PAS||PART 35

10K 269 12
                                    

⚠️BIJAK DALAM MEMBACA!!

⚠️BAHASA TANPA SENSOR!!

⚠️DOSA DI TANGGUNG PEMBACA!!

⚠️VOTE TERLEBIH DAHULU!!

Setelah selesai semuanya, Ravaga dan Revalina pergi ke apartment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai semuanya, Ravaga dan Revalina pergi ke apartment. Nani sudah ia hubungi karena ia sibuk, jadi ia gak bisa mengantar anaknya itu pindah.

Ravaga memasukan kopernya dan lainnya juga dan mereka pun menuju apartment nya yang telah ia belikan untuk Revalina.

20 menit sampai di apartement

"Gendong." Satu kata saat Ravaga membukakan pintu mobil.

"Yahhh manja." Ledek Ravaga.

"Ya udah deh, Reva jalan aja." Dumel Revalina.

Dengan sigap Ravaga langsung menggendong Revalina, membawa istrinya itu kedalam apartement. Dengan terkagum, Revalina tak bisa berkata-kata  melihat dekorasi dalam apartement yang begitu mewah.

"Lo suka?" Tanya Ravaga, ia melepaskan gendongannya dan menyuruh Revalina duduk .

"Suka banget, Warnanya khas." Ucap Revalina.

"Yaudah, gue ambil barang-barang di mobil, lo diem aja." Perintah Ravaga, ia mengambil semua barang-barang kedalam kamar.

Revalina membaringkan tubuhnya di atas sofa merasa sangat lelah, ia pun memejamkan matanya dsn tertidur.

Ravaga selesai membereskan semunaya, melihat muka Revalina yang sangat gemas rasa ingin menikam.

Ravaga menggendong kembali Revalina membawanya ke kamar. Ravaga membuka almamater yang sedari tadi masih ia gunakan. Sekarang ia hanya tinggal kaos oversize dan celana pendek saja.

"Hmmmm."Revalina berkuliat.

"Bang Rava?" Panggil Revalina membuka matanya.

"Kenapa sayang?"

"Bukain bra Reva." Pinta Revalina.

Ravaga yang tadinya duduk di sofa kamar, langsung membantu Revalina membuka kaitan bra nya.

"Lain kali kaitannya jangan terlalu ketat, biar gak susah pas di buka." Ujar Ravaga.

Revalina mengangguk.

"Udah." Ucap Ravaga.

"Yaudah lanjutin lagi, Reva mau tidur."

"Ishhh, ga gratis." Desis licik Ravaga.

"Maksudnya?"

Dengan mantap Ravaga langsung melumat bibir Revalina dengan sensual.

"Mphhhh." Revalina hendak mendorong Ravaga namun tenaga Ravaga jauh tak sebanding dengannya.

Kedua tangan Ravaga tak tinggal dia, ia meremas payudara Revalina.

Puas dengan lumatannya, Ravaga mengecup leher Revalina sehingga meninggalkan jejak. Ia malahap payudara Revalina seperti bayi yang harus ia menghisap payudara yang sudah tumbuh menjadi besar itu dengan rakus.

Possesive Abang Sepupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang