ke-10

1.4K 212 54
                                    


Jisoo menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang duduk termenung dengan satu kaleng kopi ditangannya. Jisoo tersenyum tipis lalu mendekati Lisa, begitu sudah ada disana dia langsung merebut kaleng kopi yang akan diteguk Lisa dan meminumnya tanpa permisi.

"Shit!" Umpat Lisa kesal.

"Mau apa kau kemari?" Tanyanya sinis.

Jisoo hanya tersenyum memperlihatkan gigi rapinya. Lisa mendecih melihat kelakuan Jisoo kemudian keduanya tertawa. Mereka seakan melupakan kejadian beberapa jam yang lalu, dimana mereka saling memandang tajam dan membenci.

"Mukamu murung sekali, bukannya senang ya mengantar gadis cantik pulang." Ucap Jisoo merasa heran sekaligus menyindir.

"Ya, akan sangat menyenangkan kalau saja aku dan dia menghabiskan malam bersama diranjang." Kata Lisa enteng tersenyum tanpa beban.

"Aku patahkan tanganmu bila melakukannya." Ujar Jisoo menjitak pala Lisa.

"Kau kejam sekali ya tadi ingin merobek mulutku sekarang tanganku. Aku sedang tidak berteman dengan psikopat kan?" Lisa menatap Jisoo sambil menaikkan satu alisnya.

"Kau berteman dengan seorang penyuka sejenis dan kau juga termasuk ke dalamnya." Jawab Jisoo cuek dan kembali meneguk kopi ditangannya.

"Kita juga satu rekan kerja ditempat yang sama." Lisa menambahkan yang juga diangguki Jisoo.

"Dan semoga saja kita tidak berjodoh, akan sangat menjijikkan." Jisoo melempar kaleng kopi kosong ke tong sampah diujung.

"Tidak hanya menjijikkan tapi juga menakutkan." Ujar Lisa bergidik ngeri.

"Apa kau mengantarnya dengan selamat?" Tanpa menyebutkan namanya, Lisa sudah tahu orang yang dimaksud Jisoo.

"Aku tidak mengantarnya sampai rumah, ya aku harap dia selamat."

"Maksudmu?" Jisoo menatap Lisa penuh rasa ingin tahu.

"Gadismu menolak aku antarkan, dia meminta aku menurunkannya ditengah jalan." Jelas Lisa menjawab keingintahuan temannya.

"Bagaimana bisa kau menuruninya dijalanan seorang diri? Kau tidak lupakan dia bukan orang biasa seperti kita." Ucap Jisoo tanpa sadar menaikan nada suaranya.

Lisa bisa menangkap ada kecemasan dalam nada suara Jisoo. Apa sahabatnya yang player ini benar-benar jatuh cinta pada gadis blonde? Itulah yang ada dipikiran Lisa sekarang ini.

"Tenanglah, kau kan sudah menyiapkan penyamaran untuknya." Lisa mengingatkan Jisoo.

Jisoo menghembuskan nafas leganya setelah teringat tindakan pedulinya kepada Rose.

"Aku sangat cemas tadi."

"Ji." Lisa memanggil Jisoo tiba-tiba setelah hening sejenak.

"Kenapa?" Tanya Jisoo tanpa melihat Lisa.

"Kali ini apa kau akan serius? Maksudku... Ya mengingat hubunganmu yang dulu-dulu." Lisa sedikit ragu melanjutkan perkataannya.

"Aku tahu gadis-gadis yang pernah bersamamu mereka orang baik semua dan tulus. Begitu juga Rose, apa dia akan kau perlakukan sama juga?" Tanya Lisa penasaran berharap Jisoo memberikan jawaban yang memuaskan.

Gadis rambut gelap terdiam seperti memikirkan sesuatu. Dia tidak menyangka Lisa akan menanyakan hal ini.

Jisoo yang tadinya bersandar ditembok karena posisi mereka sedang berada di balkon kamar Lisa, membalikkan tubuhnya melihat langit malam dengan kedua tangan memegangi pinggiran besi. Sementara posisi Lisa tengah duduk bersandar ditembok yang sama dalam kedaaan satu kaki ditekuk keatas.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang