BAB 60 - Mutiara Merah yang Hilang;

48 3 0
                                    

Buku Dua – Putra Mahkota Penyenang Dewa

BAB 60 – Mutiara Merah yang Hilang; Tanpa Sengaja Mata Merah Memandang Penuh Dambaan.

Tepat pada saat itu, Feng Xin, yang berlutut di belakang Xie Lian berbicara dengan murung. "Yang Mulia memang sudah mengatakan hal tersebut beberapa hari lalu."

Semua mata menatapnya, dan Feng Xin melanjutkan. "Beberapa waktu lalu, Yang Mulia memikirkan banyak hal tentang bagaimana Upacara Prosesi Surgawi dilaksanakan. Dan kemarin, Yang Mulia tiba-tiba mengungkapkan ide yang luar biasa terkait loncatnya Yang Mulia dari menara untuk mensimulasikan turunnya makhluk surgawi tanpa mengubah hal lain yang sudah ditentukan. Pada waktu itu, Yang Mulia sedang melakukan latihan dan tidak bisa meninggalkan tempat, oleh karena itu Yang Mulia mengirim Mu Qing untuk menyampaikan pesan ke Guoshi untuk memohon izin."

Dia mendongakkan kepala, kilatan marah jelas terlihat di kedua mata. "Mu Qing kembali dan mengatakan kepada Yang Mulia jika Guoshi sudah diberi tahu, jadi Yang Mulia pikir dia sudah mendapat izin sehingga melakukan apa yang dia tampilkan hari ini. Siapa yang tahu jika Guoshi sama sekali tidak tahu, hampir saja mengacaukan acara!"

Para kultivator saling menatap satu sama lain.

Guoshi bertanya, "Siapa yang tahu tentang hal ini?"

Tiga orang Wakil Guoshi menggelengkan kepala, semuanya menyangkal akan tuduhan jika mereka tahu. Guoshi menoleh ke arah Mu Qing, raut wajahnya yang murung berubah menjadi kemurkaan.

"Mu Qing, kau dengan sengaja menyembunyikan informasi?"

Kata-kata dan raut wajahnya sudah sangat menunjukkan jika Guoshi benar-benar percaya jika Mu Qing sengaja mensabotase segala hal yang terjadi. Xie Lian melirik dalam diam pemuda tanpa ekspresi wajah di sampingnya menimbang-nimbang sejenak sebelum berbicara.

"Guoshi, saya rasa ada sebuah kesalahpahaman yang terjadi di sini."

Mendengar ini, Mu Qing mengubah pandangan untuk menatapnya. Tatapannya semakin gelap.

Xie Lian berujar, "Jika dia memang dengan sengaja menyembunyikan informasi, begitu acaranya selesai dan kita menimbang-nimbang apa yang terjadi, tipu dayanya pasti akan ketahuan. Lagi pula, mana mungkin dia bisa kabur tanpa bertanggung jawab. Mu Qing bukanlah orang pandir dengan pemikiran pendek . Dia juga tidak mungkin memiliki taktik rendahan begitu. Lagi pula, dengan Pendekar Bela Diri Penyenang Dewa yang tidak ada, memangnya keuntungan apa yang dimiliki oleh hantu? Tolong dengarkan dia dulu, Guoshi. Baru Guoshi mengambil kesimpulan."

Menyelesaikan pendapatnya, Xie Lian memiringkan kepala. "Ceritakan kepada kami, Mu Qing. Apa yang terjadi?"

Mu Qing menurunkan pandangan dan berujar dengan pelan. "Aku sudah menyampaikan pesan yang Yang Mulia ttipkan kepadaku untuk disampaikan kemarin."

Guoshi mengerutkan kening. "Bukankah kalau memang kau sudah menyampaikannya, kita harusnya tahu? Kapan kau menyampaikan kepada kami?"

"Kemarin, satu jam setelah kelas sore ketika keempat Guoshi tengah beristirahat di Paviliun Sixiang, murid ini berbicara di balik jendela," Mu Qing berujar.

Guoshi menolehkan kepalanya ke ketiga temannya yang terlihat bingung. "Kemarin, setelah kelas sore? Apa yang kita lakukan kemarin?"

Begitu pertanyaan tadi meninggalkan mulut, Guoshi jadi teringat dan wajahnya berubah biru karena canggung. Tiga orang Wakil Guoshi juga berdeham gugup, tanggapan mereka begitu ambigu."

"Bukan hal yang terlalu penting. Hanya...istirahat ya istirahat!"

Melihat bagaimana Guoshi yang terbata-bata, semua orang langsung mengerti.

[Danmei - Terjemahan] Karunia Para Dewa / Heaven Officials BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang