BAB 51 - Kebenaran atau Kebohongan; Sulit Membedakan.

36 6 0
                                    

Buku Satu – Hujan Darah Mengedari Bunga

BAB 51 – Kebenaran atau Kebohongan; Sulit Membedakan.

Namun, ketika seluruh topengnya jatuh dan keseluruhan wajah dari Qi Rong terungkap, terlihat cukup jelas jika dia tidak terlalu mirip dengan Xie Lian. Seluruh bentuk hidung, bibir dan rahang bawah mungkin mirip, tetapi alis dan mata mereka lumayan berbeda. Mata milik Xie Lian begitu tenang dan damai. Alis Qi Rong begitu tajam dan tinggi; matanya juga lebih kecil dan lebih sipit. Dia masih seorang pemuda tampan, tetapi semua orang cukup tahu untuk tidak membuat masalah dengan dia cukup dengan melihat wajah. Setelah dihajar sampai berdarah, pada akhirnya dia berhasil membuka mata dan setengah sadar dia menyadari jika seseorang yang tengah memeganginya telah berubah wujud menjadi seorang pemuda berbusana merah. Qi Rong belum pernah melihat wajah asli Hua Cheng, tetapi begitu dia melihat jubah merahnya, dia langsung terkejut dan murka.

"Itu kau. ITU KAU!"

Hua Cheng kembali mengubah wujudnya menjadi wujud aslinya. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Bagaimana Pangeran An Le mati?"

Sebab mata Hua Cheng yang terlihat begitu mengerikan, Xie Lian langsung tergesa ke depan dan menjerit. "San Lang!"

Para manusia dan para hantu sudah pergi dari gua dan Xie Lian berlari ke sampingnya.

"Apa kau tidak apa-apa? Jangan marah, tolong jangan marah, semuanya baik-baik saja. Tenanglah, semuanya baik-baik saja..."

Dengan lembut dia mengusap bahu Hua Cheng beberapa kali, suaranya pun menjadi begitu lembut menenangkan. Ketika Xie Lian masih muda, setiap kali dia marah atau jengkel, orang tuanya selalu mengusap punggungnya seperti ini dan selalu menenangkan Xie Lian dengan suara mereka yang lembut; oleh karena itu, dia menggunakan cara yang sama kepada Hua Cheng. Rupanya, cara tadi lumayan berhasil; sebelumnya, mata Hua Cheng dipenuhi kemarahan, tetapi setelah ditenangkan seperti ini, bibirnya gemetar sejenak dan dia perlahan namun pasti mulai tenang; matanya sekali lagi menjadi jernih.

Melihat hal ini, Xie Lian menghela napas lega. Tetapi kemudian, bahkan sebelum Xie Lian selesai menghela napas, Hua Cheng dengan tangkas menggapai tangannya dan dengan lembut menepuk bahunya sekali.

Tepukan ini membekukan badan Xie Lian dalam sejenak dan membuatnya tertancap di tempat dia berdiri.

Dia sama sekali tidak mempersiapkan diri jika Hua Cheng melakukan sesuatu kepadanya, maka dari itu Hua Cheng dengan sangat mudah melakukan ini. Dia tidak tahu apa yang tengah dicari Hua Cheng, tetapi dia sama sekali tidak khawatir akan dirinya; malah, dia khawatir akan Hua Cheng, dia khawatir jika dia akan kehilangan kendali seperti tadi. Dia baru akan membuka mulut untuk bertanya ketika dia sadar jika dia bukan hanya tidak bisa bergerak, tetapi dia juga tidak bisa berbicara. Dia merasa jika dia terjebak dalam situasi yang sulit.

Qi Rong, di sisi lain, mungkin lemah dalam pertarungan yang menggunakan bogem. Tetapi mulutnya jelas tidak dan dia mulai mengumpat sekalipun dia masih berlumur darah. "Kau ular gila bermata satu! Apa aku membuatmu jengkel karena aku makan di rumahku sendiri?!"

Hua Cheng tersenyum, lantas kembali memukulkan kepala Qi Rong ke tanah sebelum mengangkatnya lagi. "Bagaimana Pangeran An Le mati?"

"Memangnya apa urusuannya denganmu..." Qi Rong menjerit dan Hua Cheng sekali lagi memukulkan kepalanya.

"Bagaimana Pangeran An Le mati?"

Hal ini berulang beberapa kali dan Hua Cheng masih mempertahankan senyumnya yang dingin. Memantulkan kepala Qi Rong layaknya bola; dengan kasar memukulkannya ke tanah lebih dari sepuluh kali. Sekalipun itu kejam, Qi Rong tidak bisa mati dan karena dia tidak bisa mati, itu sangat menyiksa. Bahkan jika tengkoraknya terbuat dari baja, dia tidak akan bisa bertahan dengan siksaan yang seperti ini. Qi Rong akhirnya mengubah nadanya bicara.

[Danmei - Terjemahan] Karunia Para Dewa / Heaven Officials BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang