Pagi hari.
Rosé mengerjapkan matanya dan menggeliat pelan, ia menoleh kearah tempat tidur ayahnya, sudah kosong.
"Ayah?" Gumam Rosé bangkit dari tidur nya dengan kesusahan.
Tiba tiba pintu berlambang naga terbuka muncul si kembar dengan senyum yang ceria.
"Selamat pagi Rosé!" Ucap Satya dan Satria bersamaan, lalu mereka saling menatap tidak suka satu sama lain.
"Jangan mengikuti ku Satya!" Delik Satria menatap Satya tajam.
"Siapa juga yang mengikuti mu." Ucap Satya menghampiri Rosé.
"Kakak dimana Ayah belada?" Tanya Rosé saat Satya menggendong tubuh nya.
"Ahh Ayah?! Ayah sedang ada urusan." Ucap Satya gelagapan.
"Ulusan apa?" Tanya Rosé kembali.
"Emm Rosé untuk sementara waktu Ayah sedang melakukan sesuatu urusan yang penting, jadi Rosé bermain saja dengan kak Satya, dan kak Satria, biarkan Ayah yang menyelesaikan urusan nya." Ucap Satya menjelaskan.
"Ayah tidak belpamitan dengan Losé?" Lirih Rosé.
"Mungkin Ayah lupa, sekarang Rosé mandi setelah itu kita sarapan bersama." Ucap Satya.
"Ya benar kata Satya! Setelah sarapan kita menunggangi kuda." Ucap Satria senang dan mengambil alih Rosé di gendongan Satya.
"Kau?!" Satya menatap tajam Satria.
"Diam kau." Ucap Satria dan membawa Rosé pergi.
Rosé membersihkan tubuh nya di bantu oleh para pelayan, setelah selesai mandi Rosé duduk di depan meja rias nya.
Para pelayan memakai kan pakaian yang cantik serta pas di tubuh Rosé, rambut yang di biarkan terurai.
Tok Tok Tok.
"MENGAPA KALIAN LAMA SEKALI?!" Teriak Satria dari luar.
Pelayan buru buru membuka pintu, "Maaf Tian muda." Ucap pelayan menunduk takut.
"Ck, suruh teman teman mu menata makanan dengan cepat aku tidak mau adik ku kelaparan, kalau tidak habis kalian." Ucap Satria tajam lalu masuk ke dalam kamar.
"Baik tuan muda!" ucap Pelayan tersebut lalu pergi terburu buru.
"Kak Satlia kenapa kakak malah malah?" Tanya Rosé dengan wajah polos nya membuat Satria gemas.
"Tidak Rosé, kak Satria tidak marah marah. Aku hanya memerintah Pelayan agar kerja mereka tidak lemot." Ucap Satria.
"Ayo kita makan." Ucap Satria menggandeng tangan Rosé.
"Kak Satya ada dimana? Losé tidak melihat nya." Tanya Rosé menatap kearah sekeliling nya.
"Satya sedang bertarung, kemampuan bertarung nya sangat lemah." Ucap Satria.
"APA?! BELTALUNG?!" Pekik Rosé.
Satria gelagapan, "Tidak tidak! Maksud ku Satya sedang belajar bertarung bukan sedang bertarung."
Rosé mengangguk paham, "Apakah selesai makan nanti Losé boleh lihat kak Satya?" Tanya Rosé saat Arthur mengangkat nya dan mendudukkan dirinya di kursi makan.
"Tidak usah! Lebih baik kita berkuda." Ucap Satria menyuapi Rosé makan.
"Baiklah." Rosé mengambil alih sendok yang di pegang oleh Satria.
"Bial Losé makan cendili, kak Satlia makan caja makanan Kak Satlia." Ucap Rosé gemas.
Satria menghela nafas gusar, "Baiklah Rosé."
Mereka memakan makanan nya dengan tenang, setelah selesai makan para pelayan membantu mengganti kembali pakaian Rosé untuk berkuda.
"Rosé! Ini kuda kesayangan mu, Butterscotch." ucap Satria menunjuk kearah kuda yang berukuran sedang, berwarna putih serta rambut dan ekor nya berwarna emas.
"Wah cantik cekali!" Pekik Rosé melompat kegirangan.
"Baiklah, Nona muda mari saya bantu naik." Ucap Arthur menggendong Rosé untuk duduk di atas kudanya.
"Hei aku juga!" Ucap Satria.
"Tuan muda, biasa nya Tuan menaiki nya sendiri?" Tanya Arthur mengangkat tubuh Satria dan mendudukkan nya di belakang Rosé.
"Diam Arthur jangan banyak bicara kau." Ucap Satria tajam.
"Maaf Tuan muda!" Ucap Arthur menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tri World (END)
Fantasy[Fantasi - Reinkarnasi] [End/Lengkap] Seorang gadis yang terjebak di dua tubuh seorang anak kecil yang berada di 2 dunia lain. Ia merasa dirinya seperti reinkarnasi namun dalam bentuk, keadaan, serta dunia yang berbeda. Dunia pertama dipenuhi oleh...