(25)

158 28 0
                                    

Seorang wanita tua berjalan memasuki kerajaan Drake, ia tersenyum miring sambil menghentakkan tongkatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita tua berjalan memasuki kerajaan Drake, ia tersenyum miring sambil menghentakkan tongkatnya.

Mata wanita tua itu menyusuri setiap sudut kerajaan.

"Nyonya." Ucap Edward terkejut, pasalnya wanita tua ini sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Tuk.

Tongkat tua tersebut mengetuk kening Edward, "Kau masih mengenal ku rupanya."

"Nyonya bagaimana and--" Ucapan Edward terputus saat wanita tua tersebut melewati dirinya.

"Kerajaan ini makin mewah rupanya, bagaimana jika aku menghancurkan nya ya? hehe." Ucap wanita tua tersebut terkekeh.

"Jangan nyonya!" Ucap Edward.

Bugh

Tanpa di suruh tongkat wanita tua tersebut memukul perut Edward membuat Edward meringis, "Kau banyak bicara."

"Nyonya!"

"Nyonya?"

"Kenapa mulut ku tidak mengeluarkan suara?"

"Aaaaa."

"Astaga."

Wanita tua tersebut tertawa lalu berjalan menuju kamar Rosé, "Dimana cucu ku berada?" Tanya nya.

"Nona muda di culik." Ucap Edward tanpa suara.

"APA?!" Seakan mendengar ucapan Edward, wanita tua tersebut menggeram.

"Nenek!" Teriak Satria berlari memeluk wanita tua tersebut.

Raut wajah wanita tua tersebut langsung berubah, "Cucu ku, kau sudah besar ternyata Arya." Ucap nya membuat Satria mendengus.

"Satria." Ucap Satria membuat wanita tua tersebut tertawa pelan.

"Ya, dimana adik mu?"

"Di curi Albert." Sahut Satria, wanita tua tersebut terdiam lalu mengangguk.

"Maksud ku kembaran mu."

"Dia kakakku nek, bukan adikku. Dia pergi mencari Albert." Ucap Satria.

"Baiklah, pergi kau bocah tengil." Usir nya lalu masuk ke dalam ruangan Axston.

Satria menggerutu lalu beralih masuk ke ruang makan, ia pusing memikirkan Rosé tapi saat Ayah nya mengirimkan sinyal bahwa Rosé aman bersama dengan dirinya membuat Satria dan Satya menghela nafas lega.

"Mengapa kalian bodoh sekali menjaga putri kecil saja tidak becus." Ucap wanita tua tersebut sebut saja dia, Lusia.

***

Rosé menaiki tempat tidur dengan wajah riang dan memeluk Axston erat menaruh kepalanya di dada Axston.

"Ayah, Losé melindukan Ayah." ucap Rosé mendongak menatap wajah Axston.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Axston tajam.

"Kakak itu menculi Losé, Ayah." Ucap Rosé menunjuk kearah Catte dengan tangan mungilnya.

"Mencuri?"

Rosé mengangguk pelan, "Kakak penculi menyamal menjadi kakak apel." Rosé menunjuk kearah Catte lalu menujuk kearah Albert.

"Pasti kak Satlia dan kak Satya mencali Losé, kacian sekali meleka." Ucap Rosé kesal.

Rosé mendudukan dirinya di atas kasur lalu menatap tangan Axston, "Tangan ayah kenapa?" Tanya Losé menyentuh tangan Axston.

"Apakah cakit?" Tanya Rosé mengerjapkan matanya polos.

"Tidak."

"Ayah ayo kita pulang." Ucap Rosé.

"Mengapa?"

Rosé menggeleng, "Ayo kita pulang, Ayah." Ajak Rosé.

"Mengapa kau berada di sini?" Tanya Axston.

"Losé di cini untuk menemui Ayah, Losé melindukan Ayah."

"Pulang, disini berbahaya. Rosé."

"Tidak mau! Losé hanya ingin pulang belsama ayah." Rosé memeluk Axston erat.

Axston menatap tajam kearah Albert sedangkan Albert hanya menggedikan bahunya acuh.

"Ayah, Losé mengantuk." Ucap Rosé sambil menguap, tiba tiba saja rasa kantuk menyerang dirinya.

"Tidurlah."

"Tapi nanti Ayah meninggalkan Losé lagi." Ucap Rosé pelan.

"Tidak."

"Apa Ayah tidak bohong?" Tanya Rosé, Axston mengangguk.

"Tidurlah." Ucap Axston membuat Rosé mengangguk dan memeluk Axston erat, lalu memejamkan mata nya kembali.

"Drama yang sangat menyedihkan." Celetuk Albert lalu pergi.

"Sialan." Maki Axston geram.

Dua bocah itu memang mengerti keadaan ku di saat aku membutuhkan penguat ku kembali. Batin Axston mengecup kening Putri nya.

Tanpa di sadari Catte mengintip dari balik pintu, "Ayah yang sok romantis." Catte memutar bola matanya malas.

" Catte memutar bola matanya malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tri World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang