TMC 2 : DUA

7.3K 1.5K 107
                                    

Sekar berdiri di depan pintu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekar berdiri di depan pintu rumahnya. Padahal pemandangan ya tetangga depan yang sedang bertengkar. Suami istri ini selalu saja bertengkar.

Kapan lagi kan bisa nonton siaran langsung. Apalagi sering terjadi. Tetangga depannya ini memang suka bertengkar. Nanti beberapa jam, romantis-romantisan lagi.

Ia menggaruk pantatnya, hari sudah sore. Tapi Sekar tak kunjung mandi juga. Setelah menggaruk pantatnya, ia menciumnya.

"Hm, pantat gue masih wangi. Gak usah mandi ah!"

Bugh!

Dari arah belakang, Tika memukul punggung belakang Sekar. Menarik telinga gadis itu untuk menyuruhnya masuk.

Suami istri lagi bertengkar malah di tonton bukan di lerai. Sekar menjerit kesakitan pada telinga nya. Ia menepis tangan Tika.

"Apaan sih Tika!" sungut Sekar.

Plak!

Tika menampar mulut Sekar. Berulang kali Tika mengajarkan Sekar memanggilnya "Mbak." Namun gadis itu tetap bandel.

"Jadi perempuan jorok banget sih! Ini udah sore dan lo belum mandi lagi!"

"Pantat gue masih wangi!"

"Pantat sama mandi nggak ada hubungannya. Mandi sono!"

"Ck urusin aja noh kedai lo Tika. Sono! Sono!"

Sekar mengusir Tika dari kamarnya. Mendorong tubuh wanita itu, ia langsung mengunci kamarnya.

Setelah ini yakinlah. Ada gempa berkekuatan dahsyat. Satu... Dua... Ti....

"KUYAAANGG!!" pekik Tika kesal.

Ia mengelus dadanya, meredam emosi yang memuncak setiap hari. Melihat kelakuan keponakan semata kaki busuknya itu.

Harus sabar menghadapi Sekar.

🦋

Di kedai barunya milik Bibi nya. Sekar hanya mengambil orek tempe dan telur saja, ditambah dengan kecap manis yang tak pernah tinggal.

Kedai ini menjual makanan jadi. Dengan harga yang murah meriah.

"Nggak pakai ayam atau rendang daging?" tanya Mia menghampiri Sekar.

"Kolesterol," jawab Sekar dan melahap makanannya.

Arjuna dan Fathur sedang mencuci piring di belakang. Pelanggan hari pertama lumayan ramai. Karyawan pabrik saja, rata-rata karyawan pabrik itu sangat menyeramkan. Layaknya preman pasar saja.

Mia berlabuh dalam lagu-lagu K-Pop kesukaannya. Pak Wisnu menghampiri Sekar yang sedang makan.

"Mau Pak?" tawar Sekar.

"Nggak perlu. Saya boleh minta tolong?" tanya Pak Wisnu.

"Tolong apa Pak?"

"Ini masukkan nomor ponsel ini ke ponsel saya dong."

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang