BAB 29 - Tuan Angin Berbusana Putih; Menerjang Badai Angin dari Kehampaan.

57 7 0
                                    

Tanpa sadar, Xie Lian melangkahkan kaki ke depan untuk berdiri di depan San Lang.

"Aku yang paling tahu di mana tempatku berdiri," Xie Lian menjawab.

"Lalu kenapa kau masih tetap berani berdiri di sampingnya?!" Fu Yao berteriak.

"Karena...jika aku berdiri di sampingnya, ularnya tidak mau mendekat." Xie Lian menjawab dengan sungguh-sungguh.

"..."

Mendengar jawaban Xie Lian, San Lang mendegus dan tergelak keras.

Fu Yao, di sini lain, menjadi semakin murung. "KAU—"

Semakin murung dan murung, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sepenuhnya berwarna hitam; bukan hanya wajahnya, tetapi seluruh pemandangan Xie Lian tiba-tiba menggelap ke dalam kegelapan yang begitu suram.

Tirai dan cincin api yang dibuat oleh Fu Yao tiba-tiba dipadamkan sepenuhnya!

Xie Lian mendengar San Lang mencibir dan mengatai 'sampah tidak berguna!' sebelum menggenggam bahu Xie Lian untuk lebih dekat. Tidak lama setelahnya, Xie Lian mendengar rintik hujan deras yang tidak ada hentinya dari atas mereka, tidak ubahnya seperti badai petir yang menghantam payung.

Tidak perlu berkata lebih, pembatas yang menjadi alat pertahanan mereka telah hilang dan hujan ular sekali lagi membanjiri kolong dengan gila. Payung yang terbuka menghalangi hujan tadi, dan Xie Lian dapat mencium bau darah yang begitu anyir dan menyengat. Dia baru akan menyerang, tetapi San Lang menghentikannya.

"Jangan bergerak. Tidak ada hidup rendahan yang berani untuk mendekat."

Nada suaranya penuh dengan rasa percaya diri; kalimat pertama begitu lembut dan hangat, sedangkan kalimat selanjutnya mengandung sebuah keangkuhan. Xie Lian sama sekali tidak khawatir, tetapi mendengar teriakan marah Fu Yao di sisi lain seakan-akan dia sedang dirayapi oleh ular, dia memohon, "San Lang!"

San Lang dengan segera menolak, "Tidak."

Xie Lian tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. "Bagaimana kau tahu apa yang ingin aku katakan?"

"Jangan khawatir terlalu berlebihan, dia tidak bisa mati," San Lang berujar.

Tepat pada saat itu, salah satu teriakan muncul dari wilayah kolong yang berbeda.

"BANYUE! Jika kau ingin aku mati, maka biarkan ular-ular tu menggigit dan membunuhku dengan sekali serang! APA-APAAN INI??"

"Bukan aku!" Banyue menangis.

Sepertinya Ke Mo baru sadar setelah dihajar habis-habisan dan melihat dirinya dikelilingi oleh ular yang tidak dapat dihitung dan meyakini bahwa itu adalah perbuatan Banyue.

"Fu Yao, tidak bisakah kau menyalakan api lain? Lakukan lagi!" Xie Lian berteriak.

Fu Yao menggertakkan gigi. "Makhluk yang ada di sebelahmu membatasi kekuatanku, aku tidak bisa menyalakan apapun!"

Xie Lian tiba-tiba merasa ngeri dan San Lang berujar, "Bukan aku."

"Aku tahu itu bukan dirimu," Xie Lian berujar. "Tetapi justru malah itu yang salah. Baik Banyue dan Ke Mo diikat oleh tali Ikat-Dewa; mereka sama sekali tidak bisa menggunakan kekuatan mereka. Kekuatanku juga sudah berkurang banyak, dan kau juga tidak membatasi kekuatan siapapun; itu artinya, ada orang ke enam di dalam kolong ini?!"

"Kau sudah gila, ya?" Fu Yao marah. "Orang keenam apa? Tidak ada orang lagi yang ke bawah!"

"Siapa di sana?" Banyue tiba-tiba bertanya.

"Banyue, ada apa? Apakah ada seseorang di sana?" Xie Lian bertanya.

"Seseorang—"

Suara Banyue hilang di tengah-tengah; tidak ada yang tahu entah karena bibirnya ditutup agar diam, atau dia kehilangan kesadaran.

[Danmei - Terjemahan] Karunia Para Dewa / Heaven Officials BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang