Prilly berjalan mendekati Ali sambil membawa kue yang bertuliskan 'Happy birthday, Aliando Johansa <3'. Ali menangkap langkah Prilly yang menuju ke arahnya, ia tersenyum sumringah. Sedari tadi, ia berusaha mati-matian untuk tidak mendekap gadisnya itu.
Tamara yang melihat kedatangan Prilly menjadi was-was. Ia bahkan merapatkan diri kepada Ali. Tidak ingin memberi akses lebih pada Prilly untuk mendekati Ali. Dengan langkah pasti, Prilly menyodorkan kue buatannya di depan Ali.
"Kue murahan itu tampak tak layak untuk dimakan," sinis Tamara.
"Dan apa itu? Tulisan love di belakangnya? Sedang berusaha menarik perhatian Ali huh?" Tamara tertawa meremehkan.
Ali menerima kue itu dengan senang hati, tangannya bahkan menggenggam tangan Prilly yang berada di balik tatakan kue. Matanya menyiratkan binar bahagia. Ia tidak peduli dengan ucapan Tamara dan tidak berniat untuk membalas ucapan gadis itu. Tamara yang melihat senyuman manis yang bertengger di bibir keduanya merasa jengkel dan tidak terima.
"Kue itu lebih layak untuk berada di tempat sampah!" Seru Tamara berapi-api. Ia mendorong kue itu ke baju Prilly.
Ali yang terkejut dengan pergerakan tiba-tiba Tamara tentu tidak sigap dan menyebabkan kue Prilly terjatuh ke lantai setelah mengenai gaun biru mudanya. Wajah Prilly tampak pias dan matanya terkunci pada kue yang tergeletak mengenaskan di lantai.
"Dasar wanita iblis! Kau tau hah, Kak Prilly telah menyiapkan kue ini dengan susah payah! Kak Prilly membuatnya berulang kali untuk mendapatkan hasil yang sempurna! Tapi kau malah merusaknya," bentak Polar geram.
Prilly memundurkan langkahnya, ia merasa harga dirinya telah diinjak-injak. Ia dipermalukan di depan banyak orang seperti ini. Ia merasa malu, sangat amat malu. Gaunnya terlihat kotor dengan noda krim kue. Ia merasa menjadi tontontan konyol diantara para anak konglomerat itu.
"Lo." Nada Ali merendah, bahkan sangat rendah.
"Apa yang lo lakuin hah?!" Kali ini, nada Ali meninggi dan terdengar seperti bentakan.
"Cepat minta maaf ke Prilly!" Perintah Ali marah.
Tamara tertawa kecil, "Apa yang kalian lihat dari wanita rendahan sepertinya? Mengapa semua orang terlihat membela dirinya? Dia hanya seorang bawahan dan wanita yang tak tau diri. Ayolah, itu hanya sebuah kue. Jangan berlebihan."
Hati Prilly terluka mendengar kata-kata jahat Tamara. Mungkin benar apa yang disebutkan Tamara tadi, ia adalah perempuan yang tidak tau diri. Perempuan yang terlalu memaksakan diri untuk berada di tengah-tengah manusia yang tidak sekasta dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUANA
Hayran Kurgu"Kamu adalah pelangi dalam buana-ku. Tempat di mana seluruh warna bertitik temu." Aliando Johansa, Presiden Direktur PT. Amarta Buana. Seseorang yang kaku dan serius dalam menjalani kehidupannya. Hidupnya mewah dan keinginannya selalu terpenuhi, tet...