BAB 73 - Bertemu denganmu di Dunia Fana; Menggapai Bunga di bawah Hujan

99 3 1
                                    

Buku Dua – Putra Mahkota Penyenang Dewa

BAB 73 – Bertemu denganmu di Dunia Fana; Menggapai Bunga di bawah Hujan

Xie Lian membuat suara kecil, seolah pikirannya teringat akan sesuatu.

Wajah yang tertutup di bawah lapisan perban mengingatkannya akan anak yang ia temui tiga tahun lalu. Namun, dia masih tidak terlalu yakin. Kalau dipikir secara pesimis, apakah mungkin anak tadi masih hidup setelah kabur dari Gunung Taicang tiga tahun lalu?

Tepat pada saat itu, anak kecil tadi berjalan maju. Kakinya menjinjing sedikit dan lantas menggantikan bunga yang ada di patung lempung dengan bunga yang ada di tangannya. Dari atas mimbar, Xie Lian bisa melihatnya dengan jelas. Kelopak bunga yang ada di tangan anak tadi lebih segar dan lebih lembut. Masing-masing kelopaknya dipenuhi dengan embun. Dari kuat aroma yang berembus, orang-orang pasti langsung akan tahu jika bunganya baru dipetik. Apakah mungkin mengganti bunga dengan yang lebih segar setiap hari menjadi satu-satunya alasan bocah ini mengunjungi kuil sempit yang hampir rubuh ini?

Terlebih lagi, setelah mempersembahkan bunga, anak tadi berdiri di depan patung Putra Mahkota, berbeda dengan orang lain yang dengan keras kepala ingin bersujud. Dia menautkan jari-jarinya, dengan diam berdoa masih sambal berdiri. Rupanya dia benar-benar mengikuti keinginan Xie Lian.

Sudah tiga tahun berlalu. Dari semua hamba yang Xie Lian punya, banyak di antara mereka yang merupakan pejabat, bangsawan, atau nama-nama besar yang terdengar hingga ke negeri seberang, atau bahkan orang-orang berbakat yang bahkan bisa memikat surga. Namun, di antara mereka, Xie Lian merasa, doa yang paling tulis adalah doa yang terpanjat dari anak yang terlihat tidak lebih dari tiga belas tahun ini. Lebih jauh lagi, anak ini mungkin dulunya diusir dari kuil-kuil emas hanya karena bajunya yang rombeng sehingga dia hanya bisa datang ke kuil yang hampir rubuh seperti ini.

Sungguh, pendirian yang tidak dapat dilukiskan.

Tepat pada saat itu, suara kecipak banyak langkah kaki terdengar dari luar kuil. Sekumpulan anak berlari dengan gaduh. Awalnya, Xie Lian mengira mereka hanya akan lewat saja, namun siapa sangka, mereka memutar balik seolah-olah mereka menemukan hal yang luar biasa.

"Wah! Si Buruk Rupa ini diusir lagi!"

Sekalipun sekumpulan anak tadi kurang lebih berusia sama, tetapi setiap satu dari mereka lebih tinggi dari bocah berperban dan terlihat jika orang tua mereka memberi makan mereka dengan baik. Juga, mungkin saja ada hari besar dekat-dekat ini karena mereka semua mengenakan baju baru dan sepatu baru. Mereka bermain dengan muka dan senyum yang polos, jauh dari intensi buruk. Seolah-olah, mereka tidak paham jika "Si Buruk Rupa" adalah kata-kata yang buruk dan sama sekali tidak terbesit di kepala mereka jika hal tersebut bisa menyakiti hati. Mungkin, mereka berpikir jika itu lucu. Bocah berperban tadi mengepalkan tangan, namun kepalan tangannya begitu kecil sehingga sama sekali tidak menakutkan.

Anak-anak yang ada di pintu kembali menjahili, "Eh, Si Buruk Rupa, kau mau tidur di kuil lagi hari ini? Hati-hati, "Ibu"mu akan menghajarmu lagi ketika kau sampai rumah!"

Xie Lian mengerutkan kening. Di balik perbannya, satu mata anak tadi penuh dengan kemarahan.

"Aku tidak punya rumah! Aku tidak punya ibu! Dia bukan ibuku! Keluar! Keluar! Kalau kau berani bicara lagi, aku akan menghajarmu!"

Sayangnya, sekumpulan anak-anak tadi acuh. Mereka menjulurkan lidah mereka dan menantang, "Memangnya kau berani? Awas saja, akan kulaporkan kau ke bapakmu agar kau diberi pelajaran."

Beberapa orang menaikkan alis dan beberapa lainnya mencibir. "Oh iya juga, kau kan tidak punya ibu karena ibumu tidak menginginkan dirimu. Kau tidak punya rumah juga karena keluargamu tidak ada yang menginginkanmu. Makanya kau hanya bisa tidur di kuil yang hampir rubuh ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Danmei - Terjemahan] Karunia Para Dewa / Heaven Officials BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang