|part 15 : Reihan dan amarah Rafka|
"Harga hati itu mahal. Bisa-bisanya dikasih gratis malah disia-siain."
_____
"TAPI SISSY NGGAK BUTUH LAFKA DI SINI. SISSY CUMA BUTUH LEIHAN. LEIHAN DOANG! SISSY BILANG BEGITU, YA BEGITU!"
Rafka terdiam mendengar teriakan Sissy, ia mengambil dua langkah mundur. Rafka menatap Sissy bingung, kemudian Rafka berusaha tersenyum meski ia paksakan.
"Kok kamu ngomong gitu, pacar?"
"YA ABISNYA SISSY CUMA CINTA SAMA LEIHAN. SISSY NGGAK CINTA SAMA LAFKA. SISSY TUH TELPAKSA PACALAN SAMA LAFKA, ITUPUN KALENA IDE PELANGI!"
Sissy mengutarakan semuanya. Cukup sudah, ia sudah muak menjadi pacar Rafka. Dan Rafka harus tahu ini, terserah bagaimana perasaan Rafka setelahnya. Sissy tidak peduli, ia hanya peduli Reihan sekarang dimana. Hanya itu! Itu saja.
"SISSY TUH NGGAK CINTA SAMA LAFKA!" teriak Sissy lagi, jari telunjuknya menunjuk ke arah wajah Rafka.
"NGGAK USAH BELHALAP LEBIH DEH SAMA SISSY!"
Sissy kembali menangis. Ia menatap Rafka dengan tatapan sangat emosional sekali. Sesekali Sissy meremas dadanya, sesak.
"SEKALANG SISSY CUMA PENGEN LEIHAN!"
"UDAH YA LAFKA. KITA PUTUS AJA! SISSY CAPEK!"
Deg!
Lutut Rafka lemas seketika. Rafka menatap Sissy dengan tatapan berkaca-kaca. Rafka sangat tidak percaya, Sissy akan dengan seblak-blakan ini mengatakan semuanya di depan Rafka. Sungguh, Rafka tidak tahu, entah sudut bagian mana dari hatinya yang terluka sekarang. Yang jelas, hatinya sakit. Terlalu sulit untuk dijelaskan bagaimana rasanya.
"NGAPAIN NATAP SISSY KAYAK GITU?" tajam Sissy.
"UDAH SISSY BILANG PUTUS YA PUTUS AJA!"
DUAR! DUAR!
"HUAAAAA!" Sissy berteriak panik, gadis itu segera memeluk Rafka. Bahkan, Rafka sampai harus mundur satu langkah karena pelukan Sissy yang tiba-tiba.
DUAR! DUAR!
Suara petir kembali terdengar bersamaan dengan kilatan cahaya yang muncul dari langit.
Sissy semakin mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Rafka.
"Lafka, Sissy takut. Sissy takut petil." lirih Sissy semakin ketakutan.
Rafka melepas pelukan Sissy.
"Hei, liat aku." kata Rafka sambil menangkupkan wajah Sissy dengan kedua tangannya.
Sissy menatap Rafka, matanya masih bengkak, sisa air matanya pun masih membekas di pipi. Apalagi hidungnya juga memerah. Sissy berharap semoga ingusnya gara-gara menangis tadi tidak menempel di seragam Rafka.
"Jangan takut. Orang takut, nanti imutnya hilang." ucap Rafka tersenyum.
"Benelan kayak gitu, Lafka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng Sebelum Tidur
Fiksi RemajaMalaikat Jibril pernah berpesan "cintailah siapa yang kamu suka. Tapi ingat, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya." Cerita ini nggak keren, dan dijamin nggak akan bikin kamu bahagia. Ini cuma cerita yang akan membuat perasaanmu kacau. Cuma ceri...