|part 4 : don't touch me!|
"Jangan ganggu saya. Saya hanya ingin hidup tenang seperti manusia lainnya. Saya mau umur yang panjang."
-Reihan Raganata-
______
Reihan menatap Sissy dari kejauhan. Sissy sedang menyapu di lapangan. Orang-orang sekelilingnya sedang sibuk melakukan kerja bakti. Reihan memperhatikan mulut Sissy yang keliatan komat-kamit seperti sedang mengomel, mukanya masam. Reihan terus saja menatap Sissy hingga kejadian kemaren tiba-tiba teringat kembali.
Mundur beberapa jam yang lalu, setelah kejadian Reihan yang sudah membuang adem sari Sissy dan mematahkan bandonya, Reihan juga meninggalkan Sissy di kelas sendirian....
Bel pulang sekolah berbunyi, Reihan yang baru beberapa menit duduk di kursi yang ada di taman belakang pun berdiri dari duduknya. Reihan menutup buku belajarnya.
Reihan segera melangkah menuju kelasnya. Saat Reihan masuk ke dalam kelas, banyak siswa yang sudah pulang, dan tinggal beberapa yang masih membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, bersiap untuk pulang. Reihan berjalan menuju tempat duduknya.
Ketika sampai di tempat duduknya, Reihan terdiam. Mematung seketika. Reihan menatap satu sachet adem sari pemberian Sissy yang tadi dibuangnya dengan sangat kasar, Adem sari itu tergeletak di lantai. Tatapan Reihan beralih pada sebuah bando merah muda, bando itu sudah patah. Dan Reihan juga yang mematahkannya.
Reihan menghela nafas berat. Reihan berjongkok, memungut Adem sari dan bando yang patah itu, memasukkannya ke dalam tas bersamaan dengan buku-bukunya. Reihan menutup kembali resleting tasnya. Reihan kini memakai tasnya. Bersiap untuk pulang.
Di rumah, jam tiga siang....
Reihan berjalan ke kamar kakaknya, Rinda. Reihan mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk." Suara Rinda dari dalam kamar terdengar.
Reihan membuka pintu, dan segera masuk ke dalam kamar. Reihan menghampiri Rinda yang kini sedang makan keripik singkong di atas kasur sambil menonton film di laptopnya.
Reihan duduk di tepi kasur.
"Kak," panggil Reihan pelan.
"Apa?" tanya Rinda tanpa menatap Reihan sebab mata Rinda fokus menatap layar laptopnya.
"Bantuin Reihan." Tho the point, seorang Reihan Raganata tidak pernah suka basa-basi dalam hidupnya.
"Apa?" respon Rinda lagi sambil mencomot satu kripik, lalu memakannya.
"KAK! REIHAN SERIUS!" nada Reihan sudah naik satu oktaf.
Rinda menekan tombol pause di laptopnya, kemudian menoleh pada Reihan.
"Lo emang selalu serius Rei, kapan lo nggak pernah serius?"
Reihan diam.
"Lo mau apa ke sini? Tumben ngajak gue berkomunikasi? Kangen ya sama kakak lo yang cantik ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng Sebelum Tidur
Teen FictionMalaikat Jibril pernah berpesan "cintailah siapa yang kamu suka. Tapi ingat, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya." Cerita ini nggak keren, dan dijamin nggak akan bikin kamu bahagia. Ini cuma cerita yang akan membuat perasaanmu kacau. Cuma ceri...