Axston menggeleng mendengar ucapan Rosé, "Tidak, kau duduk di sini saja."
Axston menarik sebuah kue pie berukuran sedang kearah nya, lalu mengambil potongan kue pie itu dan menyuapkan nya kepada Rosé.
"Buka mulut mu." Perintah Axston, Rosé membuka mulutnya dan menerima suapan Axston.
"Ayah seperti nya anda terlalu besar menyuapi Rosé, ia kesusahan untuk mengunyah nya." Ucap Satya membuat Axston menatap wajah Rosé yang kesusahan mengunyah.
Axston membuka telapak tangan nya, "Muntah kan." Ucap Axston, Rosé menggeleng lalu mengunyahnya hingga habis lalu ia membuka mulut nya.
"Aaaa lagi Ayah! Aku lapal." Ucap Rosé menatap kue pie nya.
Axston menyuapi kembali Rosé dengan suapan yang lebih kecil.
"Rosé, itu makanan kesukaan mu." Ucap Satya membuat Rosé membulatkan matanya.
"Bwenalkah?!" Tanya Rosé, Axston menyodorkan air kehadapan Rosé.
Rosé memegang cangkir tersebut dengan tangan mungil nya, setelah ia selesai minum, bercak air tersisa di atas bibirnya membuat Satria tertawa.
"Rosé mengapa tangan mu kecil sekali?" Tanya Satria menatap jari tangan nya.
Rosé menatap jari jari tangan nya yang kecil lalu menarik tangan Axston dan menempelkan telapak tangan nya di telapak tangan Axston yang super besar dibandingkan tangan nya.
"Tangan Ayah becal cekali." Rosé menatap Axston dengan tatapan polos khas anak kecil nya.
Bibir Axston tertarik untuk tersenyum tipis, "Habis kan makan mu lalu kembali tidur." Ucap Axston meletakan Rosé di bangku nya lalu beranjak pergi.
"Ayah, apa anda tidak makan?" Tanya Satria menatap makanan Axston yang masih utuh.
"Tidak, aku masih banyak urusan." Ucap Axston lalu pergi.
"Mengapa Ayah pelgi?" Tanya Rosé, tubuh nya setara dengan meja makan.
Satya menggeser tempat duduk nya "Ayah sedang banyak urusan Rosé, ini lanjutkan makan mu." Ucap Satya menyuapi Rosé.
"Apa kakak cuda celecai makan?" Tanya Rosé.
Satya mengangguk, "Sudah ayo buka mulut mu."
Rosé menerima suapan Satya, Satya tersenyum dan mengelus rambut Rosé sayang.
Satria menghabiskan makanan nya dengan terburu buru, lalu beralih menuju kursi di sebelah Rosé.
"Rosé! Biar kak Satria yang menyuapi mu, kak Satya belum menyelesaikan makan nya." ucap Satya mengambil alih kue pie.
"Hei! Tidak perlu, aku sudah kenyang biar aku yang menyuapi Rosé." Ucap Satya.
Rosé menggeleng, "Tidak ucah! Kak Satya makan caja, bialkan Kak Satlia yang menyuapi Losé makan."
Satria tersenyum mengejek kepada Satya membuat Satya mengumpat kesal dan kembali memakan makanan nya.
Setelah mereka selesai makan, mereka bertiga berjalan beriringan menuju kamar Rosé.
"Rosé malam ini biar kak Satria yang menemani mu tidur ya?" Tanya Satria menggandeng tangan Rosé.
"Tidak! Biar aku yang menemani Rosé tidur. Kau itu penakut ada kecoa saja kau lari." Ucap Satya.
"Tidak, aku tidak takut!" Ucap Satria tajam.
"Kau penakut, nama mu saja Kesatria namun jiwa mu penakut." Ejek Satya.
"Tidak, dasar Satya bodoh." Maki Satria geram.
"Aku tidak bodoh, kau yang bodoh." Ucap Satya, mereka saling melemparkan tatapan tajam.
Rosé hanya diam mendengar pertengkaran kedua kakak nya itu, lalu ia teringat bahwa Axston belum memakan makanan nya.
Rosé melepaskan genggaman kedua kakak nya, "Kakak! Kalian tidul caja telebih dahulu, Losé ingin menghampili Ayah." Ucap Rosé lalu berlari pergi.
"NONA MUDA JANGAN BERLARI!" Teriak Arthur yang di tugas kan menjaga Rosé.
Arthur mencegah Rosé untuk kembali berlari, lalu mengangkat Rosé di gendongan nya dan mengantarkan Rosé ke ruangan Axston.
"Ayah!" Panggil Rosé saat Arthur menurunkan diri nya di ruangan Axston.
Axston menoleh menatap kearah Rosé, "Ayah apa Ayah tidak makan malam?" Tanya Rosé menghampiri Axston dan berdiri didepan Axston yang sedang duduk.
"Tidak, aku sudah kenyang. Tidurlah sudah malam." Ucap Axston.
"Losé ingin tidul belsama Ayah, apa boleh?" Tanya Rosé pelan membuat Axston terkejut.
"Mari!" Axston langsung menggendong Rosé menuju kamar utama, kamar yang ia tempati.
Sebelum itu ia berkata kepada Edward, "Selesai kan pekerjaan ku malam ini." Ucap Axston lalu pergi.
Edward terkejut saat melihat respon Axston, "Nona muda memang memberikan pengaruh besar terhadap Tuan Axston." Gumam Edward lalu menyelesaikan pekerjaan Axston.
Axston merebahkan Rosé di kasur empuk nya, lalu ia ikut merebahkan diri nya di sebelah Rosé.
Rosé tersenyum dan memeluk guling Axston dan memejamkan matanya menuju alam mimpi.
Sedangkan Axston, ia tersenyum lebar melihat Rosé yang tertidur. Axston bangkit dengan perlahan menganti baju nya dengan piama tidur lalu kembali merebahkan tubuhnya di samping Rosé dan ikut tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tri World (END)
Fantasy[Fantasi - Reinkarnasi] [End/Lengkap] Seorang gadis yang terjebak di dua tubuh seorang anak kecil yang berada di 2 dunia lain. Ia merasa dirinya seperti reinkarnasi namun dalam bentuk, keadaan, serta dunia yang berbeda. Dunia pertama dipenuhi oleh...