(26)

158 28 0
                                    

Axston mengerjapkan matanya menoleh, mencari Rosé

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Axston mengerjapkan matanya menoleh, mencari Rosé.

"Rosé?" Ucap Axston namun tidak ada yang menyahuti.

Axston bangkit perlahan berjalan untuk mencari Rosé, kaki Axston membawa dirinya ke halaman belakang.

"Rosé aku menemukan mu!" Teriak Albert saat melihat Rosé membungkuk sedang bersembunyi.

Axston menatap kearah Rosé begitu pun dengan Rosé, Rosé menaruh telunjuknya di mulut nya. Memberi sinyal agar Axston diam, Axston mengangguk.

Menatap kearah Catte dan Albert yang masih mencari Rosé, "Dasar bocah." Ucap Axston lalu berbalik kembali kedalam rumah namun saat Axston membalikkan badannya suara Rosé membuat Axston terkejut

"AAAA AYAH!" Teriak Rosé lalu menghilang disertai dengan ledakan.

Axston dengan cepat berbalik menatap kearah tempat bersembunyi Rosé tadi.

"ROSÉ!" Teriak Axston berlari mendekati tempat bersembunyi Rosé tadi.

"BEDEBAH SIALAN!" Teriak Albert menatap sekitarnya.

Catte menghampiri Axston menatap kearah sekitar, mata Catte tak sengaja melihat sebuah pedang kecil yang tak asing dimatanya, Catte mengambil pedang kecil tersebut.

Catte menghampiri Axston menatap kearah sekitar, mata Catte tak sengaja melihat sebuah pedang kecil yang tak asing dimatanya, Catte mengambil pedang kecil tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak tua." Ucap Catte menyodorkan belati tersebut kepada Axston.

"Colbert, apa kau ingin mati?" Axston menggenggam erat pisau kecil tersebut.

"Colbert? si pengundang yang ku injak batang lehernya saat pertempuran?" Tanya Albert menaikan sebelah alisnya.

"Ya. Kalian tidak perlu ikut dengan ku, aku bisa menyelamatkan putri ku sendiri." Ucap Axston lalu pergi.

"TUNGGU AKU PAK TUA!" Teriak Catte lalu berlari mengejar Axston dan diikuti oleh Albert.

Colbert sialan, kau lihat saja nanti. Kemarin aku sudah menginjak batang leher mu ku pastikan kali ini aku akan menarik batang leher mu hingga terlepas. Batin Albert memaki Colbert.

***

"Hello putri tidur." Sapa seorang lelaki tepat di depan wajah Rosé, membuat Rosé memekik terkejut.

"CIAPA KAMU?!" Teriak Rosé membuat laki laki tersebut tertawa.

"Ahhaha kau memang lucu." Laki laki tersebut mencubit pipi Rosé gemas.

"Kau tidak perlu tau siapa aku, sekarang kau bangun dan temani adik ku." Ucap Laki laki tersebut menarik tangan Rosé.

"Tidak! Losé tidak mau, Losé ingin pulang." Ronta Rosé.

"Ya ya ya baiklah, aku akan membawa mu kembali saat adik ku seceria dulu lagi." Ucap Laki laki tersebut mengetuk pintu kamar adik nya membuat Rose kebingungan.

"Pie, kakak membawa teman untuk mu." Ucap Laki laki tersebut dengan lembut.

Seorang gadis kecil hanya diam meringkuk di atas kasur, "Pie." Ucap laki laki tersebut menghampiri adik nya yang bernama Piece.

"Pie, bukan kah kau kesepian? Lihat, kakak membawa kan kau seorang teman." Ucap laki laki tersebut mengecup puncak kepala adik nya pelan.

Rosé yang melihat kejadian tersebut hanya bisa terdiam dan menarik baju yang di kenakan laki laki tadi.

"Dia ciapa?" Tanya Rosé polos membuat Pie menoleh dan menatap kearah Rosé.

"Dia adik ku nama nya Piece, bisa kah aku meminta tolong kepadamu?" Tanya laki laki tersebut menatap Rosé, sebut saja laki laki itu Colbert.

"Kau hanya perlu membuat adik ku ceria kembali, setelah itu aku akan memulangkan mu ke pada Ayah dan Kakak kakak mu." Ucap Colbert.

Rosé mengangguk polos, "Baiklah!"

Colbert tersenyum senang, "Bermain lah dengan adik ku, di sana ada banyak sekali mainan mainan." Colbert menunjuk sebuah pintu.

"Aku akan meminta para koki untuk memasak makanan." Ucap Colbert lalu pergi meninggalkan Rosé dan Piece hanya hanya terdiam.

"Hello, nama mu ciapa?" Tanya Rosé duduk di pinggir kasur, Piece hanya diam tidak menyahuti ucapan Rosé.

Rosé memajukan bibirnya kesal, lalu ia bangkit dan melangkah kan kaki kecil nya menuju pintu yang ditunjuk oleh Colbert tadi.

Rose membuka pintu tersebut, lalu mengambil dua buah boneka.

"Kamu mau main ini belcama Losé?" Tanya Rosé berdiri di hadapan Piece, Piece langsung menutup tubuh nya menggunakan selimut.

"Huh!" Rosé menghela nafas, ia menatap seliling ruangan. Gelap.

Rosé berjalan mendekati jendela dan berniat untuk membuka jendela tersebut, Rosé bersusah payah untuk membuka jendela tersebut hingga berhasil.

Piece menoleh saat melihat cahaya terang memasuki kamar nya, Rosé ikut menoleh menatap Piece dengan senyuman manis nya.

"Bukan kan sepelti ini lebih nyaman?" Tanya Rosé menduduki dirinya diatas kasur.

Rosé mengambil dua boneka tersebut.

"Halo nama kamu ciapa? aku Losé."

"Hallo nama aku tidak tau, aku ingin tidul."

"Mengapa kamu tidul telus? mali belmain dengan Losé!" Ucap Rosé dengan suara cadel yang menggemaskan ia menggerakkan kedua boneka yang ia pegang.

Piece menarik senyuman nya, "Aku Piece." Ucap Pie menduduki dirinya di sebelah Rosé membuat Rosé menoleh kearah Piece.

" Ucap Pie menduduki dirinya di sebelah Rosé membuat Rosé menoleh kearah Piece

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tri World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang