TMC 7 : TUJUH

4.8K 1.2K 73
                                    

Sekar terlalu bergantung pada Sambara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekar terlalu bergantung pada Sambara. Bukan ia tak mau menerima pemberian sahabatnya ataupun orang lain.

Ia terlalu suka meminta pada Sambara. Layaknya pengemis saja. Kalo minta pada Sambara itu, kayak berbeda aja gitu. Kayak minta sama suami sendiri.

Sekar tersenyum malu. Ia memukul-mukul di udara.

"Jantung gue berdebar lagi," ujar Sekar memegangi dadanya.

Salahkan Sambara kenapa selalu stok kaos kaki begitu banyak di dalam laci. Sekar tentu tau, ia pernah buka laci Sambara. Memang tak sopan sih.

Sekar masuk ke dalam kamar Tika. Meminta parfum milik wanita itu.

"Elah, minyak wangi lo mana?" tanya Tika.

"Habis Tika. Gue takut badan gue bau lagi."

"Sekar, minyak wangi harganya cuman belasan ribu yang lo pakai. Bisa beli sendiri kan?"

"Makanya Tika ngasi uang jajan jangan dua puluh ribu buat seminggu! Noh sepatu gue udah kucel!"

"Masih bisa dipakai!" ujar Tika.

"Yasudahlah, gue pamit!"

Sekar menyalami punggung tangan Tika. Wanita itu terkejut bukan main, bahkan ia menganga lebar.

Itu tadi benaran Sekar kan? Keponakan semata kakinya? Tumben salam tangan, biasanya di omel dulu baru pergi sekolah.

Bahkan Sekar tak memakai parfum dari Gading. Kalo pemberian Sambara sih auto di pakai, kan nggak lama lagi jadi suami.

🦋

Iwak datang bersama Faisal menggunakan motor yang sama. Mereka boncengan, rumah mereka juga berdekatan. Tetangga lebih tepatnya.

"Cewek," goda Iwak saat melihat seorang gadis memasuki gerbang sekolah.

"Gue tau kecantikan gue bikin kalian klepek-klepek, tapi maaf. Ada hati yang harus gue jaga."

"Alah, omongan lo setinggi langit!" ejek Faisal.

Sekar menghampiri Iwak dan Faisal. Mereka bertos ria, tak lama Lusiana dan Aliya juga datang.

"Mau kemana lo?" tanya Aliya.

"Rencana mau ke ruang OSIS," jawab Sekar.

"Sekar, tanpa lo sadari lo menyakiti diri lo sendiri."

Lusiana mengangguk, membenarkan perkataan Aliya tadi.

"Jangan memaksa seseorang untuk mencintai lo," sambung Lusiana.

Tiba-tiba Sekar memegangi dadanya. Ah disana terasa perih sekali mendengar perkataan Aliya dan Lusiana.

"Abaikan dua anak kunyuk ini! Udah kejar aja Sambara, gue yakin perlahan es itu mencair," bela Faisal menjulurkan lidahnya mengejek pada Aliya dan Lusiana.

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang