27. Keringat di Pagi Hari

2.7K 198 57
                                    

• BOCIL HARAP MINGGIR •

Pagi-pagi sekali, Prilly sudah diberitahu bahwa Ali memanggilnya ke ruangan pria itu. Dalam hati, Prilly bertanya-tanya apakah ia melakukan kesalahan? Sangat tidak biasanya, Ali memanggilnya di pagi buta seperti ini.

Prilly mengetuk pintu ruangan Ali sebentar, ia belum mendapat jawaban sampai akhirnya sebuah tangan menarik tubuhnya masuk ke dalam sana. Prilly berjengit kaget saat tubuhnya melayang. Ia digendong seperti koala oleh Ali. Prilly menepuk bahu Ali kencang membuat pria itu mengaduh.

"Ngagetin aja sih," ujar Prilly kesal.

"Aku merindukanmu," bisik Ali seduktif. Prilly memasang wajah was-was, "Di pagi hari seperti ini?"

Ali menatap Prilly dengan polos, "Kamu tidak merindukanku?" Prilly tidak membalas ucapan Ali, tetapi bibirnya sudah duluan menjawab pertanyaan konyol pria itu. Ia mencium Ali dari atas, karena ia masih berada di gendongan Ali.

Ali membawa Prilly untuk duduk di pangkuannya di kursi kebesaran. Ia menekan tubuh Prilly agar menghimpit ke tubuhnya. Tangannya membuka satu per satu kancing kemeja Prilly disaat mulut mereka masih bertautan satu sama lain.

Tangan Prilly juga ikut beraksi, ia melepaskan dasi yang digunakan Ali. Ia memicingkan matanya saat melihat Ali memakai dasi pemberiannya, "Langsung dipakai?" Ali mengangguk sambil meremas kecil bokong Prilly.

Dengan gerakan sensual, Prilly membuka dua kancing teratas kemeja Ali. Wajah Ali telah berpindah pada lekukan leher mulus Prilly. Hari ini, gadisnya mengikat rambutnya tinggi. Hal itu memudahkan Ali untuk mengecup leher gadis itu.

Prilly mengelus dan menggambar abstrak pada dada Ali. Pria itu merasa bawahnya semakin mengeras, Prilly selalu tau titik kelemahannya. Dengan mata berkabut gairah, Ali meremas dada Prilly dengan kemeja yang masih menempel rapi pada tubuhnya. Hal itu membuat Prilly mendesah nikmat, tubuhnya bergerak gelisah dalam pangkuan Ali.

Ali merasa semakin tersiksa saat bokong Prilly menggesek kemaluannya. "Bie," panggil Ali dengan suara serak. Prilly menatap Ali dengan wajah polosnya, "Lanjutkan, Sayang."

Ali menyerang bibir Prilly lagi, memberikan ciuman yang sangat ganas. Lidahnya membelit lidah Prilly dengan erat, kepala mereka berdua bergerak berlawanan ke kiri dan kanan. Tangannya meremas bokong Prilly dengan gemas. Sedangkan tangan Prilly, entah sejak kapan sudah mengelus bagian luar celana Ali.

Tiba-tiba pintu ruangan Ali terbuka, hal itu membuat mereka terkejut bukan main. Ali langsung mendorong Prilly ke bawah kolong meja. Gadis itu juga sama paniknya dan ia hanya pasrah saat harus bersembunyi di bawah Ali.

"Hai, Kak," sapa Polar dan diikuti Adhara di belakangnya.

"Ekhem, untuk apa kalian kemari?" Tanya Ali dengan nada serak.

"Tumben kamu bertanya, Kak. Kak Ali terlihat sangat berkeringat, apakah ACnya rusak?" Gantian Adhara yang bertanya. Prilly terkikik geli melihat Ali yang kebingungan mencari jawaban.

"Iya, tumben sekali kamu berpakaian tidak rapi seperti itu, Kak." Polar bergerak mendekat ke tempat Ali. Pria itu berteriak dengan keras, "Jangan mendekat!"

Adhara dan Polar saling melempar tatapan bingung, "Apa Kak Ali sakit?" Ali menggeleng sambil mengancingkan kemejanya, "Ekhem, tidak."

Prilly yang berada di bawah Ali menahan tawanya, ia berniat menjahili prianya itu. Tangan Prilly mengelus paha Ali dengan pelan, hal itu membuat Ali mengerang kecil. Pria itu semakin mendorong kursinya dan menghimpit tubuh Prilly di dalam kolong.

Tangan Prilly semakin nakal, ia membuka ikat pinggang Ali sambil mencubit samping paha pria itu. Ali berdesis sambil merapatkan kedua kakinya. Gadis itu semakin puas, ia kembali melanjutkan aksinya. Sekarang, Prilly membuka kancing celana Ali dengan pelan-pelan. Tangannya kembali mengelus sesuatu di balik celana dalam Ali.

BUANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang