Hallo everyone, harap bijak membacanya ya karena ada bagian yang tidak boleh dibaca bagi pembaca yang masih dibawah umur.****
Jennie berlari ke pintu saat mendengar suara pintu terbuka namun senyumannya memudar begitu melihat bukan Jisoo yang datang melainkan Lisa. Si gadis poni menyadari arti tatapan kecewa Jennie untuknya, dia tahu Jennie mengharapkan kedatangan Jisoo bukan dirinya.
Meski begitu Lisa tetap tersenyum manis. Ia merasa lega mengetahui Jennie baik-baik saja.
"Kamu terlihat baik, syukurlah ini melegakan." Ucap Lisa mendekati Jennie.
"Jisoo memintamu datang kesini?" Tebak Jennie karena sudah bisa menduga. Lisa mengangguk menjawab tebakan Jennie.
"Begitu tahu kondisimu aku langsung kesini, maaf ya aku tidak sempat beli makanan karena terlalu khawatir." Jelas Lisa duduk disebelah Jennie.
"Kamu belum makan kan." Lanjut Lisa melihat Jennie yang masih cuek.
"Aku bisa makan diluar atau masak disini." Ujar Jennie menyalakan televisi.
"Perlu aku bantu? Coba kita lihat ada bahan makanan apa saja di lemari pendinginnya." Lisa berjalan menerima isi kulkas Jisoo.
"Ini buruk Jennie, tidak ada yang layak dimakan." Kata Lisa melihat isi kulkas Jisoo berisikan bahan makanan yang sudah kadaluarsa atau yang sudah busuk.
"Sibodoh itu ckckck." Rutuk Lisa mengomel.
Jennie menghampiri Lisa guna melihat isi kulkas Jisoo. Benar saja tidak ada makanan yang bisa dimakan.
"Aku akan mengisinya, dia sangat sibuk sampai melupakan isi kulkasnya. Lisa kau sering bersama Jisoo kan, apa dia makan dengan baik?" Saat menanyakan ini barulah Jennie mau menatap Lisa.
"Tentu saja, bos kami sangat memanjakan perut karyawannya terutama Jisoo." Lisa menyengir mencoba bersikap biasa saja padahal dia merasa tidak baik-baik saja melihat Jennie begitu perhatian pada Jisoo.
"Kak Irene?" Tanya Jennie menaikkan satu alisnya yang diangguki Lisa.
"Dia memang kakak yang baik, kalau begitu aku lega ada yang memperhatikan Jisoo disaat aku tidak ada." Jennie bernafas lega itu hanya berlaku pada Irene tidak dengan orang lain.
"Lalu bagaimana denganmu, apa kamu makan dengan baik?" Tidak lupa Lisa menanyakan hal ini pada Jennie sekalipun Jennie tidak menanyainya.
"Cukup baik tapi belakangan ini aku stres, aku memikirkan hubungan Jisoo dan Rose." Ucap Jennie lagi-lagi membawa nama Jisoo dalam obrolan mereka.
"Jennie kesehatanmu jauh lebih penting, tidak usah memikirkan hal yang sekiranya bisa membuatmu stres." Lisa mengingatkan.
"Itu sangat penting bagiku. Aku tidak mau Jisoo menikahi Rose, gadis yang masih baru ia kenal. Aku tidak bisa menyerahkan Jisoo kesiapapun." Jennie membatah perkataan Lisa.
"Rose memang masih baru dalam hidup Jisoo tapi mereka bahagia dengan hubungan mereka." Itulah penilaian Lisa melihat hubungan manis mereka berdua.
"Bahagia yang bagaimana maksudmu hah? Jangan terlalu cepat menyimpulkan." Jennie menatap tajam Lisa.
"Kamu hanya menutup mata Jen, cobalah sesekali kamu melihat dari sudut yang berbeda." Lisa memegang tangan Jennie hati-hati.
"Kamu berhak untuk tidak membalas perasaanku tapi tolong jangan merusak hubungan mereka hanya karena perasaan sepihakmu." Jennie menghempas kasar tangan Lisa setelah mendengar penuturan Lisa yang melarangnya mendekati Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Teen FictionBerceritakan kisah cinta rumit yang tidak tahu endingnya akan seperti apa dan bersama siapa. Kim Jisoo, berada dalam situasi sulit. Keputusan apa yang akan ia ambil dengan dua pilihan mungkin menjadi tiga pilihan sebab hubungan masa lalu mereka masi...