|Part 28 : Mending balikan sama Rafka|
Problem aku ; suka kamu. Problem kamu; nggak bales-bales perasaanku.
-Sesilia Adisti-_____
Reihan mempercepat langkahnya keluar dari gedung Alexandria High School. Pikirannya tidak tenang. Ia masih memikirkan Sissy yang masih tergelatak tak berdaya di sana. Gadis itu membutuhkan pertolongan sesegera mungkin, tapi kalimat Sissy tadi....
"Leihan suk–su–suka kan sama.... Si–sissy?"
"Buktinya Le–leihan mau nolongin Sissy."
"Kalau Leihan no–no–nolongin.... Sissy.... Itu... Ta–tandanya... Leihan suka Sissy dan mau ja–jadi... Pacal Sissy."
Kalimat itu, ya kalimat itulah penghalangnya. Andai Sissy tidak mengucapkan kalimat itu, mungkin Reihan sekarang sedang menggendongnya masuk ke dalam mobil Reihan, mengendarai mobil dengan cepat menuju rumah sakit.
Tapi gara-gara kalimat itu, dengan bodohnya Reihan malah pergi meninggalkan Sissy yang sedang mati-matian berjuang melawan maut di sana!
Sialan!
Reihan berteriak kesal sambil berhenti berjalan di pinggir lapangan upacara, kebetulan di depannya saat ini ada sebuah pohon mangga.
"Argh!" Teriak Reihan frustasi sambil meninju pohon mangga di depannya dengan keras. Darah segar sampai mengalir di jemari tangan kanan miliknya.
"PENGECUT ANDA, REIHAN RAGANATA! PENGECUTTT ANDA, BABI!"
Reihan meninju lagi pohon mangga itu. Kali ini lebih keras. Tangan kanannya memar dan darah mengalir semakin banyak.
Reihan menghela napas berat. Reihan berbalik badan dan menyandarkan punggungnya pada batang pohon mangga. Kemudian tubuh Reihan merosot, jatuh terduduk di tanah.
Reihan menyandarkan kepalanya sambil mengacak-acak rambutnya penuh emosi. Reihan kalut, mau marah, mau mencekik dirinya sendiri! Akhirnya Reihan menangis.
"Bagaimana keadaan Sissy? Kalau sampai gadis itu kehabisan darah, sepertinya saya memang tidak perlu lagi ada di bumi!"
Reihan cepat-cepat menghapus air matanya. Sissy di sana pasti sedang berjuang melawan maut, dan Reihan sendiri tidak tahu kapan Rafka datang. Bisa saja Sissy meninggal karena kehabisan darah, lagipula di sana tidak ada orang satupun. Harusnya Reihan nggak egois kayak tadi! Harusnya Reihan nggak ninggalin Sissy kayak tadi! Ya, harusnya memang seperti itu!
Reihan memilih bangkit berdiri, ia harus berlari kembali masuk ke dalam gedung dan menolong Sissy. Namun, baru beberapa langkah ia berlari....
Tiba-tiba... langkah Reihan terhenti.
"Nggak Reihan, kamu nggak boleh ke sana. Gimana kalau setelah kamu nolongin dia, terus tiba-tiba dia malah semakin geer dan ngangap kamu suka sama dia. Gimana?" Satu sudut hati Reihan terdengar bersuara.
Reihan terdiam, mematung di tempat.
"Gimana kalau itu terjadi? Kamu nggak maukan dia terlalu berharap sama kamu? Ingat Reihan, kamu nggak akan bisa mewujudkan satupun harapannya. Umur kamu nggak akan lama lagi, kalau dia sama kamu, cerita ini akan berakhir sad ending! Kamu emangnya mau dia nangis-nangis di akhir cerita karena kehilangan kamu? Jadi ya udah. Biarin aja Rafka yang nolongin dia. Biarin dia benci sama kamu, itukan mau kamu dari awal? Ya, di ending nanti, gadis itu harus memilih Rafka, dia nggak boleh sampai milih kamu. Mau kamu itu kan? Kenapa kamu lupa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng Sebelum Tidur
Novela JuvenilMalaikat Jibril pernah berpesan "cintailah siapa yang kamu suka. Tapi ingat, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya." Cerita ini nggak keren, dan dijamin nggak akan bikin kamu bahagia. Ini cuma cerita yang akan membuat perasaanmu kacau. Cuma ceri...