PAS||PART 18

9.7K 355 5
                                    

⚠️VOTE TERLEBIH DAHULU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️VOTE TERLEBIH DAHULU

⚠️ SAPA DULU! HALLO READERS SETIA

Anak-anak Dark Lion masuk kembali ke ruangan itu, posisi Ravaga yang tak berubah, masih sama seperti sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak-anak Dark Lion masuk kembali ke ruangan itu, posisi Ravaga yang tak berubah, masih sama seperti sebelumnya.

Fathar mendekatkan diri nya pada Nani, "Belum bangun juga bund?" Tanya Fathar.

Nani hanya menggelengkan kepala, "belum." Ucap Nani.

Revalina terus memegang tangan Ravaga tanpa ia lepaskan sama sekali.

"Bang Rava pliss, bangun Reva Sayang, Reva cinta sama bang Rava. Bangun ya Reva mohon, Reva kesepian." Batin Reva sembari mencium tangan Ravaga.

Tanpa sadar tangan Ravaga bergerak, "Bang Rava?" Panik Revalina membuat semua yang di ruangan terkejut.

"Rav?" Panggil Fathar.

"Awww, sakittt,,," ucap Ravaga saat membuka matanya, sambil memegang kepala yang di perban.

"Sayang? Kamu udah sadar." Ucap Nani mengecup kening Ravaga.

"Bunda?"

"Iya sayang" jawab Nani.

"Kenapa lampunya di matiin? Mati listrik?" Tanya Ravaga.

"Lampu? Nggak mati lampu sayang." Jawab Nani kembali.

"Bunda ini gelap bunda, Rava takut." Ucap Ravaga, ia mencari-cari letak bundanya itu.

Fathar tanpa aba-aba keluar dan memanggil dokter. Setelah dokter masuk ia memeriksa keadaan Ravaga.

"Gimana dok? Rava gak apa-apa kan?" Tanya Nani.

Dokter menarik nafas kasar, "Akibat benturan di kepala yang begitu keras membuat penglihatan saudara Ravaga hilang dan mengalami kebutaan." Ucap sang dokter.

Possesive Abang Sepupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang