ke-5

1.8K 276 159
                                    


Rose terpaksa bangun dari rebahan manjanya karena bell Apartemennya berbunyi. Tanpa berniat ingin merapikan penampilannya lebih dahulu. Posisi tidurnya cukup membuat pakaian serta rambutnya kusut tapi ia tidak peduli.

"Gue pikir kak Irene nggak bisa datang kesini." Rose mengikat rambutnya asalan setelah bangkit dari tidurnya.

"Laper." Rengek Rose mengelus perut menuju pintu depan.

"Moga kak Irene bawa makanan." Doanya dalam hati.

Mata Rose melotot sekaligus mulutnya terbuka mengetahui siapa yang berkunjung ke apartemennya. Dia tidak bisa berkata-kata melihat gadis didepannya yang terlihat santai tapi tidak dengan dirinya, ia mati kutu.

"Hei." Sapa Jisoo agak terdengar kikuk karena melihat ekspresi yang diperlihatkan Rose.

"Apa aku menganggu?" Tanya Jisoo tak enak hati berkunjung tanpa memberi kabar dahulu.

"Nggak." Jawab Rose cepat sambil menggeleng. Jisoo sampai kaget mendengar nada suara Rose yang meninggi.

"Maaf. Maksudku nggak ganggu." Rose nyengir. Dalam hatinya ia merutuki kebodohannya, bikin malu saja.

"Silahkan masuk." Ucapnya membukakan pintu lebar. Dapat Jisoo tangkap sikap gugup Rose dan itu membuatnya tersenyum.

"Aku suka gaya rambutmu." Puji Jisoo setelah masuk kedalam.

"Manis." Tambahnya membuat wajah Rose memanas.

Spontan Rose menyentuh kepalanya lalu tersadar akan sesuatu. Setelahnya ia lari masuk kamar sambil menutup mukanya. Jisoo tertawa dalam hatinya melihat perilaku gadis yang akan menjadi istrinya nanti.

"Bodoh kenapa gue nggak ngaca dulu sih." Gerutunya mensisir rambutnya agar rapi. Rose juga merapikan pakaiannya yang kusut.

Rose bercermin untuk mengamatinya penampilannya supaya enak dipandang dan tidak malu-maluin didepan calon.

"Manis? Bilang saja kek gembel." Rose menganggap pujian Jisoo tadi sebuah ledekan.

Padahal Jisoo bersungguh memujinya. Rambut yang dicepol memang terlihat manis ditambah muka alami Rose tanpa polesan make up ataupun bedak benar-benar cantik alami.

"Gadis yang pinter berkata-kata." Ujarnya menilai Jisoo.

"Mau minum apa?" Tanya Rose setelah keluar dari kamarnya menghampiri Jisoo.

"Nanti saja." Tolak Jisoo lembut terbukti dengan senyuman dibibirnya.

"Kok bisa ada disini?" Rose penasaran apa yang membuat gadis rambut gelap itu ada di apartemennya.

"Tau darimana alamatku." Tambah Rose memeluk bantal kecil di sofa.

"Aku nggak tahu nomor teleponmu setidaknya aku harus tahu dimana alamat calon istri ku tinggal." Ucap Jisoo santai. Tak tahukan Jisoo perkataannya mampu membuat gadis didepannya melayang.

"Kalau aku merindukanmu aku tinggal datang kesini." Lanjutnya memperhatikan Apartment ini.

"Tidak buruk. Aku bisa tenang membiarkanmu tinggal disini, kurasa Seulgi mengeluarkan banyak uang buat beli Apartemen ini."

"Kau pintar berkata-kata ya, sudah berapa banyak gadis yang termakan rayuanmu." Ujar Rose berusaha memasang wajah cueknya.

"Entahlah tapi ku pastikan kamu yang terakhir." Kata Jisoo memperlihatkan senyum manisnya.

"Berarti sebelum-sebelumnya memang ada banyak ya." Pancing Rose ingin tahu kehidupan Jisoo.

"Ada." Jawab Jisoo singkat.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang