegirangan dan ngebirit kabur saat ketahuan.

"Mau nebeng?" Tawar Darren pada keduanya, namun di tolak oleh Nasya dan Fitri.

"Gak usah, kita di jemput" jawab Nasya yang disetujui oleh Fitri.

Vyra masuk ke dalam mobil milik abangnya itu, sebelum pergi ia tak lupa berpamitan pada kedua sahabatnya yang masih setia menunggu jemputan. Mereka saling melambai-lambaikan tangan sampai akhirnya mobil yang ditumpangi Vyra hilang di belokan.

"Lo mau nebeng gue gak? Abang lo gak jemput kan?" Terka Nasya.

Fitri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menggeleng sebagai penolakan, "Kagak usah, bokap lo tar ngamuk" ujarnya sesaat sebelum jemputan Nasya berhenti di hadapan keduanya.

Keduanya saling melempar senyum sebelum akhirnya mobil Nasya melaju meninggalkan Fitri sendirian di depan gerbang sekolah, gadis itu berjalan ke arah halte yang sepi. Tak banyak murid yang menunggu di halte, sebab kebanyakan dari mereka memilih memesan ojol atau di jemput.

Handphone gadis itu kehabisan baterai yang membuatnya harus duduk dengan bosan sendirian di halte menunggu angkot atau taxi yang lewat.

Tiinnn

ElvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang