FlashbackJisoo mengajak Irene berkunjung kerumahnya dalam keadaan tangan saling menggenggam. Memberitahu dunia bila mereka saling mencintai dan tidak mau kehilangan satu sama lain. Begitu menakutkan jika mereka berpisah dan itu tidak akan pernah terjadi selama mereka menjaga cinta mereka secara utuh.
"Orang-orang akan menganggap kita gila melakukan ini sepanjang jalan." Ucap Irene tersipu malu karena mereka menjadi pusat perhatian.
"Daripada gila bukankah kita lebih terlihat seperti anak remaja yang sedang kasmaran." Jisoo tersenyum memperlihatkan pegangan tangan mereka.
"Ini hangat, aku menyukainya." Akui Jisoo.
Mereka saling memandang sambil tersenyum. Semalaman mereka menghabiskan waktu dirumah yang mereka beli dengan penuh kasih.
Sama sekali tidak ada napsu birahi disana melainkan ketulusan dan kasih sayang. Keduanya berjanji akan melakukan hubungan intim setelah mereka menikah. Jisoo sangat menghargai Irene, dia tidak ingin merusak gadisnya sebelum menjadikan Irene sebagai istrinya.
"Aku mencintai." Kata Jisoo tiba-tiba menghentikan langkah kaki mereka.
Irene menoleh menatap Jisoo, tidak biasanya Jisoo mengungkapkan kata tersebut. Sejauh ini Jisoo lebih menunjukkan cintanya lewat tindakan dan itu membuat Irene tersenyum.
"Kenapa diam kamu tidak membalas ungkapan cintaku?" Tanya Jisoo pura-pura kesal tanpa gadis itu katakan dia sudah tahu jawabannya.
"Kamu tersenyum, aku anggap kamu juga mencintaiku." Jisoo membalas senyuman Irene.
"Melihat kamu bersikap manis begini pasti ada maunya. Katakan padaku kali ini apa hm?" Tebak Irene asal-asalan menatap Jisoo.
"Astaga sayang kamu masih saja menyimpan prasangka buruk padaku. Aku serius mengatakannya, aku benar-benar mencintaimu." Kesal Jisoo terlihat seperti bocah.
Bukan sikap Jisoo yang kekanakan yang membuat Irene terperangah melainkan karena Jisoo memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Rene kamu harus bersikap baik padaku, besok lusa kita akan menikah. Kamu akan menjadi istriku." Jisoo menarik pinggang Irene mendekat. Awalnya Irene terkejut dengan tindakan tiba-tiba Jisoo tapi kemudian dia tertawa kecil mengangguk kepalanya.
"Aku akan kerepotan setelahnya, pekerjaanku menjadi bertambah. Mengurus rumah, pekerjaan dan juga mengurusimu." Tampaknya Irene suka sekali memancing kekesalan dalam diri Jisoo.
"Belum menikah saja kau sudah mengeluh ckckck." Jisoo berdecak kesal mendengar perkataan pengantinnya.
"Kita bisa mempekerjakan orang untuk mengurus rumah. Kau tidak perlu mengurusiku seperti orang cacat, aku bisa jaga diri. Jangan karena keluhanmu kita tidak jadi menikah." Ucap Jisoo termakan pancingan jahil Irene.
Irene tertawa mendengar Jisoo yang mengomel. Sangat mudah membuat seorang Jisoo kesal. Dengan begini Irene bisa melihat keseriusan Jisoo untuk menikahinya. Irene memeluk erat tubuh hangat Jisoo.
"Dengan senang hati semuanya aku lakukan. Aku ingin menjadi istri yang bisa diandalkan, hanya aku saja yang boleh mengurusimu. Akan aku masakan menu makanan berbeda setiap harinya juga mempersiapkan semua kebutuhanmu." Ungkap hati isi Irene.
Jisoo tersenyum membalas pelukan Irene. Dia juga mengelus rambut panjang Irene dengan sayang.
"Iya mari kita lakukan bersama-sama." Kata Jisoo kemudian yang dibalas anggukan setuju Irene.
****
Pegangan tangan mereka terlepas setelah melihat tubuh wanita tergeletak didepan rumah Jisoo. Mereka berdua sangat mengenali tubuh tergeletak penuh darah disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Teen FictionBerceritakan kisah cinta rumit yang tidak tahu endingnya akan seperti apa dan bersama siapa. Kim Jisoo, berada dalam situasi sulit. Keputusan apa yang akan ia ambil dengan dua pilihan mungkin menjadi tiga pilihan sebab hubungan masa lalu mereka masi...