Setelah mendapatkan teguran dan diberikan nasehat oleh Irene, semenjak itu juga Jisoo sebisa mungkin menghindari Jennie. Meskipun mereka bertemu, Jisoo hanya bersikap biasa saja tidak lagi beramah-tamah dengan Jennie.Perubahan Jisoo ini menjadi tanda tanya besar dibenak Jennie, hal apa gerangan yang membuat Jisoo kembali bersikap tidak peduli padanya. Persis sama saat dimana hubungan mereka berakhir dahulu, Jisoo tidak akan mau berusan dengannya jika itu bukanlah hal penting ataupun sesuatu yang menyangkut pekerjaan.
Contoh kecilnya ketika Jennie berkunjung ke kantor Irene untuk mengantarkan berkas milik Lisa yang ketinggalan. Sekalipun Lisa tidak memintanya mengantar, Jennie berinisiatif sendiri melakukannya. Jisoo dan Jennie ketemu di lobby utama tapi Jisoo hanya melihatnya sekilas tanpa menyapa Jennie.
Awalnya Jennie pikir Jisoo tidak melihatnya ataupun tengah sibuk mengobrol dengan rekannya saat itu juga. Jennie memakluminya namun saat mereka berdua berada dalam lift yang sama, Jisoo sama sekali tidak mengajaknya berbicara bahkan sekedar menanyakan kondisi kandungannya.
Mereka selayaknya orang asing yang tidak saling mengenal. Jennie juga bisa merasakan perubahan dalam diri Jisoo. Ketika Jennie ingin mengajak Jisoo berbicara disaat itu juga Jisoo menghindar dengan sengaja. Tidak bohong ia merasa sedih akan sikap Jisoo padanya. Irene yang memperhatikan sikap keduanya, melihat Jisoo yang bekerja keras menghindari Jennie dan bagaimana berharapnya Jennie dengan perhatian Jisoo untuknya.
"Jennie makasih ya, sampai repot mengantarkan ini." Lisa mengusap rambut Jennie dan tersenyum.
"Padahal kamu bisa mengirimkannya lewat kurir." Lisa merasa tidak enak bila harus membuat Jennie kesusahan.
"Tak apa-apa Lisa, aku suntuk di rumah." Kata Jennie menjawab rasa sungkan Lisa.
"Semenjak kamu memutuskan untuk cuti aku merasa lega kau akan baik-baik saja Jennie." Dapat Jennie lihat raut bahagia Lisa.
"Hey anak mom apa baik-baik saja disana?" Lisa sedikit menunduk agar bisa berbicara dengan perut besar Jennie.
"Kamu tidak nakal kan sayang?" Sekarang Lisa mulai menyentuh bahkan mengelus perut Jennie.
"Jangan menyusahkan mommy mu ya jadilah anak baik-baik." Pinta Lisa pada anaknya.
Perkataan dan perhatian Lisa ini mendatangkan rasa haru dalam diri Jennie. Lisa benar-benar memperlakukan mereka dengan sangat baik sekalipun anak yang ia kandung bukanlah anak kandung Lisa sendiri.
"Jennie kamu menangis?" Perhatian Lisa langsung terpusat pada Jennie.
"Tidak Lisa." Jennie menghapus air matanya yang sedikit menetes.
"Apa kamu merasa kesakitan? Ayo sini duduk dulu." Lisa menuntun Jennie untuk duduk di kursi.
"Katakan padaku bagian mana yang sakit?" Tanya Lisa terdengar cemas.
"Lisa." Jennie menegang wajah Lisa supaya mereka saling menatap.
"Aku baik-baik saja. Kamu tahu? Tidak hanya aku saja yang senang dengan sikap pedulimu tapi anak kita juga." Akui Jennie tersenyum. Mendengar perkataan Jennie yang mengatakan anak kita membuat Lisa bahagia. Jennie mengakuinya dan anak diperut Jennie juga merasa senang dengannya.
"Benarkah?" Tanya Lisa berbinar-binar. Jennie mengangguk menjawab.
Lisa memeluk tubuh Jennie untuk meluapkan rasa harunya. Jennie kaget mengetahui Lisa menangis dan Jennie membalas pelukan Lisa.
****
Ternyata hari ini tidak hanya Jennie saja yang mendatangi istrinya ke kantor Irene. Rose juga demikian, ia pergi mengunjungi Jisoo sambil membawakan sarapan, Rose sangat yakin Jisoo belum sarapan karena ia tadi tidak sempat menyiapkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Teen FictionBerceritakan kisah cinta rumit yang tidak tahu endingnya akan seperti apa dan bersama siapa. Kim Jisoo, berada dalam situasi sulit. Keputusan apa yang akan ia ambil dengan dua pilihan mungkin menjadi tiga pilihan sebab hubungan masa lalu mereka masi...