ke-39

648 131 29
                                    


Seulgi menarik tangan Irene begitu mantan istrinya keluar dari ruangan dokter kandungan. Dia ingin meminta penjelasan pada Irene, mengenai apa yang baru saja ia dengar. Ya, Seulgi tadi menguping pembicaraan Irene dengan dokter Ok.

"Seulgi." Kaget Irene melihat Seulgi.

"Kau sudah gila hah?!" Marah Seulgi menatap tajam Irene.

"Ren, cinta bodohmu itu apa membuat akalmu menjadi hilang." Sorotan mata Seulgi tersirat kepedihan disana.

"Bukan urusanmu." Irene menepis tangan Seulgi yang memegang tangannya.

"Kamu sadar tidak dengan yang kamu lakukan ini? Kenapa kamu ingin memiliki anak disaat kita sudah berpisah?" Nada suara Seulgi melembut tidak mengerti tujuan Irene menanyakan perihal kehamilan dan ingin memiliki anak.

"Seulgi aku perlu menegaskan ini, aku melakukannya bukan karena ingin memiliki anak darimu. Ini sama sekali tidak ada hubungannya denganmu." Tukas Irene menatap Seulgi.

"Lantas kenapa kau tidak ingin memiliki anak dariku? Mengapa kau tidak ingin hamil saat kita masih bersama?" Tanya Seulgi sedih cenderung terdengar terluka terlebih pancaran matanya.

"Justru malah sekarang kau ingin menjadi seorang ibu. Apa kurangnya aku Ren? kau begitu teramat suka menyakitiku." Irene tertohok mendengar kata-kata Seulgi ditambah Seulgi juga menangis.

"Apa hal yang membuatmu ingin menjadi ibu disaat kamu tidak memiliki istri?"

Irene masih bungkam ditempat, tidak menjawab pertanyaan Seulgi lebih tepatnya dia tidak ingin memberitahu Seulgi alasan kenapa dia ingin memiliki anak sekalipun dia masih perawan ataupun tidak memiliki pasangan.

"Biarkan hidupku menjadi urusanku, begitu juga denganmu. Jangan mengurusi hal yang bukan menjadi urusan kita sendiri." Ucap Irene tegas memberi peringatan pada Seulgi untuk jangan ikut campur dalam urusannya.

"Ijinkan aku mendengar alasanmu mengapa kau melakukannya." Pinta Seulgi memohonkan pada Irene.

"Jawabanku hanya akan kembali menyakitimu. Kau selalu mengatakan aku tidak menghargaimu dan menyakitimu tapi kau sendiri Seul yang meletakan dirimu untuk selalu tersakiti dengan pertanyaan yang jawabannya hanya memberikan luka pada dirimu sendiri." Perkataan Irene atupun jawaban Irene memang tidak pernah gagal untuk menyakiti hati Seulgi.

Seulgi terdiam dengan mata berkaca-kaca tanpa banyak kata lagi Irene pergi dari sana dengan perasaan bersalah. Berbincang-bincang dengan Seulgi selalu berakhir dengan tidak baik.

Alasan Irene ikhlas melakukan ini semua, ingin hamil lalu memiliki anak tanpa pasangan yang mendampinginya adalah karena Jisoo. Dia bersedia memberikan Jisoo anak meskipun tanpa harus ada ikatan pernikahan diantara mereka.

Mengingat sejauh ini Rose, belum bisa hamil dan memberikan keturunan untuk Jisoo. Banyak dari mereka yang berpikir kalau terjadi masalah dengan rahim Rose dan Irene salah satu dari banyaknya orang yang beranggapan begitu. Maka dari itu ia ikhlas melakukan semua ini untuk Jisoo walaupun nanti ada banyak orang yang akan menilainya jelek karena memiliki anak tanpa pasangan.

Tidak ada yang tahu mengenai hal ini, Irene tidak memberitahu ataupun bercerita pada siapapun. Dia akan menjalaninya seorang diri serta bantuan dokter dan juga melakukan tindakan kejahatan seperti yang dilakukan Jennie terhadap Jisoo.

Tapi Irene masih ragu untuk menjalankan tindakan nekadnya, karena takut Jisoo nanti akan membencinya dan tidak sudi memaafkannya untuk selama-lamanya. Memikirkan hal demikian membuat air mata Irene jatuh. Sungguh ia belum siap dan tidak pernah siap melihat kebencian Jisoo nantinya.

****

Jisoo memandang kota malam dari rooftop Apartemen Rose yang sudah menjadi tempat tinggalnya bersama isterinya. Satu tangannya memegang gelas yang berisi berr dengan pecahan es batu. Matanya memandang lurus kedepan tapi pikirannya sedang berkelana kemana-mana seraya meneguk minuman ditangannya.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang