BAB 9 - Kuil Kuno yang Terkunci di Gunung; Hutan Mayat Gantung.

52 4 0
                                    

Buku Satu – Hujan Darah Mengedari Bunga

BAB 9 – Kuil Kuno yang Terkunci di Gunung; Hutan Mayat Gantung.

Fu Yao menyadari jika Xiao Ying berada di antara sekumpulan orang-orang tadi dan mengernyitkan dahi. "Kenapa ada perempuan di sini?"

Meskipun nadanya tidak terdengar murka, tetap saja itu tidak enak didengar. Ketika Xiao Ying mendengar Fu Yao bicara, dia menundukkan kepala.

Xie Lian lantas menjelaskan, "Dia khawatir, jadi dia datang untuk melihat."

Fu Yao bertanya kepada yang lain, "Apa kalian datang bersama dia?"

Orang-orang sedikit tidak yakin pada awalnya, namun kemudian mereka menjawab:

"Tidak ingat."

"Lupa."

"Sebentar, ketika kita naik ke atas gunung dia tidak di sini, 'kan?!"

"Intinya aku tidak melihatnya."

"Aku juga."

Xiao Ying dengan sigap menjawab, "Itu karena aku mengikuti kalian diam-diam..."

Si bocah pemimpin langsung memotong kalimat Xiao Ying. "Kenapa kau mengikuti dengan diam-diam? Apa kau merasa bersalah akan sesuatu? Atau kau adalah Hantu Pengantin Laki-laki yang menyamar?"

Dengan tuduhan yang terus diarahkan ke arahnya, orang-orang yang berada di dekat Xiao Ying dengan segera mejauh.

"BUKAN...bukan, aku benar-benar Xiao Ying yang asli!" Xiao Ying menengok ke Xie Lian. "Tuan Muda, kita baru bertemu satu sama lain! Aku membantumu berdandan, membantumu berpakaian..."

Xie Lian, "..."

Orang-orang langsung menatap Xie Lian, dan beberapa mulai saling berbisik. Xie Lian samar-samar mendengar kata, "hobi", "tidak normal", "sangat tidak bisa dipercaya", dia lantas berdeham.

"Ini adalah persyaratan untuk menyalankan misi. Persyaratan. Nan Feng, Fu Yao, kalian..."

Xie Lian menoleh ke arah ke dua dewa muda dan menyadari jika Nan Feng dan Fu Yao memandang mereka dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan di mata mereka setelah cukup lama, kaki mereka berjalan mundur—memberi jarak antara mereka dengan Xie Lian.

Cara mereka memandang Xie Lian susungguhnya membuat Xie Lian merinding. Xie Lian lantas berujar, "...apakah ada yang ingin kalian sampaikan padaku?"

Bagaimana mungkin Xie Lian tahu jika Xiao Ying memiliki bakat yang luar biasa dalam bersolek? Xiao Ying membuat alisnya terbentuk dengan begitu elegan, wajahnya seputih bubuk giok dan bibirnya disentuh dengan begitu bajingan—merah. Jika Xie Lian tidak bersuara, maka dia benar-benar terlihat seperti seorang wanita dewasa yang begitu memesona, lembut dan penuh sopan santun. Penampilan Xie Lian yang seperti ini begitu mengejutkan Nan Feng dan Fu Yao, mereka betul-betul tidak percaya jika Xie Lian bisa begini. Wajahnya masih sama, tetapi mereka benar-benar tidak tahu siapa yang mereka ajak bicara.

Fu Yao menatap Nan Feng. "Apa ada yang ingin kau katakan?"

Nan Feng dengan segera menggelengkan kepala. "Tidak ada."

"...kenapa kalian tidak mengatakan sesuatu," Xie Lian berujar.

Tepat pada saat itu, seseorang dari kelompok tadi mengatakan sesuatu.

"Eh? Ini Kuil Ming Guang?"

"Betulan ada Kuil Ming Guang di gunung ini? Luar biasa, aku tidak pernah melihatnya sebelumnya."

[Danmei - Terjemahan] Karunia Para Dewa / Heaven Officials BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang