ke-29

729 127 39
                                    


Ketika membuka pintu rumah, telinga Jisoo langsung mendengar nyanyian suara merdu serta diiringi musik dari piano. Semakin menambah kemerduan melodi yang dihasilkan oleh pemain. Jisoo mempercepat langkah kakinya memasuki rumah ingin mengetahui siapa gerangan hebat yang memainkannya.

Sudut bibir Jisoo terangkat membentuk sebuah senyuman manis setelah matanya melihat punggung seorang gadis yang tampak menikmati bermain piano sambil bernyanyi.

Jisoo tidak langsung memanggil Rose melainkan ia ikut menikmati musik yang dimainkan Rose. Dia membiarkan Rose menuntaskannya sampai selesai, karena ini terlalu indah untuk dihentikan begitu saja.

GREP..

Hingga akhirnya Jisoo memeluk tubuh Rose setelah nyanyian berakhir. Rose terkejut mendapati pelukan tiba-tiba dibelakangnya namun ia tersenyum begitu mengetahui Jisoo lah yang melakukannya.

"Tadi itu bagus." Puji Jisoo masih memeluk Rose dengan sayang.

"Jisoo kamu sudah pulang, aku tidak menyadarinya." Ucap Rose mengelus tangan Jisoo yang berada di lehernya.

"Kapan-kapan ajarkan aku bermain piano ya." Jisoo melihat Rose dari samping yang dibalas senyuman oleh Rose.

"Luangkan saja waktumu, aku akan mengajarimu. Tapi jangan mengharapkan aku akan bersikap lunak padamu." Rose terkekeh melihat raut cemberut Jisoo.

"Rupanya Buk guru pemarah ya, terimalah ini buk guru." Jisoo mulai mengecup bahu terbuka Rose dan juga punggung Rose yang ditutupi baju.

Rose tersenyum menikmati sentuhan lembut bibir Jisoo di tubuhnya. Rose memegang wajah Jisoo untuk melihat muka cantik Jisoo lalu mengecup pipi hingga bibir Jisoo. Ia sangat merindukan Jisoonya begitu juga dengan Jisoo yang mulai mengikuti ciuman yang diberikan Rose.

"Aku menyiapkan sesuatu untukmu, aku bekerja keras melakukannya. Enak apa tidaknya kamu harus menyukainya." Kata Rose yang teringat dengan makanan yang ia siapkan untuk Jisoo.

"Benarkah? Kamu sendiri yang melakukannya?" Ekspresi Jisoo menunjukkan ketidakpercayaan.

"Jangan meremehkanku. Tanganku diberkati oleh dewa untuk bisa melakukan apa saja." Pamer Rose sedikit menyombongkan diri.

"Tangan indahmu ini tidak terluka kan sayang?" Jisoo memegang tangan Rose untuk ia periksa.

"Untungnya tidak hehe." Rose menyengir kemudian mengelus kepala Jisoo yang saat itu mengecup tangannya.

"Baguslah, aku akan marah pada makanan itu apabila kamu sampai terluka." Kata Jisoo memasang wajah seriusnya namun terlihat imut di mata Rose.

"Memang makanan peduli kamu marah apa tidaknya? Dasar sayangku sungguh manis sekali." Rose mengelus dagu Jisoo merasa gemas.

"Ayo kita ke meja makan, aku juga membuatkanmu jus strawberry dan buah-buahan lainnya." Rose mengiringi Jisoo menuju meja makan.

"Apa hari ini hari spesial? Sayang ini semua tidak akan habis bila hanya kita berdua saja yang makan." Jisoo melihat ada beragam menu di atas meja, bahkan meja yang ukurannya cukup panjang ini penuh terisi makanan dan juga buah-buahan segar.

"Iya ini memang hari spesial untuk aku dan kamu." Rose mempersilahkan Jisoo untuk duduk yang langsung dituruti Jisoo.

"Memangnya hari apa?" Tanya Jisoo ingin tahu.

"Kali pertama aku masak bisa dibilang spesial kan." Rose terkikik sendiri dengan perkataannya.

"Okay mari kita merayakannya." Jisoo mengusap lembut muka Rose.

"Sekarang apa boleh aku mencoba masakan pertamamu ini Rose?" Jisoo mulai mengangkat sendok serta garpu ditangannya.

"Silahkan, jangan sungkan memuji masakanku." Mereka berdua saling menatap satu sama lain.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang