Usai membeli keperluan pernikahan seperti cincin kawin dan juga baju pengantin, Jisoo menuju rumah Irene untuk mengembalikan mobil atasannya yang ia pinjam tadi. Sebelum pergi kesana, Jisoo mengantarkan Rose kerumah dahulu dan menaruh barang belanjaan mereka.Selama proses pemilihan cincin mereka berdua selalu tersenyum. Jisoo membebaskan Rose untuk memilih cincin pernikahan mereka, meski begitu Rose selalu meminta pendapat Jisoo. Alhasil mereka memilih cincin yang diminati oleh keduanya. Sepasang cincin kuliatas bagus terlihat elegan sekali dan pastinya harganya sangat mahal.
Begitu juga dengan pemilihan gaun pengantin, Jisoo dengan sabar menunggu keputusan Rose dalam menentukan gaun. Karena Jisoo sudah langsung menemukan gaun pilihannya sewaktu masuk kesini.
Berbeda dengan Rose yang masih pusing mencoba beberapa gaun untuk dipakai. Sampai akhirnya Jisoo membantu dalam pemilihan kalau tidak, Rose masih tidak akan menemukan gaun nya hingga malam.
Tidak bohong semua gaun disini terlihat indah melekat di tubuh Rose. Bahkan ia selalu terpesona begitu melihat Rose mencoba memakai gaun tersebut. Melihat reaksi yang diperlihatkan Jisoo membuat Rose tersipu malu.
Tidak jauh berbeda dengan Jisoo. Kekasihnya itu juga dibuat melongo melihat betapa cantiknya jisoo dibaluti gaun pengantin.
"Kalian sudah mendapatkannya?" Tanya Irene to the point begitu melihat Jisoo keluar dari mobil.
"Sudah." Jawab Jisoo singkat.
"Terimakasih kak untuk mobilnya." Jisoo tersenyum menyerahkan kunci mobil Irene.
"Jisoo, kau menjual mobilmu?" Irene tidak langsung menerima kunci mobilnya melainkan menanyakan hal yang membuat Jisoo terdiam.
"Tempat dimana kau menjual mobilmu adalah milik temanku. Dia memberitahuku." Ujar Irene sebelum Jisoo bertanya mengapa ia bisa tahu.
"Aku tidak terlalu membutuhkan mobil. Sebaiknya aku menjualnya saja, hitung-hitung bisa menambah modal pernikahanku." Ucap Jisoo tenang, benar-benar tidak mempersalahkan kehilangan mobil.
"Sekalipun itu mobil kesayanganmu? Mobil yang kamu beli dengan jerih payahmu sendiri." Irene tentu masih ingat bagaimana bahagianya Jisoo bisa membeli sebuah mobil hasil kerja kerasnya.
"Yap tidak masalah. Aku bisa membelinya lagi kalau sudah punya uang banyak." Kata Jisoo tersenyum namun Irene tahu Jisoo terpaksa mengorbankan mobilnya demi pernikahannya bersama Rose.
"Kak saat ini yang terpenting aku bisa menikahi Rose dengan uangku sendiri tanpa minta-minta." Lanjutnya masih mempertahankan senyumannya.
Bahkan Jisoo juga mengrahasiakan ini semua dari Rose. Jika Rose tahu sudah pasti calon istrinya itu tidak suka dan merasa bahwa pernikahan mereka adalah beban untuk Jisoo. Sebenarnya ini bisa dibuat lebih mudah kalau saja Jisoo mau terbuka dan sudi menerima bantuan dari Rose untuk ikut andil dalam pernikahan mereka berdua.
"Semoga kalian bahagia." Ucap Irene memberikan selamat yang diangguki Jisoo.
"Dan mengenai insiden didepan kantor, aku bisa menyelidikinya." Kata Irene teringat tentang kejadian yang menimpa Jisoo.
"Tak usah kak, paling itu orang mabuk yang ugal-ugalan bawa mobil." Jisoo tidak ingin memperpanjang masalah ini.
"Kau yakin orang mabuk bagaimana kalau itu disengaja?" Tanya Irene tidak ingin mengabaikan segala kemungkinan.
"Aku tidak mau memikirkannya. Aku tidak apa-apa lihat kan aku mampu berdiri dengan tegak." Jisoo merentangkan kedua tangannya dan menghentakkan kakinya sengaja menunjukkan pada Irene kalau ia baik-baik saja.
"Kak jangan melakukan apapun gunakan waktu kakak untuk hal yang lebih berguna." Jisoo menatap Irene sudah tahu dengan kebiasaan Irene yang tidak akan membiarkannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Teen FictionBerceritakan kisah cinta rumit yang tidak tahu endingnya akan seperti apa dan bersama siapa. Kim Jisoo, berada dalam situasi sulit. Keputusan apa yang akan ia ambil dengan dua pilihan mungkin menjadi tiga pilihan sebab hubungan masa lalu mereka masi...