|part 7 : sayonara Reihan|
"Susah suka sama kamu. Kamunya suka ninggalin."
-Sesilia Adisti-_____
"Maaf, saya bilang."
Sissy tercengang saat melihat Reihan tersenyum tipis ke arahnya, dan dengan sangat kaku meminta maaf padanya. Sungguh, kubet kalau ngeden mau lahiran aja nggak sekaku itu.
Melihat Sissy yang cuma menatapnya, Reihan berinisiatif menarik kembali uluran tangannya dan memasukkan satu sachet adem sari yang diulurkan pada Sissy tadi ke dalam saku celananya. Dia pasti akan meminum adem sari pemberian Sissy yang mulai sekarang sudah dibuatkan watermarknya.
"Jangan diliatin aja saya-nya. Dimaafin nggak? Kalau nggak, saya pergi!"
Reihan berbalik badan, bersiap hendak pergi namun tangannya diraih oleh Sissy.
Reihan menoleh, "apa lagi?"
"Jangan pelgi, jangan tinggalin Sissy." kata Sissy, sesenggukan.
Reihan menghela nafas, melepas tangan Sissy pada lengannya.
"Katanya di sini ada hantu." lirih Reihan sambil duduk di sebelah Sissy.
"Katanya nggak mau ngomong sama gadis mulahan?" sindir Sissy sambil menyeka air matanya.
Untuk sesaat Reihan diam. Menghela nafasnya cukup panjang.
"Kenapa Leihan?" tanya Sissy, menoleh ke samping, menatap Reihan.
"Kenapa? Kenapa apanya?" Reihan juga bingung.
"Kenapa Leihan ngatain Sissy mulahan?"
"Kenapa Leihan nyusulin Sissy kesini? Leihan kan nggak pelnah suka sama Sissy?"
"Kenapa Leihan minta maaf?"
"Kenapa Leihan belsikap seolah-olah Leihan peduli sama Sissy?"
"Kenapa Leihan?"
"KENAPA????"
"KENAP––
"Karena Reihan Raganata tidak pernah mau melihat Sesilia Adisti menangis!" sela Reihan cukup cepat.
Sissy terdiam, menahan nafas selama tiga detik. Untuk sesaat, rasanya jantungnya berpacu cukup cepat. Rasa bahagia tiba-tiba menyisiri hatinya. Sissy menatap Reihan, terus memperhatikannya, menatapnya sedalam mungkin. Wajah Reihan keliatan lebih tampan jika dilihat dari samping. Sissy tersenyum.
Setelah mengatakan kalimat tadi, tatapan Reihan fokus ke depan. Reihan yang tidak pernah menceritakan apapun pada orang-orang, kini menceritakan kisahnya pada dirinya sendiri.
"Bukan hanya Sesilia Adisti, tapi Reihan Raganata tidak pernah mau melihat siapapun menangis gara-gara dia."
"Tapi Sesilia Adisti berbeda, dia yang paling banyak saya buat nangis, karena diantara banyaknya warga pemburu lemak lainnya, cuma Sesilia Adisti yang selalu mengajak saya berkomunikasi layaknya manusia pada umumnya. Saya sebenarnya tidak mau buat dia nangis, tapi mau bagaimana lagi, dia terus mendekati saya, hal yang paling tidak saya sukai. Saya terus merasa bersalah, menyalahkan takdir, kenapa saya harus bertemu dengan dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng Sebelum Tidur
Подростковая литератураMalaikat Jibril pernah berpesan "cintailah siapa yang kamu suka. Tapi ingat, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya." Cerita ini nggak keren, dan dijamin nggak akan bikin kamu bahagia. Ini cuma cerita yang akan membuat perasaanmu kacau. Cuma ceri...