BAB 44 - Dari Firdaus Menjadi Abu; Kedatangan Kedua Fangxin.

35 7 0
                                    

Buku Satu – Hujan Darah Mengedari Bunga

BAB 44 – Dari Firdaus Menjadi Abu; Kedatangan Kedua Fangxin.

Xie Lian sama sekali tidak mengira jika Shi Qingxuan akan secara tiba-tiba menyalakan api. Dia bahkan sama sekali tidak memiliki waktu untuk menghentikannya sebelum terlambat. Api tadi benar-benar terang dan mengungkap bayangan seorang laki-laki yang berjubah hitam.

Lelaki itu menunduk dalam dengan kepala yang ditahan oleh dinding batu di ujung jalan, wajahnya seputih lembaran kertas, rambutnya acak-adut; tetapi di antara compang-camping penampilannya, ada sepasang mata yang memiliki sebuah determinasi kuat, layaknya es yang terbakar. Sekalipun dia duduk menyilang tanpa seedikitpun ada tanda-tanda ketidaknyamanan, tetapi bau menguar dari darah yang begitu kental di udara mengindikasikan jika dia terluka parah dan sangat jelas jika dia dipenjarakan di sini. Kata-kata 'aku tidak memiliki apapun untuk dikatakan' mungkin karena dia keliru menganggap mereka sebagai orang yang menginterogasinya.

Shi Qingxuan melihat wajahnya dan menjerit. "Itu kau!"

Lelaki tadi juga sama sekali tidak menduga kedatangan orang lain dan sama terkejutnya; dia terlihat jika dia ingin mengatakan 'Itu kau!' juga, tetapi pada akhirnya dia menahan diri. Xie Lian menenangkan Ruoye yang bersiap menyerang.

"Jadi, kalian berdua saling mengenal?"

Setelah melewati berbagai macam rintangan dan akhirnya menemukan seseorang, Shi Qingxuan merasa lega dan baru akan menanggapi ketika lelaki tadi memotong.

Dia bicara dengan nada yang tidak terbantahkan, "Aku tidak mengenalnya."

Shi Qingxuan gusar karena kata-kata tadi dan menunjuknya dengan kipas yang ia bawa. "Apakah sebegitu memalukannya mengenalku? Benar-benar kata-kata yang menyakitkan, Ming-xong(1)! Aku sahabatmu!"

Lelaki tadi kembali enggan mengakui. "Aku tidak memiliki teman yang berlarian dengan busana seperti itu."

"..."

Shi Qingxuan masih mengenakan busana sutra ungu koyaknya, benar-benar...pemandangan yang memalukan. Xie Lian ingin tertawa akan pemikiran bahwa ada seseorang di dunia ini yang benar-benar menggunakan kata 'sahabat seseorang' untuk menvalidasi diri mereka; benar-benar gaya Shi Qingxuan. Tetapi 'Ming-xiong'? Jika dia mengingat dengan benar, dari empat tuan unsur, nama Tuan Bumi adalah Ming Yi.

Xie Lian berujar. "Apa kau adalah Tuan Bumi?"

"Memang dia. Kau pernah bertemu sebelumnya," Shi Qingxuan menjawab.

Xie Lian menatap Ming Yi dan berujar. "Benarkah?" Dia sama sekali tidak ingat kalau dia sudah bertemu sosoknya.

"Pernah," Shi Qingxuan berujar.

"Tidak pernah," Ming Yi membantah.

"Pernah!" Shi Qingxuan berteriak putus atas. "Waktu itu di Lintasan Banyue! Kalian berdua tidak akan mudah selupa itu, 'kan?"

"..."

Melihat wajah Ming Yi berubah dari pucat menjadi suram, Xie Lian akhirnya teringat! Terakhir kali mereka bertemu di Lintasan Banyue, bukankah ada perempuan berbusana hitam di sebelah Shi Qingxuan?!

Hua Cheng sudah mengatakan kepadanya bahwa dia bukanlah Tuan Air, tetapi pasti salah satu tuan dari lima tuan unsur. Seperti yang sudah diduga, Shi Qingxuan bukan hanya bersemangat untuk mengubah wujudnya menjadi perempuan, tetapi dia juga bersemangat untuk menyeret orang lain untuk melakukan hal yang sama. Tidak heran, perempuan berbusana hitam waktu itu terlihat begitu jengkel dan jijik. Dia jadi teringat bagaimana Shi Qingxuan memohon kepadanya untuk 'ikut bersenang-senang', Xie Lian menghela napas, hampir saja, untung saja dia tidak mengalah.

[Danmei - Terjemahan] Karunia Para Dewa / Heaven Officials BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang