Part 29 : Ter-Reihan Reihan

294 44 72
                                    

|part 29 : Ter-Reihan Reihan|

"Setidaknya kalau nggak bisa dimiliki, tolong gantengnya dikurangi."
-Sesilia Adisti-


Versi Sissy : Setidaknya kalau nggak bisa dimiliki, tolong gantengnya dikurangi, agar Sissy nggak ter-Reihan Reihan lagi.

Versi kamu : isi ya.... (Cuma ganti nama Sissy menjadi nama kamu, dan ganti kata ter-Reihan Reihan menjadi ter-namadoi namadoi)

Selamat membaca, part ini akan lebih menguras emosi. Jadi, pastikan jantung kamu siap.

———

"Maaf Si, masih."

"Ya udah kalau gitu, kita balikan aja!"

Rafka tersentak kaget mendengar perkataan Sissy barusan. Rafka menatap mata Sissy lekat-lekat, mencari kebohongan di sana.

"Hah? Kamu serius mau balikan sama aku?"

"Kenapa halus nanya lagi? Lafka emang nggak senang balikan sama Sissy?" Sissy balik bertanya.

Rafka menghela napas cukup panjang. Ia memegang kedua pundak Sissy, menatap Sissy dengan tatapan hangat.

"Dengerin aku Si. Aku senang kalau kamu mau balikan sama aku, tapi aku bakalan lebih senang kalau lihat kamu senang...." Ucapan Rafka menggantung.

Rafka menghela napas lelah, kemudian menurunkan tangannya dari pundak Sissy.

"Dan aku tahu, kamu cuma senang kalau sama Reihan."

"Tapi Leihan nggak senang kalau ada Sissy." ucap Sissy lemah, ia menundukkan kepalanya.

Rafka diam seribu bahasa. Tidak tahu harus merespon apa. Bingung, mendadak otaknya buntu.

Sementara Sissy, gadis itu terlihat meremas kuat sprei ranjangnya seraya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Ia memejamkan matanya rapat-rapat, bismillah dengan restu mamsi papsi Sissy siap menerima apapun konsekuensi dari keputusan yang ia ambil ini.

Lalu, Sissy membuka matanya. Kepalanya mendongak, menatap Rafka yang masih berdiri di sebelah brankarnya.

"Sissy selius waktu bilang mau balikan sama Lafka. Sissy senang balikan sama Lafka. Jadi apalagi, ayo kita balikan."

Perlahan tapi pasti, kedua sudut bibir Rafka tertarik, membentuk sebuah senyuman yang sangat manis dengan lesung pipi yang ada di sebelah kanan pipinya. Rafka sama sekali tidak menyangka, kalau pada akhirnya dialah yang jatuh sebagai pemenangnya. Pemenang hati Sissy.

Maaf saudara Reihan, anda sudah kalah!

Lebih tepatnya kapal anda sudah karam, sekarang giliran kapal saya yang berlayar.

Benar kata mama, saya mungkin tidak setampan anda. Tapi ingat, nggak semua yang tampan akan keluar sebagai pemenang di mata perempuan. Kalau itu terjadi, lalu untuk apa hati diciptakan?

Rafka terlihat sombong. Kapan lagi kan bisa menyombongkan diri kaya gini? Saingannya Reihan lagi. Yang katanya, ketampanannya itu sudah bersertifikat.

Dongeng Sebelum TidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang