TMC 17 : TUJUH BELAS

4.3K 1.1K 64
                                    

"PAKET!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PAKET!!"

Ia berdecak sebal, turun dari kasurnya dan keluar kamar. Membuka pintu dan memperlihatkan Kang paket lagi.

"Sekar nggak mesan," ucap gadis itu.

"Saya ditugaskan mengantarkannya saja. Tanda tangan disini."

Sekar pun menandatangani paket itu. Tukang paket pun berpamitan, Sekar menutup pintu.

Melihat setiap sudut paket itu, tidak ada nama pengirim disana. Selalu saja rahasia. Apa jangan-jangan ini dari Gading lagi.

"Gading kenapa sih! Gue bilang gue nggak mau!"

Ia pun masuk ke dalam kamarnya dan membuka isi paket itu dengan gunting. Di dalamnya berisikan sepatu bewarna hitam untuk sekolah.

"Dari siapa?" tanya Tika di ambang pintu sembari melipat tangannya di depan dada.

"Gading kali!"

"Sepatu lo rusak?"

Sekar mengangguk.

"Simpan aja sepatu itu. Gue masih mampu beliin lo sepatu, udah cukup ngerepotin Gading. Harus syukur sekolah dibayarin dia."

"Iya Tika! Gue simpan."

Sekar pun menyimpan sepatu itu di rak dekat meja belajarnya. Disana ada dua botol parfum yang dibelikan Gading juga. Ia sama sekali tidak memakainya.

"Nanti parfum sama sepatu balikin ke Gading. Ayo rapat," ajak Tika dan berjalan duluan.

Selama ia masih mampu mengurus keponakannya, kenapa harus orang lain? Gading memang malaikat bagi keluarga Tika dan Sekar.

Tanpa bantuan Gading, mungkin Sekar dan ia tak punya tempat tinggal sekarang.

Tentang asal-usul Gading, Tika tidak tau. Ia juga tak mau tau masalah itu, cukup Sekar saja yang tau.

🦋

Di ruang rapat malam ini. Mereka berunding untuk menyusun rencana, beberapa kasus terkait dengan pekerjaan mereka sekarang.

Arjuna mendorong mading sampai ke hadapan Raditya. Polisi itu akan menjelaskan detail mengenai kematian Kharisma, pekerja Juano.

Di ruangan ini ada Sekar, Tika, Pak Wisnu, Arjuna, Fathur, Raditya, dan Mia. Anggota TMC ada delapan, satu anggota masih di rahasia kan dulu.

"Beberapa luka lebam di tubuh Kharisma. Seperti disini dan disini, ini adalah luka cambukan."

"Tembakan di dadanya menembus jantung. Tak sampai sana, ternyata sebelumnya ada tembakan di bagian perut."

"Ini seperti tembakan lama yang membekas."

"Kharisma sempat meregangkan nyawa nya. Tapi si pelaku tak ingin Kharisma mati begitu saja, karena penyiksaan nya belum puas."

"Kharisma adalah pekerja di Osteria Club, milik Juano."

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang