(17)

205 28 0
                                    

Gadis kecil tersebut hanya diam sambil terisak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis kecil tersebut hanya diam sambil terisak.

"Seperti nya dia hilang ingatan." Ucap Albert menarik tangan gadis kecil tersebut dari lehernya.

"Diam, berhenti menangis. Itu Ayah dan Kakak mu." Ucap Albert membuat gadis kecil tersebut menoleh dan menatap kearah Axston dan kedua anak kembarnya.

"Rosé ayo kemari, aku kakak mu." Ucap Satria.

"Benalkah?"

Axston berbalik arah, "Panggilkan tabib kerajaan untuk memeriksa keadaan Rosé." Axston berbicara kepada prajurit.

"Baik Tuan." Prajurit tersebut menunduk lalu pergi.

"Dan kalian, cepat gantikan pakai putri ku jangan sampai ia sakit." Ucap Axston melenggang pergi begitu saja.

"Ganti baju mu, jangan takut mereka tidak akan menyakiti dirimu." Ucap Albert menurunkan gadis kecil itu.

"Jangan tinggal kan aku! Aku takut." Gadis kecil itu menarik baju yang di gunakan oleh Albert.

"Kita satu istana." Ucap Albert lalu pergi meninggalkan gadis kecil tersebut.

Dua bocah laki laki berumur 9 tahun mendekati gadis kecil tersebut.

"Rosé apa kau tidak ingat kakak?" Tanya Satya, adik kembar Satria.

Rosé hanya diam dan menggelengkan kepalanya.

"Kau benar benar tidak ingat siapa kami?" Tanya Satria, lagi lagi Rosé menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, ganti baju mu dengan para pelayan tenang saja mereka tidak ada menyakiti dirimu." Ucap Satya.

"Pelayan! Cepat bantu Rosé mengganti baju nya." Ucap Satria.

"Baik Tuan muda." Pelayan tersebut menuntun tangan Rosé untuk mengganti pakaian nya.

***

"Buatkan kue pie kesukaan Rosé yang banyak, serta makanan yang sering di makan oleh Rosé." ucap Axston kepada pelayan dapur.

"Baik Tuan!" Ucap Pelayan tersebut menunduk kan kepalanya.

Axston kembali masuk ke dalam ruangan kerjanya, dan mendudukkan dirinya di kursi.

Bagaimana ini bisa terjadi? ada apa dengan Rosé? Batin Axston.

"Tuan, saya merasa ada ke janggalan pada saat Nona muda hilang." Ucap Edward, tangan kanan Axston.

"Jelaskan." Axston menumpu kedua tangan nya di atas meja.

"Nona muda pergi bersama prajurit menunggangi kuda Butterscotch, lalu tidak lama setelah itu Tuan muda Albert ikut pergi menunggangi kuda anda."

"Lalu apa kau menuduh ku?" Tanya Albert santai masuk ke dalam ruangan Axston membuat Edward terkejut.

"Tidak tuan muda! Saya hanya menjelaskan kepada Tuan tentang kejadian hilang nya Nona muda." Ucap Edward gemetar.

"Baiklah, kalau begitu lanjutkan aku akan mendengar penjelasan mu." Albert menopang dagu nya.

"Lanjutkan Edward." Ucap Axston.

"Lalu pada saat Tuan muda Edward kembali ia tidak menggunakan kuda anda melainkan membawa kuda Butterscotch, kuda anda di temukan di dekat laut."

"Para prajurit sempat berkelahi dengan penculik Nona muda dan mereka mengatakan salah satu prajurit menyayat lengan kiri pelaku tersebut." Jelas Edward.

"Lalu?" Albert menutup matanya, ia mengantuk.

"Tangan kiri Tuan muda Albert terdapat luka sayat pedang tersebut." Jelas Edward membuat Albert tertawa.

"Kau pintar ternyata, Ayah angkat dia menjadi anak ayah ia terlalu cerdas padahal aku sudah menutupi nya." Ucap Albert santai.

"Tidak Tuan muda! Maaf kan saya." Edward menunduk takut.

Rahang Axston mengeras, "Sudah ku peringatkan kepada mu untuk tidak menganggu putri ku, sialan." Bentak Axston.

"Jangan kesal begitu Ax, aku hanya melatih putri mu untuk hidup mandiri." Ucap Albert menaruh kaki nya di atas meja Axston.

"Hingga membuat nya hilang ingatan, begitu Albert?" Tanya Axston ia mengepalkan tangannya.

Albert mengangkat bahu nya acuh, "Kalau itu aku tidak tau."

"Dasar bocah sialan, pergi kau dari kerajaan ku." Maki Axston.

Albert berdiri lalu tersenyum, "Dengan senang hati." Ucap Albert lalu pergi.

"Tuan maaf kan saya, saya tidak bermaksud untuk--"

"Keluar kau dari ruangan ku." Ucap Axston memutar kursi nya menatap kearah balkon.

"Baik tuan." Edward memundurkan langkahnya lalu berbalik pergi.

"Dasar anak tidak tau diri, sialan kau." Maki Axsto, ia benar benar murka terhadap anak nya yang satu itu.

Axston mendengar gelak tawa Albert, Dasar pak tua kerjaan nya marah marah saja, memusingkan sekali anda. Lebih baik aku bertempur. Ucap Albert.

"Ya silakan jika perlu kau tidak usah kembali, dan kalah di dalam pertempuran." ucap Axston.

Tidak ada sejarah nya Albert Antarka Drake si pejuang keturunan bangsawan yang berasal dari dunia dingin ini kalah, pak tua bodoh. Maki Albert.

"Kau bukan keturunan bangsawan kau keturunan bangsa Samonyed." Celetuk Axston.

SIALAN KAU PAK TUA! Maki Albert membuat Axston terkekeh.

Begitulah kegilaan antara Ayah dan anak dari kerajaan Drake tersebut.

Begitulah kegilaan antara Ayah dan anak dari kerajaan Drake tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tri World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang