Young Papa-31 [END]

7.8K 991 435
                                    

Suara langkah beberapa orang menggema di koridor rumah sakit. Raut panik tercetak jelas di wajah Baji. Ia berdoa dan menggumamkan sesuatu pada istrinya yang tak sadarkan diri di brankar rumah sakit.

"Maaf tuan , pasien akan segera kami operasi."

Langkah Baji terhenti saat Chifuyu dimasukkan dalam ruangan operasi. Ia menatap pintu ruangan dengan nanar. Nafas nya memburu.
Rasa khawatir dan takut, bercampur menjadi satu, tat kala melihat lampu operasi menyala.

Baji terduduk di kursi tunggu ruangan itu. Ia menangkupkan telapak tangannya memohon doa pada Tuhan. Dapat dia rasakan, tangannya bergetar hebat dengan keringat dingin.

"Ya Tuhan, semoga istriku baik-baik saja! "

2 jam telah berlalu. Namun kegiatan didalam sana belum juga berakhir. Baji terus menatap lampu kecil berwarna merah yang menandakan operasi masih berlangsung.

Ting

Baji tersentak saat melihat lampu operasi berubah menjadi hijau. Itu menandakan operasi telah berakhir. Ia meneguk saliva nya takut. Khawatir dengan keadaan Chifuyu.

Hingga pintu operasi terbuka membuat Baji terkesiap dan langsung menghampiri dokter wanita itu.

"Dokter bagaimana keadaan istri saya? "

Dokter itu belum menjawab, dan malah mengulurkan tangannya kedepan Baji. Baji yang paham maksud itu, dengan segera membalas uluran tangan tersebut.

"Selamat Baji-san, tuan Chifuyu berhasil melahirkan putra anda. "

Terkejut, senang, haru, sedih bercampur menjadi satu. Itulah yang dirasakan Baji saat ini. Tanpa sadar, ia meneteskan air matanya. Air mata kebahagiaan.

"Terimakasih dokter, bolehkah aku menjenguknya? "

"Boleh, tapi setelah pasien kami pindahkan di ruang rawat. Anda bisa mengurus administrasi nya di lobi. "

Baji mengangguk paham setelah dokter itu kembali masuk. Pria itu tersenyum bersama air mata yang masih keluar di pelupuk matanya.

Baji menetralkan nafasnya sejenak untuk menenangkan dirinya. Ia mengambil nafas dalam lalu menghembuskanya. Ia mengusap air matanya dan mengangguk semangat. Baji berjalan ke depan untuk mengurus administrasi.

Setelah beberapa saat, akhirnya Baji mendengar kabar jika Chifuyu telah dipindahkan.

Dan disinilah ia, di depan sebuah ruangan dengan polesan serba putih itu. Jantungnya kembali berdebar saat telapak tangannya menyentuh gagang pintu. Dingin sekali, batinnya.

Ia mendorong pintu itu hingga sedikit terbuka. Bukan bau obat yang mendominasi melainkan aroma lemon segar menyapa pernapasannya yang dapat membuat siapa saja nyaman.

Baji memberanikan dirinya melangkahkan kakinya lebih dalam sampai ia benar-benar masuk disana. Netra tajamnya menyapu seisi ruangan,dan menemukan sosok yang begitu ia cintai tengah terbaring disana. Tanpa pikir panjang, ia melangkahkan kaki jenjangnya mendekat.

Deru nafas Chifuyu menandakan ia masih tertidur. Baji duduk di kursi yang sudah di sediakan disana. Tatapannya masih terpaku pada wajah istrinya, mengagumi pahatan sempurna di wajah miliknya.

Ia mengusap dahi Chifuyu yang sedikit mengeluarkan keringat.

Kini tatapannya beralih ke perut rata milik Chifuyu. Bibirnya kembali tersenyum membayangkan bagaimana rupa putranya itu. Ia sangat tidak sabar ingin bertemu dengannya.

Terlalu lama ia melamun, hingga tak sadar jika tidur Chifuyu terusik dan terbangun.

"Eugh, Baji-san... " suara Chifuyu begitu lemah, namun itu tetap membuat Baji tersentak.

Young Papa • Bajifuyu[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang