ke-38

733 133 16
                                    


Lisa dan keluarga kecilnya pergi ke toko mainan untuk menembus janjinya pada Younghoon. Sebenarnya Jennie tidak ingin ikut kali ini dikarenakan ada pekerjaan yang harusnya segera ia selesaikan. Namun melihat wajah bahagianya Younghoon membuat Jennie sulit untuk menolak ikut.

Begitu tiba didepan toko mainan, Younghoon kegirangan sudah tidak sabar ingin memburu mainan bagus disana. Lisa tersenyum mengusap kepala Younghoon yang duduk di kursi belakang sedangkan Jennie duduk di kursi depan bersamanya.

"Putra kita kegirangan sekali ya." Kata Lisa pada Jennie yang diangguki oleh Jennie.

"Sayang, kamu bisa membuka sabuk pengamannya?" Tanya Jennie memperhatikan Younghoon yang sibuk memandangi toko mainan dari dalam mobil.

"Younghoon, mamy sedang bertanya padamu nak." Tegur Lisa karena Younghoon tidak merespon pertanyaan Jennie.

"Maaf mamy maaf mom. Aku terlalu bersemangat ingin segera memiliki mainan didalam toko itu." Jawab Younghoon menampakkan deretan giginya.

"Baiklah, kamu akan segera mendapatkannya." Ujar Jennie yang sudah turun dan membukan pintu untuk Younghoon.

"Asik.. boleh kan mamy aku membeli banyak mainan?" Tanya Younghoon meminta ijin.

"Tanyakan pada mom ya sayang, mom kan yang berjanji pada Younghoon." Jennie membuka sabuk pengaman anaknya. Sementara Lisa sudah berada disampingnya menunggu anak istrinya.

"Mom bolehkan? Aku membeli beberapa mainan?" Younghoon memegangi ujung baju Lisa dengan memasang muka memelasnya.

"Boleh sayang, mom kan sudah berjanji. Dan janji itu harus....?" Lisa sengaja mengantungkan kalimatnya untuk menguji kepintaran Younghoon.

"Ditepati kalau tidak tuhan akan marah pada kita karena sudah berbohong.  haha.. Yeyy." Dan kembali Younghoon bersorak gembira. Lisa tersenyum bangga dengan otak cerdas anaknya yang begitu cepat tangkap begitu juga dengan Jennie.

"Lisa, jangan terlalu berlebihan dalam memanjakan Younghoon tidak baik nanti untuk kedepannya." Jennie mengingatkan Lisa dengan cara sedikit berbisik.

"Setidaknya gajiku, aku habiskan untuk anakku, tidak apa-apa." Lisa mengelus-elus bahu Jennie.

"Younghoon, tidak mau mom gendong hm?" Tanya Lisa menyamakan posisinya dengan Younghoon.

"Tidak mom, aku bisa berjalan sendiri lagipula pula aku ini kan lelaki tidak boleh lemah." Seru Younghoon dengan gaya coolnya membuat sepasang istri itu tergelak.

"Ayok mom ayok mamy." Ajak Younghoon lalu berjalan lebih dulu tanpa ingin dibimbing malahan dia berlari saking semangatnya.

Namanya anak-anak kalau berlari menjadi ceroboh dan cenderung tidak hati-hati. Hampir saja dia terjatuh sewaktu menaiki anak tangga menuju toko mainan. Untung saja ada tangan yang langsung menolongnya kalau tidak, sudah dipastikan muka dan lutut Younghoon terbentur anak tangga.

"Wah pak polisi terlihat buru-buru sekali ya, apa didalam sana ada penjahat hm?" Kata orang baik hati itu berakhir dengan pertanyaan.

"Aunty Jisoo..." Pekik Younghoon kesenangan lalu memeluk tubuh Jisoo.

Jisoo tersenyum membalas pelukan hangat Younghoon. Jennie dan Lisa yang tadinya sudah cemas dan ingin berlari kesana merasa lega karena ada Jisoo disana.

"Younghoon, kamu hanya menyapa dan memeluk aunty Jisoo saja. Bagaimana dengan aunty Rose?" Protes Rose sengaja cemberut didepan Younghoon.

Menyadari adanya Rose disana membuat Younghoon tersenyum sekaligus merasa bersalah pada Rose.

"Hehe sini aunty Rose ikut peluk juga." Ajak Younghoon kemudian lalu mereka bertiga berpelukan.

"Hei Younghoon dengerin aunty ya, kamu harus menjaga tubuhmu sebaik mungkin terutama paras tampanmu." Kata Jisoo memberikan peringatan seraya memegang wajah Younghoon.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang