"Selamat bergabung, Mrs. Lily Abraham."
"Terima kasih, Mr. Benjiro."
Suara itu...
Ali buru-buru menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Matanya mengerjap pelan saat melihat sosok wanita yang disebut sebagai presiden direktur baru PT. Gemilang Raya.
Lily Abraham?
Tapi, bagaimana mungkin?
Dari segi cara berpakaian, gadis itu memang sangat berbeda jauh dengan gadisnya. Gadisnya selalu memakai kemeja atau blouse berwarna muda, polesan di wajah gadisnya juga tidak pernah setebal ini. Dan senyuman itu, senyuman yang ditampilkan oleh si Lily sangat berbeda dengan senyuman manis nan lembut khas Prilly.
Apakah Aprillia Kasandra memiliki kembaran? Sepertinya tidak. Lalu, bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki kemiripan yang hampir tidak memiliki celah. Hati Ali benar-benar tidak karuan saat ini.
Ingin sekali rasanya Ali menyeret gadis itu keluar dan menanyakan fakta yang sebenarnya. Tetapi, ia tidak mungkin melakukan hal itu mengingat mereka sedang berada di ruang rapat. Ali dan Prilly duduk berhadapan, rapat dibuka oleh Gemilang Raya terlebih dahulu.
Ali melihat sosok Prilly yang begitu berwibawa dan kecantikannya bertambah berkali lipat saat memaparkan hasil perencanaannya. Gadis itu melakukan pendekatan finansial dan memberikan jaminan bahwa Haruka Group akan sejahtera di bawah naungan Gemilang Raya. Sedangkan Ali, memanfaatkan strategi perluasan pasar dan memastikan bahwa Haruka Group akan berkembang semakin pesat di bawah naungan Amarta Buana.
Ali menatap punggung Prilly yang entah mengapa terasa begitu jauh dari jangkauannya, ia seolah tidak mengenali gadisnya itu. Pak Benjiro tersenyum puas saat mendengar ide dari Amarta Buana dan Gemilang Raya yang sangat bagus dan rinci.
"Sejujurnya, saya sangat bingung harus menyerahkan Haruka Group kepada siapa. Karena saya akui bahwa kedua ide kalian sangatlah bagus bahkan mendekati sempurna."
"Untuk itu, saya ingin memberikan tiga bulan tenggat waktu untuk masa percobaan bagi kedua perusahaan untuk meningkatkan performa Haruka Group. Saya sudah tua dan tidak memiliki penerus lagi, kalau pun harus pensiun dari dunia bisnis, saya ingin hasil kerja keras saya tidak jatuh ke tangan yang salah." Ujar Pak Benjiro yang membuat Ali dan Prilly mengangguk mengerti.
"Anda tenang saja, Pak. Saya yang akan langsung mengawasi dan memastikan peningkatan performa Haruka Group." Balas Prilly tersenyum menenangkan. Sedari tadi, Ali sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari gadis di depannya itu. Tetapi, gadis itu seolah menghindari kontak mata dengannya.
Rapat telah berakhir, Prilly hendak beranjak dari kursinya. Namun, suara Ali menginterupsi, "Nona Kasandra?" Panggilnya.
Prilly tersenyum tipis sambil menatap Ali, "Saya adalah bagian dari keluarga Abraham, Sir." Ali menatap Prilly lekat, "Ada yang ingin saya bicarakan kepadamu, ekhem Nona Abraham."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA
Fanfiction"Kamu adalah pelangi dalam buana-ku. Tempat di mana seluruh warna bertitik temu." Aliando Johansa, Presiden Direktur PT. Amarta Buana. Seseorang yang kaku dan serius dalam menjalani kehidupannya. Hidupnya mewah dan keinginannya selalu terpenuhi, tet...