Young Papa-20

6.5K 1.1K 369
                                    

Kazutora duduk dikursi belakang seraya menatap jalanan kota dari jendela mobil yang akan membawanya ke kediaman ibunya.

"Kazutora, mommy senang sekali akhirnya kau ikut denganku sayang," ucap Emma yang berada di kursi depan. Ia melirik Kazutora lewat kaca depan. Tampak bocah itu melamun dengan tangan menyangga dagunya.

"Yeah kurasa kau senang, " Emma berbalik kembali menatap jalanan depan.

Kemudian mobil itu melaju menuju kediaman Emma.

Akhirnya, setelah beberapa menit perjalanan,sampailah mereka di kawasan elit. Mobil itu terhenti didepan pagar yang menjulang tinggi dengan tulisan 'KEDIAMAN KISAKI TETTA' .

"Kita sudah sampai nyonya!"

Emma mengangguk paham. Ia menoleh kearah Kazutora. "Ayo sayang, kita kedalam! "

Bocah itu yang sedari tadi melamun, menoleh. Ia mengangguk pelan dan membuka pintu mobil.
Sama halnya dengan Emma, wanita itu keluar dari mobil, dan menggandeng tangan mungil itu agar mengikutinya untuk memasuki rumahnya.

Sama seperti dikediaman Baji, saat mereka memasuki rumah, akan ada para pelayan yang berjejer rapi,menyambut kedatangan nyonya besar mereka.

"Selamat datang nyonya, tuanmuda!"

Emma terus berjalan, mengabaikan sapaan para pelayan tadi. Kaki jenjangnya melangkah menaiki sebuah tangga yang menghubungkan sebuah kamar dengan pintu yang bercat warna putih.

Tangannya yang putih, memutar knop pintu dan membukanya. Kazutora yang sedari tadi meneliti rumah itu, atensinya teralihkan saat mendengar pintu terbuka.

"Nah sayang. Ini adalah kamar barumu," ucap Emma dan menarik pelan tangan Kazutora untuk lebih dekat dengannya.

Kamar yang didominasi warna biru langit dengan tempelan stiker di dindingnya yang biasanya disukai anak-anak. Kasur empuk dengan sprai bermotif kartun menambah kesan imut dan nyaman bagi siapapun yang menempatinya.

"Lihatlah! Mommy sendiri yang mendesainnya loh. Warna biru kesukaanmu!" Emma berucap dengan antusias dengan mata berbinar.

"Tapi, warna kesukaanku itu orange mommy," gumam Kazutora membuat senyum Emma luntur.

"E-eh begitu ya? " Kazutora mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Emma.

"Ahaha baiklah baiklah. Kalau begitu, kau pasti menyukai anjing bukan? Mommy punya anjing kecil disana. Kau mau lihat? "

Bocah itu kembali menggeleng tanda tak menyetujui ucapan dari ibunya itu.

"Aku hanya menyukai kucing. Bukan anjing. Lagipula, Tora dulu pernah digigit anjing, sampai tidak bisa berjalan dua hari. " lagi-lagi, ucapan yang dilontarkan dari Kazutora membuat Emma sedikit merasa malu. Bagaimana bisa ia melupakan kejadian dulu yang sempat menggegerkan penghuni rumah hanya karena tuanmuda terluka akibat gigitan anjing diluar kompleks rumahnya. Ibu macam apa dirinya itu?

"Begitu ya? Wah pasti Kazutora sangat menyukai kucing itu ya? " mendengar kucingnya disebut, mata Kazutora berbinar senang.

"Tentu saja mommy. Setiap pagi, aku akan memandikannya, bermain kejar-kejaran dan mendandaninya bersama papa Chifuyu,mommy"

Emma tersenyum senang mendengar Kazutora berceloteh mengenai kucing kesayangannya itu. Namun ia harus menahan kesal saat seseorang yang begitu dibencinya disebut anaknya dengan sangat enteng.

"Hahaha sepertinya kau sangat menyukainya ya? " tanya Emma dengan kekehannya. Namun siapa sangka, dibalik senyumannya itu, tersimpan rasa benci dan kesal secara bersamaan.

Drrt drrt..

Emma merogoh tasnya saat merasakan adanya panggilan masuk. Matanya menatap nama yang tertera disana dan beralih kearah Kazutora yang menatapnya juga.

"Ah Kazutora, mommy ada sedikit urusan. Kau bermainlah disini sesukamu ya. Kalau butuh apa-apa, panggil saja pelayan disini! "

"Shion! " panggil Emma.

