Rose masuk kedalam rumah dengan mood berantakan bahkan ia tidak menunggu Jisoo dulu seperti biasanya. Begitu sampai di rumah dia langsung keluarga dari mobil tanpa kata. Jisoo yang menyadari suasana hati istrinya yang buruk hanya menghela nafas. Ingin bertanya hal apa yang membuat Rose kesal namun melihat sikap Rose dimobil tadi menurunkan keberanian dalam diri Jisoo.Saat dimana Jisoo mencoba memegang tangan Rose untuk diajak berbicara, istrinya malah menampik tangannya dan mengatakan tidak ingin diganggu. Selama diperjalanan tadi, Rose sama sekali tidak melihat kearahnya. Dia hanya terfokus memandangi jalanan didepan dengan wajah masam.
Gadis blonde itu melepaskan highheels nya asal-asalan serta melemparkan tas dengan perasaan dongkol. Jisoo di belakang langsung memungut yang dibuang Rose istrinya tadi. Masih terdengar samar-samar Rose yang terus saja mengerutu tanpa henti.
"Sayang aku lapar." Jisoo sengaja merengek barang kali saja istrinya itu luluh dan tidak mengabaikannya lagi.
"Bikin saja sendiri, jangan mengangguku." Ketus Rose lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Aku lelah sayang. Kenapa kau setega ini padaku?" Jisoo menarik-narik selimut yang menutupi tubuh Rose.
"Kau lelah haha apa aku tidak salah dengar Kim?!" Rose tertawa mengejek dengan ekspresi wajah datar.
"Sekarang kau mengeluh kelelahan padaku. Tadi kau bersenang-senang dengan mantan kekasihmu." Lanjut Rose mendelik tajam pada Jisoo.
"Astaga apa kau cemburu Rose?" Kaget Jisoo baru menyadari alasan mengapa istrinya merajuk.
"Apa aku terlihat seperti orang yang sedang cemburu?" Tanya Rose tidak ramah yang langsung diangguki senang oleh Jisoo.
"Aku tidak cemburu." Rose menaikkan nada suaranya dan menutup wajahnya dengan selimut.
"Kau cemburu sayang dan itu menggemaskan. Aku semakin mencintaimu." Seru Jisoo menciumi wajah Rose yang tertutup selimut.
"Hentikan Kim Jisoo! Aku membencimu." Kesal Rose membuka selimut yang menutup wajahnya.
Dia merasa sangat kesal dikala membayangkan kebersamaan Jisoo dan Jennie dirumah sakit tadi. Sekalipun ia tidak melihatnya secara langsung justru hal itu yang membuatnya menjadi resah dan kepikiran hingga sekarang.
"Aku mencintaimu jadi kau tidak diperbolehkan membenciku." Jisoo mencubit gemas pipi Rose sambil memperlihatkan deretan gigi rapinya.
"Kau tidur diluar aku tidak ingin melihatmu. Bila kau lapar masak saja ramen dan jangan mengangguku." Usir Rose menyerahkan satu bantal dan selimut yang ia ambil dalam lemari.
"Sayang aku tidak mau tidur sendirian. Aku sudah terbiasa tidur denganmu sambil memelukmu dan kita belum melakukan hubungan intim seperti yang dilakukan pasangan yang sudah menikah." Jisoo mengajukan protestan sambil mendekap erat tubuh Rose.
"Salahmu sendiri mengapa membuatkan kesal. Dan aku tidak mau melakukannya, kau menyebalkan." Ujar Rose melepaskan diri dari pelukan Jisoo.
"Ijinkan aku menciumu supaya aku bisa tidur." Pinta Jisoo mendekatkan wajahnya bersiap akan mencium Rose.
"Tidak ada ciuman." Rose menutup mulut Jisoo dengan tangannya.
"Keluar Kim Jisoo!" Nada suara Rose terdengar menakutkan ditambah sorotan matanya yang melotot.
"Kau tega sekali pada istrimu." Jisoo memasang wajah terluka selayaknya orang terzolimi. Namun Rose sama sekali tidak merasa goyah dan tetap pada pendiriannya.
"Hanya malam ini saja kan sayang?" Tanya Jisoo bagaikan anak anjing yang minta dikasihani.
"Tergantung pada sikapmu." Ucap Rose mendorong Jisoo pergi lalu segera menutup pintu kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Teen FictionBerceritakan kisah cinta rumit yang tidak tahu endingnya akan seperti apa dan bersama siapa. Kim Jisoo, berada dalam situasi sulit. Keputusan apa yang akan ia ambil dengan dua pilihan mungkin menjadi tiga pilihan sebab hubungan masa lalu mereka masi...