TMC 5 : LIMA

4.8K 1.2K 52
                                    

Sekar hanya berdiam diri di taman sekolah yang lumayan luas ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekar hanya berdiam diri di taman sekolah yang lumayan luas ini. Ia menghapus jejak air matanya.

Cengeng sekali, ia tak boleh cengeng seperti ini. Harus bisa tetap kuat, namanya juga orang dari kalangan bawah. Ya kalo dihina harus terima.

"Sekar, udah jangan nangis," bujuk Lusiana mengelus punggung belakang Sekar.

"Gue nggak nangis!" alibi Sekar.

"Omongan Sambara pedas banget!" ujar Aliya.

"Nggak usah dekat gue! Gue bau," kata Sekar mendorong Lusiana dan Aliya.

"Aww! Lo nggak bau anjir! Nih! Nih!" Lusiana mencium aroma tubuh Sekar.

Gadis itu berusaha mengelak. Aliya juga melakukan hal yang sama pada Sekar. Sebagai sahabat Sekar, Lusiana dan Aliya tetap membela sahabatnya.

Biarpun yang dikatakan Sambara itu benar. Tapi, mereka sudah menyatu.

"Gue beliin sepatu baru mau?" tawar Aliya.

Sekar mendelik Aliya tajam. Ia tak suka di tawar begitu.

"Mending kalian nggak usah berteman sama gue deh. Soalnya gue nyusahin! Sepatu aja gue nggak mampu beli!"

Sekar beranjak dan pergi dari sana. Lusiana memukul lengan Aliya dengan kasar.

"Lo kek binatang banget ya!" maki Lusiana memukul lengan Aliya.

"Aww! Niat gue baik!"

"Niat lo baik! Tapi menurut Sekar itu suatu penghinaan bagi dia! Kita bukan baru sahabatan sama Sekar! Udah lama!"

"Iya maaf. Otak gue rada miring!" Aliya merasa bersalah.

"Gue mau nanya!"

Aliya dan Lusiana yang sedang berbicara langsung menoleh ke sumber suara.

Ia terkejut di hadapannya ini. Mereka tak salah lihat kan? Aliya dan Lusiana saling pandang, kemudian memandangi lawan bicaranya tadi.

"Nanya apa?" tanya Lusiana dengan nada jengkel.

🦋

Sekar pulang sekolah dengan berjalan kaki. Hari ini tak spesial. Tak apalah, mungkin hari esok lebih spesial.

Ia berusaha tersenyum, saat melewati toko parfum. Sekar sempat berhenti. Ia memandangi toko itu dari luar kaca.

"Masuk dulu Kak, kami lagi ada promo untuk parfumnya," ajak pelayan dengan ramah.

"Nggak usah deh," tolak Sekar yang merasa minder.

"Nggak papa masuk dulu Kak. Mau lihat-lihat atau nyobain parfum juga boleh. Masuk ya Kak."

Karena paksaan, akhirnya Sekar mau masuk ke dalam. Pelayan menawarkan parfum yang boleh Sekar coba.

Ia melihat parfum dengan botol kaca bewarna merah muda dan mencium aroma nya yang sangat wangi. Menyemprotkan pada bajunya, untuk mencium aroma wanginya.

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang