"Bagaimana?" Tanya heeseung
Jake yang baru kembali memanjat lewat jendela untuk ke kamar jia sehabsi mengantarnya ke rumahnya, kini dia kembali turun meski dirinya jujur sangat khawatir pada jia bahkan sampai jake tak sanggup melihat darah yang mengalir tadi.
"Sudah, kakaknya juga tidak curiga tenang saja" jawabnya lalu menyender di mobilnya itu
"Ah, apa kalian tau dimana dia?" Tanya jake yang mengingat bahwa yang menyakiti jia adalah sunghoon
Jungwon dan niki lalu berdiri di depan jake, dan jungwon menjawab "hutan terdalam sana, dan ya mungkin saja dia akan mencoba membuat portalnya sendiri menuju rumah"
Jake tersenyum remeh dan berkata "ck, dia tidak akan kuat melakukan itu"
"Kekuatannya dengan ku saja tak sepadan apa lagi untuk itu" lanjutnya dengan angkuh
"Jake! Kau tidak bisa meremehkan begitu saja dirinya sekarang. Dia sudah cukup kuat karena telah memisah diri dari kita, dan mengasingkan diri. Entah berlatih atau mendapat dimana, yang jelas sunghoon tak bisa kau kendalikan seperti dulu" ucap jay dengan menatap tajam jake
"Kau takut berhadapan dengan bajingan itu huh?!" Tanya jake dengan menatap remeh jay
"Sudah! Kalian berdua, sunghoon memang akan kalah, tapi kita juga tidak bisa membunuhnya dan bahkan melupakannya, ingat sumpah kalian semua saat penobataan hari itu, mungkin dia bisa memisahkan diri dan pergi, tapi suatu saat dia akan kembali" ucap heeseung
"Atau bahkan saling mencoba membunuh satu sama lain" sahut niki yang diam-diam menggunakan kekuatannya untuk melihat masa yang akan datang meski belum tentu terjadi
"Sudah tetap ingat apa yang kalian ingin lakukan di tempat manusia! Dan jake sesuai apa yang kau minta, Jaga Jung Jia!" Tegas heeseung lalu masuk ke mobilnya di susul oleh sunoo
Jake menghela nafasnya dan bergumam "aku selalu menjaganya"
Jake lalu menatap niki dan jungwon dan berkata "terimakasih, kalian kembali di waktu yang cepat, ikutlag heeseung dan sunoo"
"Iya jake, ini mungkin memang waktunya kami kembali bersama kalian" ucap jungwon
Setelah jungwon dan niki masuk ke mobil.
Jake juga berniat pulang namun melihat jay yang masih menatap rumah jia membuat jake berhenti."Pulanglah! Dia akan baik-baik saja" ucap jake
"Hm, aku tau"
"Hanya saja aku menikmati waktu yang dimana aku sudah sangat meraskaan takdir mu berjalan jake" lanjutnya
"Jadi?" Tanya jake
Jay lalu menggeleng dan berkata "tidak penting, sudahlah"
Lalu beranjak masuk ke mobilnya namun berhenti saat jake berkata "aku mengizinkan mu untuk menjaganya juga jay, tapi tetap ingat kau tak bisa memilikinya"
Setelah berkata itu jake langsung masuk ke mobilnya dan menancap gas kencang, menuju rumahnya.Karena jung jia selalu dan memang menjadi milik ku batin jake
....
Pagi hari ini jia memutuskan untuk tidak masuk sekolah, karena ia merasa badannya sedang tidak baik-baik saja, di pagi tadi pun ia sudah merasakaan pusing.
Maka jia mengirim pesan pada somi untuk mengizinkan dia tidak masuk di hari ini, dan juga mengingat kejadian semalam tentu jia ingat, namun ia sudah merasa lebih tenang dari pada semalam.Clekk
"Oppa?"
"Jia, ini oppa bikinin jia sarapan, nanti jangan lupa setelah sarapan kamu harus minum obat ya, dan bilang kalo masih merasa sakit, oppa akan langsung mengantar mu ke rumahsakit ya" ucap jaehyun dengan menatap adiknya khawatir
"Jaehyun oppa tenanglah, jia sangat baik-baik saja, oppa pergilah bekerja. Jia bisa sendiri, tenang aja" ucap jia berusaha meyakinkan jaehyun
"Benarkah?"
Jia mengangguk dan memeluk sebentar jaehyun dan menjawab "iya"
"Baiklah, tapi selalu kabari oppa ya"
"Siap pak direktur" ucap jia dengan tertawa
Jaehyun tersenyum dan pergi keluar untuk ke kantornya, jia sebagai adiknya tak mau merepotkan kakaknya lagi, dia tau betapa sibuk dan pentingnya jaehyun jia juga sadar bahwa dirinya sudah besar jadi dia bisa melakukan semua sendiri.
***
"Kau kenapa?" Tanya jay yang melihat somi yang terdiam menatapi bangku jia
"Jia... dia sakit, jadi hari ini izin tidak masuk" jawab somi dengan tak semangatnya
"Apa?! Sakit?!"
Namun bukan hanya jay yang kaget melainkan jake yang mendengarnya juga."I-iya jake, jay. Kayaknya karena kemarin itu..." ucap somi
Jake dan jay saling menatap satu sama lain mata mereka benar-benar memancarkan sisi khawatirnya.
Jake ingin beranjak pergi keluar kelas namun jay menahan tangannya dan berbisik "jangan berani kau keluar menjenguknya sekarang"
"Lebih baik nanti, bersama yang lain" lanjutnya
Jake menyeringai dan membalas bisikan itu "aku bisa datang dan tidak kapan saja kau tak perlu mengantur jay" lalu menepis tangan jay secara kasar.
....
Jia merasa membaik ketika kedatangan beberapa teman-temannya tadi sore, termasuk somi dan jay. Setidaknya itu membantu jia agar tidak jenuh dirumah.
Namun kini malam hari beserta hujan yang tiba jia memikirkan dimana jake, kenapa dia tidak ikut menjenguk jia. Entahlah, jia tak mau berpikir negatif jia percaya jake memiliki caranya sendiri untuk membuat jia bahagia.
Jia memutuskan untuk membaca buku sembari duduk di kasur, namun ia di kagetkan dengan suara ketukan dari jendela kamarnya, siapa hujan-hujan begini masuk lewat jendela, jujur jia sedikit takut jadi karena itu jia membawa bukunya ya bisa di bilang sebagai senjata kecil-kecilan.
Jia membuka gorden putihnya itu, namun ia terkejut dan tertawa di waktu bersamaan melihat jake yang ternyata dialah yang memanjat dari jendela dj saat hujan turun di malam hari ini, jia pun dengan cepat membukanya.
"Hey, kamu kenapa datengnya pas begini?" Tanya jia lalu membantu jake masuk
"Ahh, a-aku hanya lebih suka privasi kita berdua" jawabnya dengan menatap jia lekat.
Jia tersenyum tanpa sadar, sudah jia duga jake akan selalu memiliki cara sederhan untuk membahagiakan jia, dan jake senang melihat senyuman yang selalu ada di bibir jia itu.
That smile bati jake
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side || Jake Sim [Enhypen]
FanfictionJung Jia yang memiliki trauma dan ketakutaan sedari umurnya yang masih sangat kecil, yang terus di ganggu, dan diincar semenjak kecil oleh mahluk yang pada zaman kini orang-orang berkata, tidak ada, namun bagaimana jika Jia sendiri selalu merasakann...