Prilly yang baru pulang dari kantor hanya bisa memijat pelipisnya sambil mengerang kesal saat melihat sekumpulan hadiah yang dikirim oleh seseorang. Ah, tanpa menebak pun Prilly sudah tahu ini pasti ulah pacar sultannya! Semua kotak yang mengisi setengah ruang tamunya itu berasal dari brand ternama di dunia, yang dapat Prilly pastikan tidak kurang dari tiga digit.
"Pril, ini hadiah dari siapa sih?" Tanya Ully bingung. Pasalnya, sejak pagi tadi pintu rumah mereka tidak berhenti diketuk oleh kurir.
"Dari Presdir Prilly, Ma," jawab Prilly lesu. Mata Ully melotot terkejut, "Presdir kamu? Kok bisa baik banget sih dia?" Prilly tersenyum kecil menjawab pertanyaan ibunya.
Pintu rumah mereka diketuk lagi, hal itu membuat Ully menghela napasnya kesal, "Itu pasti hadiah dari Presdir kamu lagi, Pril. Ya Tuhan, orang kaya itu benar-benar membingungkan." Cibir Ully.
Prilly menahan tangan Ully, "Udah, Ma. Biar Prilly yang buka aja pintunya." Ully hanya mengangguk dan membiarkan Prilly untuk membuka pintu rumah mereka. Prilly berjalan ke depan rumah dengan perasaan yang dongkol.
Lihatlah, penampakan siapa yang sedang berdiri sambil memasukkan kedua tangannya pada kantong celana dengan kacamata hitam. Prilly berkacak pinggang, "Kamu telah membuat gaduh seisi rumah!"
"Kalau pacarnya datang itu dipersilakan masuk, bukan malah diomeli, Bie." Ujar Ali tersenyum manis.
Prilly memasang tatapan galak, "Bukankah sudah kuberitahu untuk tidak menghambur-hamburkan uang?! Kamu membuat ruang tamu rumahku sesak dengan barang-barang mahalmu itu. Dan tentunya membuat mamaku kesal karena kurir tidak berhenti berdatangan."
"Aku hanya tidak ingin terlihat buruk di depan calon mertuaku," Ali terkekeh melihat tatapan galak Prilly. Prilly mencebikkan bibirnya, "Kamu sudah berjanji untuk tidak boros."
"Tidak, aku hanya berjanji untuk tidak membelikanmu hal-hal yang diluar batas wajar. Yang aku berikan itu untuk keperluan sehari-harimu, Bie. Dan bukankah aku boleh menghamburkan uang untuk keluargaku?"
"Itu, aku membelikan mobil untuk orang tuamu." Ali mengalihkan pandangannya dan menunjuk sebuah mobil berwarna coklat keabuan yang terparkir manis di depan halaman rumah Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA
Fanfiction"Kamu adalah pelangi dalam buana-ku. Tempat di mana seluruh warna bertitik temu." Aliando Johansa, Presiden Direktur PT. Amarta Buana. Seseorang yang kaku dan serius dalam menjalani kehidupannya. Hidupnya mewah dan keinginannya selalu terpenuhi, tet...