|part 11 : don't know what to do without you|
"Tuhan, bagaimana lagi caranya bilang pada-Mu, kalau aku sungguh mencintai salah satu hamba-Mu. Tolong jangan hilangkan dia."
-Sesilia Adisti-
_____
Pesawat itu jatuh. Sissy menyaksikannya sendiri.
Sissy melihat dengan kedua matanya, jelas sekali, bagaimana tubuh Reihan mengapung di atas air laut, bagaimana bentuk badan Reihan yang terluka bahkan wajah tampannya pun tidak terlihat karena saking banyaknya darah yang mengalir di wajah itu. Hidung mancungnya pun tak lagi mancung, sebab sudah patah.
Sissy juga bisa mendengar dengan jelas gumaman Reihan untuk terakhir kalinya.
"Saya tuh nggak suka kamu, Sesilia."
Lalu, Reihan menutup kedua mata. Selamanya!
"ENGGAK! LEIHAN BANGUUUN!"
Sissy terjaga. Dia mengusap wajahnya pelan, nafasnya ngos-ngosan. Sissy menyibakkan selimutnya, merubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Sissy mengacak-acak rambutnya frustasi.
Perasaan Sissy gelisah, kalut, takut, bercampur aduk mencari satu. Deru nafasnya pun tak tenang.
Mimpi itu lagi?
Mimpi buruk itu datang lagi setelah tiga bulan yang lalu. Jika dihitung-hitung, Sissy sudah dua kali memimpikan hal yang sama.
PESAWAT JATUH DAN ADA REIHAN DI DALAMNYA!
Keringat dingin membanjiri sekujur tubuh Sissy, detak jantungnya bertambah kencang, pertanda ia semakin gelisah.
Dengan tangan yang gemetar, perasaan panik yang melanda, Sissy meraih ponselnya di atas nakas di samping tempat tidur. Sissy menghidupkan ponselnya. Jam di layar ponsel menunjukkan pukul dua dini hari. Sissy menekan-nekan ponsel miliknya, mencoba menghubungi seseorang.
Pada panggilan ketiga, orang tersebut mengangkat telpon dari Sissy.
"Assalamualaikum Lafka, Sissy-nya nggak bisa tidul." Sissy langsung menyambar.
Terdengar Rafka yang menguap di seberang sana.
"Waalaikumussalam, aku baru bangun Si. Ada apa?"
"Tadi Sissy mimpi buluk tahu nggak Lafka?" adu Sissy.
"Pasti nggak baca doa sebelum tidur. Mimpi apa sih kamu?"
Mata Sissy mulai berkaca-kaca. Tidak sanggup membayangkan apa yang dilihat dalam mimpinya, membayangkan jika itu memang benar sebuah kenyataan, membayangkan jika Reihan benar-benar pergi, membayangkan jika Reihan Raganata memang bukan takdirnya. Membayangkan semua itu benar-benar membuat ia kesulitan bernafas, rasanya pasokan oksigen tidak tersedia lagi di bumi.
"Ta... Tadi Sissy.... Sissy." Sissy menghentikan ucapannya, mengatur nafasnya, sesak.
"Tadi apa Si? Kamu kenapa? Aku ke sana ya?" Suara Rafka terdengar panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng Sebelum Tidur
Fiksi RemajaMalaikat Jibril pernah berpesan "cintailah siapa yang kamu suka. Tapi ingat, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya." Cerita ini nggak keren, dan dijamin nggak akan bikin kamu bahagia. Ini cuma cerita yang akan membuat perasaanmu kacau. Cuma ceri...