ke-11

1.2K 198 92
                                    


Seperti yang dikatakan Jisoo tadi, dia mengajak Rose turun ke lantai bawah untuk makan siang setelah selesai pemotretan. Terlihat kebahagiaan diwajah mereka berdua, ibarat baru kali pertama mengalami masa pubertas.

"Kamu menggemaskan saat cemburu." Akui Rose pada Jisoo.

Jisoo tersenyum dengan tangan masih menggenggam tangan kekasihnya. Rose tersenyum juga karena sedari tadi Jisoo tidak melepaskan pegangan tangannya.

"Apa benar begitu?" Tanya Jisoo memastikan diangguki Rose.

"Jadi berani ya menciumku, bikin aku kaget saja." Ucap Rose tersipu malu.

"Aku menyukainya, lebih seringlah cemburu." Lanjut Rose terkikik kecil.

Jisoo melihat Rose begitu juga dengan Rose dalam keadaan tetap berjalan saling bergandengan tangan. Senyuman kembali mengembang dibibir keduanya.

"Aku terganggu dengan interaksi kalian, apalagi melihat dia memegang tanganmu." Jawab Jisoo tidak berbohong.

"Itukan hal yang biasa terlebih lagi aku dan dia berteman. Kita sama-sama penyanyi tidak heran bila kita dekat." Ujar Rose memberi penjelasan.

"Masalahnya dia menyukaimu, lihat saja dari tatapannya." Jisoo merajuk sambil menangkup kedua pipi Rose.

"Astaga kekasihku pecemburu sekali ya, aku semakin menyukaimu Ji." Rose terkekeh memegang tangan Jisoo yang berada di pipinya.

"Dari semalam aku bingung bagaimana cara meminta maaf padamu. Aku menyesal, sungguh." Ungkap Rose merasa bersalah.

Jisoo tersenyum melihat raut muka menyesal kekasihnya, semalam dia juga bingung bagaimana cara memperbaiki hubungan mereka.

"Tidak apa-apa aku senang. Tandanya semalaman kau memikirkanku pantas saja dalam tidur aku merasa gelisah taunya ada yang memikirkanku." Kata Jisoo mencairkan suasana terbukti Rose tersenyum lalu memeluk Jisoo.

"Kau jahat Ji. Membuat aku kurang tidur, untung saja aku tidak bangun kesiangan dan melewatkan pemotretan penting ini." Rose berucap setengah kesal dikarenakan Jisoo menyita pikiran serta waktu tidur berharganya.

"Aku akan datang menjemputmu bila saja kau tidak datang." Ucap Jisoo mengecup puncak kepala Rose.

"Dan kau akan melihat aku dalam keadaan berantakan lagi seperti waktu itu." Rose merasa malu untuk pertama kalinya Jisoo datang apartemennya dalam kondisi dia berantakan.

"Tetap manis kok." Puji Jisoo kembali membuat Rose tersipu malu.

"Dasar bermulut manis." Ledek Rose mencubit kecil perut Jisoo.

Rose melepaskan pelukan mereka saat melihat Irene berjalan kearah mereka. Bukan karena apa-apa, Rose masih merasa malu terlebih itu dilihat oleh sepupunya sendiri.

Irene membalas senyuman Rose lalu melirik Jisoo yang tersenyum tipis. Rose dan Irene saling menegur sapa tapi Jisoo hanya diam tiba-tiba merasa canggung setelah kejadian semalam.

"Bagaimana dengan pemotretannya, apa lancar?" Tanya Irene bukan sekedar basa-basi.

"Lancar kak, kan aku modelnya sudah pasti hasilnya bagus." Rose membanggakan dirinya yang dibalas senyuman manis Irene.

"Ya tidak diragukan lagi. Apa aku harus membayar lebih?" Tanya Irene diiringi candaan.

"Cukup dengan kakak memberi restu pada hubunganku dan Jisoo." Ucap Rose begitu saja membuat Jisoo dan Irene saling memandang satu sama lain.

"Kenapa meminta restu padaku astaga memang aku ini ibunya Jisoo?" Irene merasa heran dengan permintaan Rose begitu juga dengan Jisoo namun gadis rambut gelap itu masih bertahan dengan sikap diamnya.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang