ke-7

1.4K 217 72
                                    


Rose tertidur dalam mobil Jisoo namun Jisoo sama sekali tidak berniat ingin membangunkannya. Dia malah memperhatikan muka tidur terlelap Rose sambil tersenyum. Harus Jisoo akuin dia terpesona akan kecantikan Rose, tidak heran bila Rose mendapati predikat gadis terunreal.

"Aku nggak tahu harus sebut ini apa. Pertemuan pertama kita sebagai musibah atau awal mulainya sebuah hubungan diantara kita." Kata Jisoo berbicara sendiri dengan tatapan mata masih terfokus pada Rose.

"Takdir, kamu percaya itu hm?" Tanya Jisoo seolah Rose bisa mendengar suaranya.

"Kamu penyihir ya? Tega sekali membuatku merasakan rasa ini." Dia memegang dadanya. Dapat ia rasakan deguban jantungnya berirama, bisa disebut detakan yang menenangkan.

"Apa kamu juga mempunyai rasa yang sama kalau tidak giliran aku yang akan menyihirmu." Jisoo terkekeh sendiri mendengar perkataannya.

"Aku tidak tahu harus menyebut ini apa tapi aku mulai nyaman bersamamu." Ucap Jisoo mengungkapkan perasaannya.

Andai saja Jisoo mengatakannya disaat Rose dalam keadaan sadar bukan disaat tidur begini. Sudah dipastikan gadis blonde akan bahagia, mengetahui perasaannya terbalaskan.

"Ku harap kau tidak main-main dengan perasaanku." Jisoo merapikan anak rambut yang menutupi muka cantik Rose.

"Kalau itu terjadi, aku akan terluka."

Jisoo kembali ke posisi semula setelah melihat pergerakan yang dilakukan Rose. Jisoo tersenyum ketika mata mereka bertemu, sementara Rose menutup mulutnya karena terkejut.

"Maaf aku tertidur." Kata Rose menyesal sambil merapikan rambutnya.

"Tidak apa-apa santai saja kenapa kamu jadi kaku gini, dimana sikap bar-barmu." Ujar Jisoo meledak sikap sopan Rose.

"Aku tidak bar-bar." Protesnya meninju kecil bahu Jisoo.

"Asal kamu tahu saja Ji, aku termasuk gadis yang girly. Citraku juga bagus diluar sana." Ucap Rose menyombongkan diri. Jisoo mengangguk manut, memang tidak diragukan sih.

"Yayaya aku percaya tapi aku sedikit cemas dengan popularitas kamu."

"Memang kenapa? Bukannya itu suatu yang bagus ya?" Tanya Rose heran atas perkataan Jisoo.

"Semakin aku terkenal semakin banyak duit yang aku hasilkan." Rose bercanda diakhir kalimatnya. Lagi-lagi Jisoo menganggap membernarkan.

"Benar, semakin kamu sukses semakin banyak menghasilkan duit tapi bukan itu masalahnya. Melainkan akan ada banyak orang yang berlomba-lomba mendapatkanmu tentu saja itu tidak bagus untukku, bisa dibilang posisiku terancam." Jisoo menjelaskan dengan raut wajah tenangnya. Namun berbeda dengan raut muka yang diperlihatkan Rose. Pipi gadis itu memerah belum lagi detakan jantungnya kian menggila.

"Sudah ku katakan kamu pandai berkata manis." Ucap Rose mengipasi mukanya karena rasa panas menjalar dari seluruh tubuh hingga mukanya.

"Panas sekali." Lanjutnya berkilah.

"AC kan nyala." Kata Jisoo polos tidak menyadari gelagat salah tingkah gadis disampingnya.

"Kata-katamu membuatku panas jadi berhentilah membuatku melayang." Ucap Rose menutup mukanya.

"Ayo kita melayang bersama-sama haha."

"Dasar gila."

Mereka pun tertawa, menertawakan tingkah bodoh mereka. Layaknya masa pubertas mereka kembali membara diusia yang sudah tidak semestinya. Peduli amat mengenai usia terpenting mereka bahagia menikmati kebersamaan bersama orang tercinta.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang