Hari ini adalah hari terakhir Ali dan Prilly berada di Budapest. Kemarin malam tempat yang dinobatkan sebagai kota paling indah di Eropa itu diselimuti salju. Hal itu membuat senyum gadis yang sedang mematut dirinya di cermin tidak bisa berhenti merekah. Selama lima hari di Budapest, Prilly merasakan kebahagiaan yang tak henti-hentinya terjadi.
"Bie." Ali telah memeluk Prilly dari belakang dengan wajah bantalnya. Prilly menoleh sekilas sambil tersenyum simpul, "Masih ngantuk?" Ali mengangguk kecil.
"Kamu tunggu disini sebentar." Tiba-tiba Ali melepaskan pelukannya dan berlari kecil menuju wardrobe hotel. Prilly menatap kepergian Ali dengan pandangan bertanya-tanya. Apa yang ingin dilakukan oleh Ali?
Ali menyembunyikan tangannya di belakang punggung. Ia berjalan mendekat ke arah Prilly sambil tersenyum riang. Kalau kalian ingin melihat Ali tersenyum, maka bawalah Prilly ke hadapannya. Dijamin senyuman tampannya tidak akan luntur dari wajahnya.
"Coba tebak apa yang aku beli?" Tanya Ali sambil menaik turunkan alisnya. Prilly mengendikkan bahunya acuh, "Gak tau deh."
"Ih, Bie. Ayo tebak," lagi dan lagi Ali bersikap sangat manja kepada Prilly. Gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Rolex?"
Ali berdecak dan mengeluarkan sebuah kotak beludru dari balik punggungnya, "Ini untuk kamu, Bie. Coba lihat pasti kamu suka deh."
"Gimana? Bagus 'kan?" Tanya Ali dengan bangga. Prilly hanya mengangguk, "Pasti mahal ya?" Ali menggeleng, "Enggak kok."
"Bohong!" Seru Prilly tidak percaya, "Ayo ngaku, berapa harganya?" Ali tetaplah Ali yang tidak pandai berbohong. "Uhm, hanya tiga digit."
"Tiga digit katamu?!" Prilly menatap Ali dengan syok. Ali mengguncang bahu Prilly yang terlihat melemas, "Itu tidak seberapa kalau dibandingkan dengan rumah, Bie."
"Aku tidak mau menerimanya," Prilly menggeleng dan menolak hadiah pemberian Ali. Tatapan Ali terlihat sedih, "Aku kira semua perempuan akan suka jika dikasih perhiasan seperti ini."
"Aku bukan terlahir dari keluarga yang kaya, aku tau betapa susahnya mencari uang. Jadi, bisa tolong hentikan kebiasaan menghambur-hamburkan uang milikmu? Aku tidak menyukainya." Tegas Prilly jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA
Fanfiction"Kamu adalah pelangi dalam buana-ku. Tempat di mana seluruh warna bertitik temu." Aliando Johansa, Presiden Direktur PT. Amarta Buana. Seseorang yang kaku dan serius dalam menjalani kehidupannya. Hidupnya mewah dan keinginannya selalu terpenuhi, tet...