Dan beberapa saat kemudian, seorang pelayan muda datang. "Iya nyonya"

"Aku ada urusan, mungkin aku pulang terlambat. Kau, jagalah Kazutora. Turuti semua yang dia inginkan. Buat dia nyaman disini!"

Pelayan itu mengangguk paham. Setelah mengatakan itu, Emma mengecup pucuk kepala Kazutora dan melambaikan tangannya, sebelum ia keluar kamar.

"Nah tuan muda, ayo kau harus makan siang" ajak Shion lembut. Kazutora yang masih belum terbiasa dengan pengasuh perempuan selain Hinata,sedikit tidak nyaman. Ia terus menatap pelayan muda itu dengan tatapan takut.

"Ahaha, tidak perlu takut padaku. Bibi baik kok. Ayo tuanmuda!" kata pelayan itu dengan senyum cerah. Melihat senyuman itu, mengingatkan dirinya pada Chifuyu.
Mau tak mau, bocah itu hanya menurut saja.

***

Setelah kepergian Kazutora beberapa menit yang lalu, Chifuyu masih saja menangis. Saat ini, ia berada di sofa ruang tamu dengan para pelayan bersimpuh mengelilingi nya yang berusaha menenangkannya.

"Sudah tenanglah Chifuyu. Tuan muda pasti baik-baik saja disana" ucap Hinata yang duduk disebelahnya. Ia mengelus punggung kecil itu dan mengucapkan kata penenang untuk Chifuyu.

"Iya tuan. Tuan muda tidak akan nakal kok" suara pelayan yang lainnya juga berusaha menenangkan Chifuyu.

"Jangan bersedih lagi ya. Kasihan tuanmuda kecil di perutmu!"

Baji yang sedari tadi melihat dari kejauhan sambil bersedekap dada dan menghela nafas pelan. Ia menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah kekanakan suami kecilnya itu. Akhirnya,ia memutuskan untuk menghampirinya.

"Chifuyu!" panggil Baji membuat para pelayan terkesiap.

"Ayo, kau harus beristirahat! "lanjutnya.

Namun Chifuyu tetap diam dengan air mata yang masih mengalir di pipinya, walau tidak sederas tadi.
Chifuyu mengusap air matanya, dan ia masih tetap diam mengabaikan panggilan Baji.

"Chifuyu, apa kau masih bisa mendengarku? "

Masih sama seperti tadi, Baji diabaikan.

Kemudian sebuah ide terlintas di pikiran Baji. Ia menyeringai lebar menampilakan gigi taringnya. Dan sedetik kemudian, sebuah kejadian tak terduga. Baji menggendong Chifuyu ala brydal.

"B-baji-san" Chifuyu terkejut dengan perlakuan Baji yang sangat tiba-tiba. Ia reflek memeluk leher Baji dengan kedua tangannya agar tidak terjatuh.

"Kau harus istirahat,sayang!" gumam Baji seraya mengecup pelan pipi Chifuyu. Dan jangan lupakan, para maid yang sedari tadi menonton aksi keduanya.

"Apa yang kau lakukan Baji-san. Turunkan aku, malu tahu dilihatin" Chifuyu mengeratkan tangannya di leher Baji. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Baji dengan wajah yang bersemu.

Tawa samar-samar dari para pelayan terdengar, melihat tingkah tuan mereka. Baji yang tidak peduli, hanya mengangkat bahu acuh dan membawa Chifuyu kekamarnya.

Ceklekk

Akhirnya pintu kamar terbuka. Walau Baji sedikit kesusahan karena sedang membawa bayi besar di gendongannya.

Baji masuk kedalam kamar dan meletakkan Chifuyu ke ranjang dengan sangat hati-hati.

"Istirahatlah. Aku akan mengambilkan makan siang dan obatmu" ucap Baji sembari menata selimut agar Chifuyu merasa nyaman.

"Tidak usah Baji-san. Aku bisa mengambilnya sendiri"

"Jangan keras kepala! Kau harus istirahat. Biar aku saja yang mengurus semuanya! " final Baji dengan nada tegas. Chifuyu yang paham Baji dalam mode serius, hanya bisa pasrah.

Ia menatap kepergian Baji dengan senyuman tipis.

"Kazutora,semoga kau tidak nakal disana. " gumam Chifuyu seraya mengelus perutnya.

TBC

Young Papa • Bajifuyu[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang