3. THANKYOU

2.8K 325 8
                                    

"Park sunghoon!"

"Ah jay" sunghoon tiba-tiba malah membelai rambut jia

Namun bukan hanya jay saja yang datang melainkan di susul jake, kenapa semuanya jadi di sini.

Jia melihat jake dan sunghoon saling melempar tatapan tajam, tapi sayangnya jia tidak tau apa arti tatapan mereka.

"Jia, jangan pergi sendiri! Dimana somi?!" Saat itu juga jay menghampiri jia dan memegang tangannya agar menjauhi sunghoon

"Ah, dia ke kelas duluan"

"Ck, sudah ayo" jay menarik tangan jia untuk pergi dahulu meninggalkan jake dan sunghoon.

"What?" Tanya sunghoon pada jake yang mengepalkan tangannya

"Go way from her" jawab jake

"What if i still don't want" balasnya

"You know the answer sunghoon" ucap Jake

....

Semenjak kejadian tadi jia masi terus memikirkaan ada apa dengan jay, jake, dan juga sunghoon. Apa mereka saling kenal atau apa, kenapa mereka semua terasa tidak saling menyukai keberadaan satu sama lain, jujur jia tidak mau mengikuti masalah mereka namun kenapa jia seperti akan terlibat.

"Jia"

"JUNG JIA!"

Jia langsung sadar saat guru di depannya memanggilnya dengan tegas.
"M-maaf bu"

"Ashh ada apa dengan mu?! Ini giliran mu membagikan alat-alat di lab ini cepat jia" ucapnya

"I-iya bu, maaf sekali lagi"
Jawab jia

Jia lalu mengambil alat-alat praktik, dan membagikannya kepada teman-temannya itu.
Jia menelan ludahnya sendiri saat mulai membagikan kepada heeseung, sunoo dan jake di sana.

Jia melirik sekilas orang yang bernama jake itu, kenapa tatapan itu sangat dingin pada jia apa salah jia padanya. Jia bahkan hanya orang asing yang hanya sekedar tau namanya.

Jia berbalik badan untuk melanjutkan aktivitasnya namun di sayangkan ia tak melihat bahwa di belakangnya ada murid lain yang menyebabkan botol kaca yang ia pegang jatuh beberapa.

"Ah, jia maaf aku enggak sengaja" ucap murid itu

Jia menghela nafas, lalu melirik sekeliling terutama gurunya ia tidak mau mengacaukan kelas praktik kali ini tapi entah mengapa jia pikirannya jadi kacau.

"Tidak apa-apa aku akan bereskan"
Katanya

Jia menunduk, dan membereskan beling-beling itu, namun dengan sigap jay datang membantu.

"Hei jia, duduk saja, biar aku saja" katanya

Jia menggeleng "jangan jay, kau ketua kelas ini juga salah aku"

"Ta–"

"Ahhk"
Dan belum jay selesai bicara tangan jia terluka mengakibatkan sedikit darah dari jarinya keluar

Detik itu juga jay menatap ke arah sunghoon yang menatap tajam jia, bahkan bukan hanya dia, jake dan dua orang temannya itu juga seperti menahan sesuatu.

"Ikut aku"
Saat itu juga jay menarik tangan jia pergi dari lab tersebut keluar

"Ah ada apa dengan anak-anak muda ini" ucap guru tersebut

"Permisi bu, saya izin keluar" ucap sunghoon

....

"J-jay"

Jay tak mendengar ucapan jia, melainkan ia membawanya ke ruang pengobatan sekolah, ia langsung mengambil obat untuk membersihkan luka jia, lalu tidak lupa menempelkan perban kecil.

"Jay, aku baik-baik aja kok kenapa kamu kaya panik gini si?" Tanya jia

Jay tak menjawab melainkan hanya memberikan tatapan dingin.

"Jay, are you okay? Or are you angry I made a mistake?" Tanya jia lagi

"Enggak, kamu gak pernah buat salah jia" jawabnya

"Lalu? Sedari istirahat tadi kamu kaya ketus gitu?"

"Maaf jia, a-aku cuman mau kamu lebih hati-hati" ucap jay dengan kembali menatap jia dengan lembut

Jia tersenyum dan berkata "jay, aku baik-baik aja lagian tenang aja aku juga punya somi kan sahabat aku tenang aja"

"I-iya tapi bahaya bisa datang kapan aja kan, jadi tolong selalu waspada, dan jika ada sesuatu bisa panggil aja aku" kata jay

Jia mengangguk senang, ia beruntung bisa bertemu teman sebaik ini, jia tidak terlalu tau apa sisi belakang jay sebenarnya tapi jia senang saat tau jay setulus ini padanya.

"Thankyou jay" ucap jia

"Ekhemm"
Seseorang berdeham dari arah pintu

"Selesai? Jay dan kau jung jia kembali ke kelas bu kim yang meminta"

Jia terkejut saat melihat jake murid baru itu, ya jia tak boleh berpikir jauh-jauh karena mungkin benar ucapannya bahwa gurunya sendiri yang meminta.

Jay membiarkan Jia pergi dahulu, dan di belakang jay di samping jake saling menatap sekilas.
"Sunghoon?" Tanya jay pada jake yang berharap jake tau maksudnya

"Dia kabur, meminta izin pada guru untuk keluar, dia pasti tak bisa menahan dirinya" jawab jake

Jay menyeringai lalu berkata "ah dia memang selalu begitu, lalu diri mu dan yang lain? Bukankah kalian juga tak bisa menahan diri huh?"

Jake menjawab "jaga ucapan mu
Park Jong-seong! Kami bahkan adalah pangeran dengan kekuasaan tinggi, tidak serendah itu hanya karena sekecil tetes darah" Dengan tegas

"Em, tapi di mata ku kalian semua rendah jake, masih saling suka menuduh, membunuh sesama, bahkan mencurigai. Pantas sunghoon menjadi jatuh dalam kegelapaannya sampai lupa jati dirinya sama seperti kita" ucap jay lalu pergi meninggalkan jake dengab segala kekesalannya.

***

Di sisi lain, di gudang sekolah lebih tepatnya seseorang berteriak keras memegangi kepalanya dan menahan badannya.
Dia Park sunghoon, ia benar-benar ingin darah yang di miliki gadis bermarga Jung itu, namun ia tau ini bukan waktu yang tepat.

Sunghoon menahan dirinya yang merasa panas, dan haus. Ia butuh seseorang lain yang akan menjadi korban untuknya.

~~~

Dark Side || Jake Sim [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang